07

558 87 4
                                    

Hai guys!!
Welcome back
Jangan lupa vote and komen

HAPPY READING🤍


Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Dan Zoro masih setia dengan spring bed empuk nya, tidak beranjak dari tadi subuh. Memasang earphone dan terjun ke sosial media miliknya. Puluhan like dan tweet ia dapatkan.

Ya, selama ini Zoro sibuk dengan sosial media sebagai ganti kekosongan dunia nyata nya. Bahkan lelaki surai hijau itu memiliki penggemar di luar sana.

Belasan kali Mihawk mengetuk pintu kamar Zoro untuk segera bersiap. Karena ia akan pindah hari ini. Namun tidak dijawab sama sekali. Tak kehabisan akal, duda itu mengambil kunci cadangan lalu membuka pintu kamar Zoro.

Zoro hanya menatap sekilas, lalu sibuk kembali dengan ponsel nya. Mihawk memijat pelipisnya, sifat Zoro yang merepotkan dan keras kepala mirip dengan ibunya.

Karena tau putra nya itu tak akan beberes walau seribu kali diingatkan, ia menyuruh para pelayan untuk packing semua barang Zoro. Hanya sisa beberapa yang ditinggal, termasuk ps jg dibawa.

Dengan aura mengintimidasi, pelayan itu beberes selama dua jam. Cepat sekali untuk barang Zoro yang tergolong bnyk.

"Zoro, cepat mandi lalu kita berangkat" Tegur Mihawk. Merasa tak ada jawaban, pria itu merampas ponsel anak nya.

"Cepat mandi lalu kita berangkat" Serunya tegas. Zoro berdecak kesal, kekesalan itu tampak jelas di mukanya.
Mihawk lagi lagi menghela nafas, Perona hanya bisa melihat dari pintu pertengkaran kakak dan ayah nya. Bukan ini yang ia harapkan saat pulang.

*****

"Ini terakhir" Nami menyeka peluh di dahi saat meletakkan kardus terakhir di kamar baru Sanji. Kedua bapak setan itu membelikan mereka sebuah mansion, sangat niat mengusir secara halus.

"Thanks, kalian"

"Santai kali brew" Franky merebahkan diri di lantai yang dingin, bersebelahan dengan Luffy.

"Si Zoro belum sampe sini?" Tanya Nami lalu duduk di sofa bersama Sanji.

"Belum kayak nya, tadi masih kuncian"

"Btw San, mau tanya toh. Dari kemarin kepikiran mulu" Celetuk Luffy.

"Apa"

"Before that, sorry ya soalnya aku cerita ke Ace sama Sabo kalo kamu di jodohin" Ucap Luffy dengan suka bersalah, setelah itu dilanjut cengiran andalan nya.

"Oh nggapapa, santai mah. Tanya apa"

"Ini Ace sih yang nanya, top nya siapa?" Kalimat itu keluar dari mulut Luffy dengan wajah polos. Seperti tidak mengetahui arti dari pertanyaan nya.

"Aku ngga paham sih, kata Ace kalo udh dijwb Sanji kasih tau, gitu" Nah kan bener.

Franky dan Nami yang mendengar itu lalu menoleh ke arah Sanji. Jujurly mereka juga penasaran karena Luffy tanya begitu. Sanji yang ditatap pun kaget, muka nya sedikit merah. Siapa juga yang tidak malu ketika ditanya seperti itu.

"Ke kenapa kau tanya begitu?!"

"Bukan aku tapi Ace"

"Ma mana ku tau bodoh!" Ucap nya gelagapan sambil menoleh ke arah lain, menyembunyikan muka nya yang memerah.

"Heee" Nami menyeringai, muka licik nya kembali.

"Tapi kalo di liat liat sih, Sanji boti ya" Ceplos Nami, Sanji reflek menoleh kearah nya.

"Enak aja!"

"Trs lo mau jadi top San?" Franky ikut menimbrung. Diantara mereka bs diyakini hanya Luffy yang tidak paham apa yg terjadi.

"I ii yalah, mana mau aku jadi boti"

"Mau taruhan?"

"He?"

"Kalo km top kita berdua bakal jajanin km seminggu, tapi kalo km ternyata boti" Nami berhenti sejenak, membiarkan Sanji menelan ludah.

"Kamu harus jajanin kita seminggu"

"Ngga mau, aku hrs bayar dua orang. Bokek ntar" Tolak Sanji.

"Takut nih?" Franky mulai memanas manasi, ia 90% yakin jika Sanji boti kalau pasangan nya Zoro. Lumayan dijajanin anak orang kaya.

"Njir, siapa yang takut. Oke kita taruhan!" Sanji yang merasa tertantang tidak terima dibilang pengecut.

"Aku ditraktir jg ngga?" Tanya Luffy polos yang dari tadi diam, membuat ketiga teman nya itu tertawa lebar.

SEE YOU NEXT TIME❗

Ansos And Famous [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang