Chapter 6

1K 161 7
                                    

Faktanya entah kejadian itu di sengaja atau tidak, atau dengan kenyataan bahwa Jaehyun memiliki pacar

Doyoung masih tak bisa menghapus bayangan wajah Jaehyun dengan mata terpejam begitu lekat, hembusan nafas hangatnya pada pipi yang lumayan berisi atau termasuk lembab bibir tebal Jaehyun menempel di bibirnya

Dia sungguh akan mengakui kalau untuk sejenak Doyoung agak terbuai, ciuman itu. Entah karena yang pertama untuknya atau memang bibir Jaehyun se bagus itu

Hingga di hari ke empat selepas kejadian itu tak ada satu bagian pun yang menghilang dari kepala Doyoung

Rasanya, gerakan serta wajahnya masih juga tak mau menghilang dari pikiran dan sejujurnya hati Doyoung juga

Sial! Dia bahkan tak bisa tertidur dengan nyenyak akhir akhir ini, mimpinya selalu tentang hal yang sama. Ciumannya dengan Jaehyun

Tuhan! Demi apapun, bahkan Doyoung merasakan kerinduan yang amat menyiksa ketika ciuman mereka kala itu

Doyoung tidak mengerti mengapa, ia merasa kalau dia mengenal Jaehyun jauh sebelum ini, kalau ia bahkan Jaehyun memiliki cerita indah yang mungkin belum usai (?) Atau justru cerita yang belum mereka mulai.

Aneh kan?

"Lo ngelamun terus kesambet apaan sih?"

Doyoung menoleh cepat pada Ten —teman di luar sekolah— yang datang sembari membawa Kopi Decaffein, Favorit Doyoung.

"Gak, gue gak papa."

Ten menarik nafas dalam, pasti Doyoung masih marah "Doy jangan marah lagi dong, please gue bener bener gak tahu kalo Lo lagi Deket sama Taeyong makanya gue berani pacaran sama dia."

Si Kim mendecih kecil, sejujurnya ia tak masalah kalau Taeyong yang ia sukai —sebulan lalu— memilih bersama sahabatnya atau Ten yang secara tak langsung merebut gebetannya

Doyoung hanya sedikit kesal, sudah itu saja. Perjuangan mendekati Taeyong tak semudah yang di bayangkan

Dia harus jatuh bangun, terbanting terpelanting hanya agar bisa mendekati pria itu. Tapi Ten dengan mudahnya mendekati Taeyong

Hahh mungkin kalau bukan jodohnya mau gimana lagi? Ck.

"Iye, terserah." Dia meminum kopinya acuh, tak seberapa lama Joy datang sedikit berlari, melambai kecil untuk bergabung dengan kedua temannya

"Guys gue ada info baru!"

"Apaan? Bokep baru?"

Tabokan sayang Ten dapatkan dari Joy selepas ia menyelesaikan ucapannya, gadis di sampingnya menggeleng pelan "Bokep Mulu otak Lo, nih ada lomba nyanyi, lumayan hadiahnya Doy kalo Lo menang."

Doyoung menerima selebaran poster dari Joy, matanya berbinar cerah kemudian tersenyum amat lebar "Thanks Joy, tapi apa Gue bisa menang?"

"Ngaco, suara Lo bagus kali Doy." Joy mengangguk menyetujui ucapan Ten, dia meminum asal kopi milik temannya itu

Menatap Doyoung sembari menggenggam tangannya "Gue dukung Lo Doy, serius."

"Uuuuu Makasih yaaa, ini sih uangnya lebih dari cukup buat gue makan tiga bulan."

Tiga orang itu berpelukan riang, sesekali bertukar tawa membuat orang yang melihat menatap aneh.

"Ya lagi Lo kenapa gak mau Nerima bantuan bokap Lo sih?"

Si lelaki bermarga Kim memutar bola matanya malas, mengibaskan tanan kanannya. Tanda bahwa ia agak bosan mendengar pertanyaan yang sama dari Ten "Nggak mau aja, udah jangan bahas itu ada yang mau gue tanyain sekalian."

Our Eternity Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang