01

1.2K 130 8
                                    

Hai guys!!
Semoga kalian suka ya sama ceritanya!
Maklum masih pemula
Jangan lupa kasih kritik and nasihat😊
Saya sangat berterima kasih

HAPPY READING🤍











Hari berlalu seperti biasa, tidak ada yang spesial persis hari hari sebelumnya. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh semua murid, namun tidak untuk lelaki dengan name tag Roronoa Zoro ini.

Baginya ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya. Alasannya adalah, beberapa jam lalu ketika pelajaran sejarah, guru memberikan tugas kelompok. Ya, tugas kelompok.

Untuk anak yang tergolong anti sosial atau yang biasa disebut ansos seperti dirinya, kerja kelompok adalah malapetaka. Karena mau tidak mau ia harus bertemu orang banyak, saling bertukar pikiran, menyumbang ide, berbicara dan membahas banyak hal.

Itu adalah terburuk, ia lebih memilih untuk mengerjakan tugas sendirian daripada berkelompok. Walaupun positif nya akan cepat selesai.

Ia sudah ke ruang guru usai pembelajaran dan meminta agar dirinya mengerjakan sendiri. Namun ditolak. Mau tidak mau Zoro harus merelakan hari sabtu indahnya untuk keluar rumah dan bertemu rekan sekelompok nya.

Zoro lebih suka menyebut teman sebagai rekan. Karena sejatinya, dia sendiri tidak memiliki 'teman'. Sama sekali. Sejak dia SD kelas tiga, tak ada lagi kata teman dalam kamus hidup nya.

Baginya, semua itu tak lebih dari hubungan yang saling menguntungkan, simbiosis mutualisme. Kita memiliki teman agar memiliki teman mengobrol, partner menyontek yang kompromi. Dan di lain sisi kita juga dimanfaatkan oleh orang lain.

Entah pemahaman dari mana dan kapan ia mempercayai nya. Yang jelas, hal itu lah yang selalu mencegah Zoro berbaur dengan sekitar, mengobrol, berinteraksi.

Ia berjalan pelan di trotoar seperti biasa. Namun kali ini ia ingin membeli soda, sebagai ganti alkohol karena belum cukup umur.

Akhirnya Zoro berbelok untuk mencari mesin penjual minuman otomatis. Setelah menelusuri jalan sekitar sepuluh menit akhirnya lelaki itu menemukannya.

Usai membeli minum, Zoro membuka ponsel nya. Mengetuk aplikasi dengan logo seperti, entahlah. Yang pasti itu adalah google map. Karena jalan yang ia lalui sekarang sudah diluar pengetahuannya. Daripada semakin tersesat, ia menggunakan map. Itulah yang diajarkan Mihawk padanya.

Jalan sejauh lima puluh meter, belok kanan ke jalan pak kades.

"Jalan nya ini ke kanan apa kiri goblok" Umpat Zoro.

Ke kanan

"Bilang dari tadi kek"

Zoro meneguk kaleng soda selama perjalanan, ditemani dengan langit senja yang indah. Di sisi barat, matahari sudah bersiap untuk tenggelam, kembali ke tempat peristirahatan nya. Peran nya akan digantikan oleh sang rembulan untuk menerangi malam.

Zoro mendongak, menikmati langit sepanjang perjalanan. Sampai telinga nya mendengar sebuah teriakan. Lelaki itu menghentikan langkah nya, memasang telinga untuk kembali mendengar asal teriakan.

"Dari gang ya" Zoro melirik ke arah gang kecil yang tak jauh dari tempat nya berdiri sekarang. Awalnya ia tidak peduli, memutuskan kembali melangkah. Namun teriakan itu semakin lama semakin keras.

Akhirnya dengan perlahan Zoro mendekat kearah sumber suara, mengintip terlebih dahulu. Dilihat nya seorang anak sekolah yang tengah di tindas preman. Tangan anak itu di pelintir, seperti nya itu yang membuat nya teriak.

Namun tunggu, rasanya Zoro seperti mengenal seragam yang dikenakan oleh anak itu. Ia menyipitkan matanya, karena jaraknya agak jauh dari tempat nya berdiri.

Betapa kaget nya Zoro kala mengetahui, bahwa seragam yang dikenakan ternyata sama dengan milik nya. Dasi warna biru tua, artinya kelas dua belas, sama sepertinya.

Namun yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah identitas anak itu sendiri. Vismoke Sanji, seorang pangeran sekolah yang fans nya satu kabupaten. Bahkan gadis yang baru pertama kali ketemu Sanji pun bisa langsung menyatakan cinta.

Lelaki yang selalu dipuja puja perempuan, teman dan kenalan nya ada dimana mana, ketua klub tata boga, kini tengah ditindas oleh preman hingga lemah tak berdaya.

Dia benci pemandangan ini, ia paling benci pemandangan ini. Pemandangan dimana seseorang yang tak berdaya di rundung hingga menangis memohon ampun. Perundung tertawa puas dan semakin penyiksanya. Ia benci ini, sampai kapan pun akan di bencinya.




Jangan lupa like and komen❗🤍

Ansos And Famous [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang