03

640 109 1
                                    

Hallo guys!!
Seperti biasa, jangan lupa vote and komen!
Silahkan kritik dan nasihat nya ya😄
Saya akan sangat menghargai itu

HAPPY READING 🤍






Sanji sampai di rumah megah nya satu jam kemudian. Ia sengaja melambatkan jalannya, mampir sana sini, dan mengambil jalan memutar agar lama sampai rumah.

Jika bukan karena pesan dari tuan besar Vismoke yang menyuruhnya pulang, sudah pasti Sanji akan sampai di tempat tujuan pukul sepuluh malam.

Siapa juga yang betah tinggal di rumah bak neraka itu. Jika bukan karena dia masih sekolah, sudah lama Sanji meninggalkan tempat itu.

Lelaki bersurai pirang itu duduk di sofa usai membersihkan diri dan ganti baju. Disana sudah ada Judge Vismoke dan juga saudara saudaranya. Ia tak bersuara, hanya diam menunggu para setan itu untuk berbicara.

"Sanji Vismoke." Ucap judge.

"Hm"

"Kau punya pacar?" Tanya nya tiba tiba. Jelas Sanji menaikkan satu alis keriting nya penuh tanya, baru menjawab. "Ngga"

"Hah, baguslah kalau begitu" Judge menyandarkan punggung nya ke sofa, dilihat para saudara lelaki nya yang menyeringai. Perasaan Sanji menjadi tidak enak. Dari awal memang sudah ganjil, untuk apa ayah nya itu mengirim pesan dan menyuruhnya pulang.

"Minggu depan persiapkan dirimu. Kita ada acara penting." Katanya.

Acara? Untuk apa aku ikut?

"Aku tidak ikut" Tolak nya mentah mentah.

"Bagaimana kau tidak ikut, bodoh. Itu adalah acara mu" Judge menatap lelaki surai pirang itu tajam.

"Acara ku? Acara apa?"

"Sanji, kau akan dijodohkan" Satu kalimat yang keluar dari mulut judge itu sukses membuat Sanji melotot kaget.

Tunggu, bagaimana bisa. Kenapa tiba tiba?! Dan lagi, kenapa harus dirinya yang dijodohkan!? Baru saja Sanji akan protes ucapan judge membuatnya bungkam.

"Tidak ada alasan menolak, anak gagal"

Sanji berusaha untuk tenang, ia mengambil dan menghembuskan nafas berkali kali. Setelah itu ditatap nya judge datar.

"Dengan siapa"

"Anak kenalan ku, minggu depan kau akan tinggal dan tinggal bersama nya."

"Ti tinggal bersama nya?"

"Ya, kau keberatan?"

"Tidak" Ucap Sanji pelan. Jelas dia keberatan, tapi ia tau bahwa tak ada kesempatan untuk menolak atau sekedar protes. Jika dipikir pikir lagi, bukan kah itu bagus. Ia tak lagi harus tinggal disini, tak harus bertemu dengan setan setan ini tiap hari nya.

Sanji segera meninggalkan ruangan, menuju ke kamar nya yang ada di lantai tiga. Ia membanting tubuh nya ke spring bed empuk nya. Menatap langit langit ruangan dengan tatapan kosong.

Semoga saja mereka tidak langsung dinikahkan, karena jelas jika mereka masih sekolah. Dan tinggal beberapa bulan lagi dan lulus, ada kemungkinan dia menikah setelah lulus.

"Haaa" Sanji menghela nafas panjang. Semua hal yang ia rencana kan soal mata masa depan nya kacau balau, hancur lebur tak tersisa hanya karena hal bodoh seperti ini.

Mimpinya untuk bisa kuliah tata boga di luar negeri, membangun bisnis restoran nya di luar negeri dan menjadi orang sukses selesai sudah. Tak ada lagi harapan.

Sanji meraih ponsel nya, membuka beranda chat yang sudah penuh dengan pesan masuk. Ia menekan sebuah grup chat.

Guys

Yo brew? kenapa? -Franky

Sanji mau ikutan challenge nya ngga? -luffy

Aku mau cerita

Cerita apa? -nami

Nanti malem ya, di tempat biasa

Oke siap -nami

Lu kenapa brew?? - Franky

Sanji kenapa? Sakit? -luffy


Haha, enggak kok. Udah ya
Ketemu nanti malem

Yo brew -Franky

Sanji kembali menghela nafas, ia memutuskan untuk pergi keluar sampai nanti waktu janjian. Ia mengambil mantel abu abu nya lalu keluar kamar.

Saat melewati ruang tamu, ia dapat mendengar suara tawa renyah saudara saudara nya.

Sanji jalan perlahan sambil sesekali menendang krikil yang ada di jalanan. Ia tak tau harus kemana, tapi juga tak ingin berada di rumah. Masih dua jam sebelum waktu yang ia minta untuk bertemu. Lebih baik ke taman bunga untuk menenangkan pikiran nya.

Ansos And Famous [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang