CHAPTER 15 : Lulus!

470 79 16
                                    

[A. R. T. S]

Cekrek!

Ni-ki menurunkan kameranya dan mengecek hasil gambar yang ia ambil. Diam-diam dirinya memotret pemuda bertubuh mungil yang masih sibuk menyelesaikan tugasnya sebagai panitia kelulusan.

Sesaat kemudian, tepukan halus mendarat ringan di atas bahunya. "Ni-ki, kau melihat Jay tidak?" tanya Jake sembari menyapu satu-persatu rupa disekelilingnya. Pasalnya batang hidung Jay belum juga nampak usai pengumuman peringkat terbaik satu sekolah dan orang yang mendapatkan nilai mendekati sempurna tersebut ialah Jake.

Beruntung seluruh kegiatan telah selesai, bahkan ayah Shim sudah pamit untuk pulang lebih dulu. Tinggal beberapa kelompok orang yang tengah mengabadikan kenangan secara singkat di lapangan maupun aula utama.

"Hm? Tidak," bocah itu menjawab tanpa melepas pandangannya yang sudah terbelenggu pada seorang Park Sunoo.

Kalau boleh jujur, kehadiran Ni-ki disini tidaklah penting. Mengingat hari ini merupakan pelepasan siswa-siswi kelas akhir, seharusnya pemuda Jepang itu sedang bersantai dan menikmati waktu senggangnya, namun entah karena apa ia memilih untuk mengorbankan masa luangnya.

Sekilas melirik, sebelum netranya berakhir memerangkap siluet Jay yang sedang menggerakkan kursi roda Jungwon tak jauh dari lokasinya berdiri.  Sejenak, Jake mengurungkan niatnya untuk menghampiri pasangan itu. Terlihat lucu sekali akan bagaimana alis Jay yang bertaut karena kefokusannya dalam menjaga sang kekasih.

Dilihat dari sisi Jay, Jungwon tampak memekik girang hingga mengundang atensi penuh yang lebih tua. "Kak Jeyi, itu ada Kak Jake!" 

"Mau ke sana?"

Pipi semu Jungwon yang menaik dapat menjadi bukti bahwa pemuda itu setuju. Ia kembali berucap sembari memerhatikan tungkainya, "Aku ingin berjalan,"

Disentuhnya pucuk kepala yang lebih muda, "Yakin kakimu sudah kuat?" dan sebuah anggukan sungguh-sungguh menjadi responnya, 

Lantas, Jay berkata lirih, "Awas, hati-hati," ia menuntun Jungwon untuk bangkit tanpa terburu hingga sedikit demi sedikit pijakan mereka lewati, namun karena kehilangan keseimbangan, Jungwon nyaris terjatuh kalau saja seulur tangan tak membantu menopang lengannya.

"Kak Sung..." 

Ucapan Jungwon terputus kala Jay menyelipkan pergelangan tangannya di perpotongan betis dan punggung sempit yang lebih muda sampai cekalan Sunghoon padanya terlepas.

Helaan napas lega keluar dari bilah bibir Jay, "Ya Tuhan, hampir saja... Terima kasih Hoon," 

Tanpa sepatah kata lagi, Jay kembali membawa Jungwon dan meletakkannya di atas kursi roda, membuat kekasih lucunya menurunkan kalungan eratnya dari leher sang dominan.

"Mn," Sunghoon berdaham seraya mengedarkan amatannya pada sekitar hingga Jake hadir dengan menubruk dada bidangnya disertai napas tersengal-sengal.

"Jungwon, apa ada yang sakit?" yang di tanya menggeleng, anak itu lanjut menelisik mata elang yang tak kunjung menatapnya.

Ia menarik-narik ujung seragam Jay, "Maaf," cicitnya halus. 

Mendengar itu, Jay berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan posisi Jungwon yang terduduk. Kecupan lembut ia berikan di pelipis pemuda Yang. 

"Aku khawatir dan kau tau itu Sayang,"  memastikan senyum Jungwon merekah, Jay mengusak surainya lalu beranjak.

Tiba-tiba saja, bunyi jepretan kamera memecah suasana keempatnya.

Cekrek!

Bunyi jepretan kamera memecah suasana keempatnya.

Sunghoon sedikit mengerjap dan berkerut saat terkena blitz. Sialan sekali bocah ini, umpatnya dalam hati pada perawakan semampai yang tak lain dan tak bukan adalah sosok yang mengunjungi kediamannya beberapa hari lalu.

Aksara Rasa Tanpa Suara [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang