CHAPTER 28 : Informasi

367 43 54
                                    

[A. R. T. S]

"Dan rintik pun akan binasa jikalau hujan mampu eluhkan tentang perihnya ia terjatuh."

...

Jake tidak mengucapkan apapun dan lebih memilih membenamkan diri ke dalam dekapan Sunghoon-nya.

Kalau ini sekedar mimpi, tolong bangunkan Jake disaat semuanya sudah lebih baik, ya? Karena ia ingin menetap disini selama yang ia bisa, walau hanya sementara.

...

"Jake? Apa yang sakit?"

Sunghoon yang dilanda akan kecemasan mengguncang pundak Jake yang kesulitan mengais udara, bahkan tubuh mungil itu sedikit mengejang karenanya.

"A-aku... Ugh!" rakungannya tercekat seiring rungunya menjadi tuli. Rasanya sesak bak ditenggelamkan. Ia berusaha bernapas dengan memukul-mukul dadanya. Jake bahkan sesekali memegangi lehernya sendiri.

Lantas, Sunghoon mengangkat separuh tubuh sang kekasih ke atas pahanya. Memangku agar tak sukar ia jangkau. Tidak jarang pula kepala Jake mendongak dan tersentak kebelakang.

"Jake, Bertahanlah!"

Tiada daya untuk meronta, figur Sunghoon yang berupaya meraih dirinya justru kian memudar. Meninggalkan bercak kehitaman dalam pandangannya.

"Sunghoon... Tidak, jangan tinggalkan aku lagi, SUNGHOON!"
teriaknya menggema di ruang hampa.

Saat mencoba membuka mata, ia bisa merasakan tumpukan baju dengan aroma masam menguar darinya. Sesegera mungkin Jake menyingkirkan karena tidak tahan lagi. Ia pun melihat ibunya yang sudah melipat tangan sambil memasang raut tak bersahabat. Astaga, kenapa wanita ini kembali dengan cepat.

"Apa Tuan Putri ini tidur dengan nyenyak hm?" ibu Shim mengubah mimiknya seramah yang dia bisa. Seketika tubuh Jake meremang begitu mudahnya.

Kala dagunya akan disentuh, Jake ingin memundurkan diri sejauh mungkin, namun kedua sisi kepalanya sudah lebih dulu dicengkram erat.

"Oh, rupanya anak manis ini ketakukan. Maafkan aku, sekarang kau bisa lihat sudah jam berapa, Sayangku?" tanya ibu Shim sembari menolehkan kepala sang putra ke putaran waktu yang terpajang. Tak lupa dengan penekanan disetiap kata, mengimbangi tarikan kuat pada helai rambutnya.

Jarum yang menunjukkan pukul nyaris tengah malam membuat Jake meringis mengingat dirinya terlelap dari siang hari hingga lewat petang.

"Aku rasa, kau terlalu dibebaskan ketika aku pergi. Menjadi sangat pemalas dan semakin tidak berguna. Kalau tidak bisa menghasilkan uang ya minimal membersihkan rumah. Tidak hanya tidur saja kerjaannya. Sekarang juga cuci seluruh pakaian kotor ini!"

Jake memijat pangkal hidungnya, fakta bila kembalinya Sunghoon hanyalah sebatas bunga tidur masih setia mengguncangnya.

"Apa yang kau tunggu, sana bereskan!"

Pemuda Shim itu mengumpulkan beberapa potong baju yang terjatuh lalu ia bebankan di tangan kiri, melewati ibunya begitu saja tanpa ada niat memanjangkan pembicaraan. Dirinya menuruni tangga menuju tempat mencuci baju.

Ditengah aktivitasnya mengeringkan pakaian, dahaganya terasa amat kering juga perutnya yang kosong karena tak kunjung terisi. Namun apa peduli, yang terpenting pekerjaannya bisa selesai secepatnya dan dirinya kembali beristirahat dengan damai tanpa ocehan ibunya yang mengacau.

Aksara Rasa Tanpa Suara [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang