Allen mulai larut dalam kantuknya ketika suara berderap terdengar di lorong kamar rumah sakit itu. Matanya terbuka, bersamaan dengan sosok Serim, yang acak-acakan dengan rambut berantakan, dasi dilonggarkan seadanya dan mata yang menatap tajam. Setengah panik.
Dengan menahan geli, Allen menatap Serim yang sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat Allen berbaring, ketika pada akhirnya mata mereka bertatapan, seulas senyum tampak di mata mereka.
Senyum yang sama yang selalu mereka bagi ketika mereka bertatapan, bahkan sejak 4 tahun yang lalu di hari pernikahan mereka.
"Aku pikir aku terlambat," Serim mengusapkan jemari di rambutnya yang berantakan. "Mereka menelepon kantor dan bilang kau di bawa ke rumah sakit karena sudah kontraksi, aku tadi ke sekolah Taeyoung dulu baru kesini."
Allen tersenyum, menatap perutnya yang membuncit. "Belum Serim, kata dokter aku harus menunggu sebentar lagi."
Serim mendesah melangkah masuk, dan duduk di tepi ranjang, digenggamnya tangan Allen penuh kasih.
"Aku panik," matanya menatap Allen cemas, "Bagaimana rasanya sayang? Apakah kau sakit? Apakah kau merasa nyaman?"
Allen mengangguk sambil membalas remasan jemari Serim, kemudian seperti menyadari sesuatu, tatapannya melirik ke belakang punggung Serim.
"Dimana Taeyoung?"
Dengan senyum dikulum, Serim ikut menoleh ke arah pintu.
"Tertahan di pintu seperti biasanya. Suster-suster sibuk mengagumi dan mengerubunginya. Meskipun masih kecil sepertinya dia menikmati banyaknya perhatian dari orang-orang itu," Alis Serim tampak berkerut bersungguh-sungguh ketika mengucapkan kata-kata itu sehingga Allen terkekeh geli.
"Mungkin karena dia putra Park Serim, seorang playboy sejati." canda Allen sambil menahan tawa.
Allen menatap suaminya dengan penuh perasaan sayang. Selama 4 tahun perkawinan mereka, cintanya kepada suaminya semakin dan semakin dalam.
Oh... Serim memang tidak berubah, dia masih lelaki yang sama, yang arogan dan keras kepala dengan mata elang menyala ketika marah. Tetapi lelaki itu sekaligus berubah menjadi lembut dan... banyak tertawa.
Pada awal mulanya Serim masih membatasi diri, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi batasan di antara mereka. Serim ternyata bisa menjadi suami yang begitu penyayang dan lembut, membuat Allen merasa menjadi isteri yang luar biasa bahagia dan dicintai.
Mendengar perkataan Allen, Serim cemberut meskipun ada senyum menari-nari di matanya. Dikecupnya jemari Allen lalu metanya mendongak, menatap nakal.
"Palyboy sejati yang akhirnya tunduk di bawah kuasa nyonya Park yang mempesona." godanya setengah berbisik.
Pipi Allen memerah, dalam kondisi hamil sembilan bulan, dia tampak cantik dan berisi, apalagi dengan pipi merona yang begitu menggoda.
Tatapan Serim meredup penuh arti, "Dan sekarang nyonya Park yang cantik, mengingat sudah cukup lama aku tidak menyentuhmu, maukah kau setidaknya memberikan kecupan dibibir suamimu yang merana ini?" tambahnya nakal.
Pipi Allen semakin terasa panas oleh godaan Serim itu, dan rupanya hal itu membuat Serim gemas. Dengan lembut disentuhnya dagu Allen, di dekatkan nya bibirnya ke bibir ranum Allen yang sedikit membuka, menanti.
Napasnya mulai terengah, ah... Betapa manisnya ciuman ini... Serim amat rindu merasakan bibir mereka berpadu dalam tautan panas yang.....
Suara berdehem keras membuat bibir mereka yang hampir bersentuhan menjauh seketika. Serim mengumpat pelan, sedangkan Allen menoleh dengan penuh rasa bersalah ke arah pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/274482019-288-k923288.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story about Allen [SELLEN]
Fanfiction[REMAKE] Saat semuanya semakin kacau, Allen rela menyerah diri pada lelaki itu. WARNING ! Boyslove, Mature content, Mpreg !! Original story by SanthyAgatha Remake by sellenspace