Killin me slowly

721 65 14
                                    

Jungwon dan Heeseung sampai di kost an, semua penghuni kost sudah mengumpul di ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon dan Heeseung sampai di kost an, semua penghuni kost sudah mengumpul di ruang tengah.

"Jungwon, are you okey?" Tanya Jake begitu melihat wajah muram Jungwon.

Heeseung menggeleng pelan.

"Bang, emangnya ada apa sih?" Tanya Niki yang tidak tau apa-apa.

"Won, gue ceritain ke anak anak yang lain.. gapapa?" Heeseung meminta izin terlebih dahulu.

Jungwon mengangguk, "gapapa ko bang, gue juga baik baik aja ko."

"Mending lo istirahat dulu gih" ucap Jay yang disetujui oleh semua.

Sunghoon pergi mengantar Jungwon ke kamarnya.

Sunoo menghela nafasnya, "muka nya jungwon kusut banget, gue jadi ga tega liatnya." Ucapnya khawatir.

"Jadi ada apa sama bang Jungwon?"

Heeseung menceritakan kejadian tadi, semua merasa miris dan tidak habis pikir dengan perlakuan bunda Jungwon.

🌞

"Bang, gue minjem motor lo ya." Ucap Jay kepada Heeseung.

"Mau kemana?" Saut Heeseung

"Beli bahan masakan, menurut gue kita harus hemat pengeluaran. Beli makan kan lumayan juga, mending beli bahan bahan makanan aja nanti gue yang masak." Ucap Jay ada benarnya juga.

"Ah yaudah deh, eh emang lo bisa masak apa?" Tanya Heeseung tak percaya.

"Gue kan pemenang master cep." Ucap Jay sambil menaikkan kedua alisnya, bercanda.

"Hidih, terserah lo aja dah."

Jay kini sudah mengendarai motor Heeseung, ia berniat pergi ke swalayan untuk membeli kebutuhan dapur namun saat dijalan ia malah menjumpai orang yang membuat rahang Jay sedikit mengeras.

Tapi ia berusaha tak memperdulikannya, ia tak mau ikut campur dengan urusan ayahnya yang sedang bermesraan dengan wanita simpanannya itu.

Namun, hati jay terasa perih melihat ayahnya itu sedang memegang satu tangan anak lelaki kecil lalu terlihat senyum seorang ayah yang bangga dan senang bisa memiliki anak lelaki tersebut.

Menggambarkan betapa bahagianya lelaki tua itu bersama keluarga barunya.

Jay merasa pengap, dadanya sesak dan pikirannya mulai dipenuhi amarah.

Jay menghampiri ayahnya.

"Jay.. kamu mau apa?"

"Brengsek, bisa bisanya saya ditinggalin di keluarga yang udah berantakan ini dan anda enak enak dengan keluarga baru anda. Hebat, suatu pemandangan yang bahkan enggak pernah saya rasain. Bagus. Anda berhasil menjadi suami atau pria terbaik dalam sebuah keluarga..?" Ucap Jay dengan tersenyum.

"Cih, jangan terus menyalahkan ayah jay.. ibumu pun sama saja seperti ayah kan, wanita jalang itu juga mempunyai keluarga lain bukan?"

Jay tersenyum lagi, kini matanya mulai memerah dan berkaca kaca.

"Gue gak boleh kelihatan lemah di depan orang tua busuk ini."

"Iya, kalian sama aja. Apa kalian bangga dengan perbuatan kalian terhadap saya?"

"Sudahlah, jangan membuang waktu saya. Ayok Mari kita pergi, dan Jay.. jangan lagi kamu menunjukkan wajah kamu didepan keluarga saya ini. Kamu hanya bisa merusak semuanya, bahkan wajahmu pun merusak pemandangan." Ucap ayahnya lalu pergi Dari hadapan Jay.

Jay tak bergeming, ia terdiam di tempat.

"Haha.. hahahaha.... hahaha..."

Jay tertawa, tapi hatinya menangis.

Ia tak mengeluarkan air mata, tapi hatinya menangis deras. Lukanya yang belum pernah sembuh kembali mendapatkan Luka baru dan itu terus terjadi.

Tapi ia selalu menutupi kesedihannya itu dengan perilakunya yang berisik juga seolah tidak terjadi apa-apa.

Jay selalu merasa ia tidak akan bisa mengakhiri kehidupannya, tapi ia bisa saja terbunuh secara perlahan dengan keadaan yang seperti ini.

About jay

Lahir sebagai anak tunggal juga berada di keluarga kaya raya tidak menjamin hidup Jay bahagia.

Nyatanya, sedari kecil Jay tidak pernah mendapat kasih sayang kedua orangtuanya.

Mengenai kedua orangtuanya yang saling selingkuh itupun sudah diketahui Jay sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar.

Dulu, ia selalu berharap keluarganya akan berakhir bahagia atau paling tidak orangtuanya mau menghabiskan waktu bersamanya. Namun nihil, nyatanya mereka lebih sibuk di keluarga barunya masing-masing.

Siapa penguat Jay selama ini?

Hanya satu, adik dari ibunya ini yang selama ini menjadi penguat Jay. Walau jarang menemui Jay, tantenya ini selalu menyempatkan waktu sesekali untuk mengurus Jay.

Tapi ternyata, rasa sedikit kebahagiaan itu kembali terenggut dari hidup Jay.

Tantenya meninggal saat Jay baru saja menduduki bangku SMP.

Jay sempat terpikir beberapakali untuk mengakhiri hidupnya, namun ada satu pesan tantenya yang membuat ia membuang pemikiran itu.

"Jay, tante yakin suatu saat kamu pasti akan bahagia akan sukses. Apapun yang terjadi, jangan pernah menyerah ya Jay sayang. Mungkin terkadang kita seringkali merasa tidak diadili, tapi tante yakin kamu pasti bisa melewati itu semua dan menemukan orang orang yang akan sayang sama Jay dan akan membuat Jay terus bahagia."

🌞

Hii apa kabar semua ! -berie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hii apa kabar semua ! -berie

Do you still read this book n waiting for a next chapter??

I'm so sorry guys karena aku bener bener slow updated 🙏

Huhu thank you so much yang masih berminat baca Dan mau nungguin <3

love youu 💗

©Berriesso

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENHYPEN FAMILY 🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang