chapter 9

667 101 2
                                    

"kamu ini harus bersikap anggun" Protes Ino yang melihat kebiasaan buruk Sakura tidak kunjung hilang ia akan menyandang gelar sebagai nyonya uchiha jadi ia harus bersikap anggun.

Sebenarnya tidak tau pasti apakah itu syarat utama untuk menjadi bagian dari keluarga Uchiha atau tidak tapi orang-orang salalu berfikir keluarga mereka adalah keluarga yang sangat menjunjung tinggi perilaku termasuk perilaku para wanita keluarga Uchiha yang selalu bersikap sopan dan anggun.

Setelah kembalinya Sakura di Jepang yang disambut akan kehadiran dua sahabatnya yang tiba-tiba menginap di rumah itu tidak henti-hentinya menanyakan perihal kenapa ia bisa pergi ke London berdua bersama Sasuke dan kenapa mereka tiba-tiba bisa saling mengenal yang bahkan sebelumnya mereka tidak pernah ketemu. Namun terjawablah sudah tumpukan pertanyaan yang sahabatnya berikan semalam dan mengakibatkan mereka kedua sahabatnya tidak bisa percaya jika Sakura sahabat pink-nya sudah dijodohkan oleh kedua orang tua mereka.

Sebenarnya sampai saat ini Ino belum percaya sahabat musim seminya ini akan menjadi istri sah dari uchiha Sasuke yang terkenal dengan ketampanannya itu, dulu Ino sempat mengaguminya dan ia berhenti mengagumi uchiha Sasuke saat ia menginjak usia 20 tahun dan mulai menjalin cinta dengan seorang pria bermarga Simurai. Karena hal itulah Ino belum mempercayai Sakura akan menjadi wanita dari uchiha Sasuke

"Hei, pig kamu sedang melamuni apa?" Tanya Hinata sambil mengagetkannya.

"Hei kamu katarak, apa kamu senang melihat ku jantungan, hah?!" Ino terus mengomel sambil mengelus dadanya yang berdebar kencang

"Hahaha. Sudah sudah kalian berdua" Sakura yang melihat perdebatan antara kedua sahabatnya tergelagak saat mendengar bully-an yang Ino lontarkan pada Hinata.

"Kalian asik sekali"

Dari arah pintu kamar Sakura terlihat Mebuki Ibu Sakura tengah berjalan kearah mereka sambil membawa nampan yang berisi jus dan makanan kecil

"Ah, Bibi tidak usah repot-repot" Hinata berdiri dari duduknya dan menghampiri Mebuki dan mengambil alih nampan yang dibawa Mebuki.

"Tidak apa-apa, Bibi tidak merasa direpotan, lagipula kalian jarang juga nginap di sini" Setelah Mebuki menyerahkan nampannya ia duduk di kasur Sakura

"Saku, apa kamu lupa hari ini mau kemana?" Tanya Mebuki.

"Mmm, apa memangnya?" Sakura tidak mengerti apa maksud yang Ibu-nya bicarakan.

"Hari ini kan kamu Fitting baju pertunangan?" Ucap Mebuki sambil menjewer kuping putri kesayangannya.

"Aaaaa. Aku tidak mau!" Ucap Sakura sambil mengelus-elus kupingnya yang terasa nyeri akibat jeweran Ibu-nya.

"Ayolah saku, kami akan menemani mu iyakan Hinata?" Hinata yang sedang asik menikmati cemilan yang Mebuki berikan sontak tersedak saat Ino menyebut namanya.

"Huk... Huk..."

"Iss, kamu ini makan dengan benar, minum ini" Mebuki mengelus-elus pundak Hinata

"Pelan-pelan" Mebuki terus memperingati Hinata.

Setelah tegukan terakhir tandas Hinata langsung melirik kearah Ino tajam.

"Apa?" Ino yang ditatap Hinata berpura-pura tidak tahu apa-apa "Iya iya aku minta maaf"

"Sudah, lebih baik kalian bersiap untuk pergi ke butik" Setelah itu Mebuki meninggalkan kamar putrinya.

"Ayo saku, sekalian kita pergi ke mall" Seru Ino yang sudah tidak sabar untuk berbelanja

______

Brakk

Suara pintu dibuka kasar oleh seorang pria yang berperawakan tinggi dan tampan. Ia menghampiri pria yang berada di dalam ruangan tersebut. Sang pria pemilik ruangan tersebut tidak memperdulikan pengganggu yang masuk dengan paksa walau penjaga sudah melarangnya. Seakan tidak terjadi apa-apa sang pemilik ruangan tetap tenang dan duduk santai di meja kebesarannya.

Cinta Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang