Happy Reading...
Brakk!!!
Pintu IGD di buka keras, oleh trio AIR.
Inne mendorong kursi rodanya sendiri, ia mendekat ke arah brankar.
"Al!, Bangun nak!, Ini bunda, bunda udah disini, bangun Al!, Ayo bangun!." Ucap Inne, dengan air mata yang berlinang.
"Bun, tenang Bun, Al pasti bangun." Ridho mengusap punggung Inne.
"Iya Tante, Al pasti bangun." Suheil juga ikut, menenangkan.
"Bunda tenang ya?."
"Bunda ga bisa tenang, dho!, Bunda takut, terjadi sesuatu pada, Al." Isak Inne dalam tangisnya.
"Ridho tau, bunda.. kita berdoa saja kepada Allah SWT., Semoga Al lekas sembuh, dan bisa kembali, seperti dulu." Inne mengangguk.
"Amiinn."
Al terganggu, karna kebisingan mereka, perlahan-lahan jarinya bergerak, dan mulai membuka matanya.
"Al!."
"Bunda?, Bunda nangis?." Tanya Al berusaha untuk duduk dan menghapus air mata Inne, dengan sigap Ananda menolong Al, untuk duduk.
"Al?, Maafin bunda nak!, Bunda selalu berbuat, salah sama kamu!, Selama ini bun-"
"Bunda.. Bunda ga salah, bunda ga perlu minta maaf, Al selalu maafin, bunda. Udah ya?, Bunda jangan nangis, nanti Al, juga ikut nangis." Ucap Al dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ga, Al!, Bunda salah!, Selama ini, bunda udah jahat sama, Al!, Maafin bunda, maafin bunda, Al!."
"Bunda.. udah Al bilang, bunda ga salah!, Al selalu maafin, bunda!, Bunda juga ga jahat kok, sama Al!... Udah ya, bunda?, jangan nangis lagi, Al ga suka liat bunda nangis." Al menghapus air mata Inne.
"Terimakasih Al!, Kamu emang anak bunda, yang paling baik." (Iye lah, Al anak yang baik!, Udah dari dulu juga, Al baik. Tapi lu nya, yang ga sadar-sadar!).
"Sama-sama bunda." Al tersenyum manis.
"Al."
"Iya yah?." Al mengalihkan pandangan nya.
"Maafin ayah juga, Al. Ayah terlalu egois, bahkan ayah ga tau, kalo Al, punya penyakit separah ini." Ucap Ananda, membelai rambut Al.
"Yah.. ayah ga salah!, Ayah itu udah jadi, ayah yang terbaik buat, Al!, Al juga selalu maafin ayah, kok!." Ucap Al memeluk pinggang Ananda.
"Terimakasih Al!." Ananda membalas pelukan Al.
Al memeluk pinggang keduanya, dengan tangan kiri yang memeluk Inne dan tangan kanan yang memeluk Ananda, Ridho tersenyum manis melihat Al, Inne, dan Ananda, kembali akur.
"Ayah.. bunda.. jangan pernah tinggalin Al, lagi ya?."
"Bunda dan ayah, ga akan ninggalin kamu, mulai sekarang, kami semua akan, selalu ada di samping kamu." Ucap Inne mewakili semuanya.
"Terimakasih Ayah, bunda." Al tersenyum hangat.
"Sama-sa-"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBI (End)
Short Storymengkisahkan seorang remaja berumur 16 tahun. Albi itu lah namanya,biasa dipanggil Al oleh orang terdekatnya.Kehidupan nya tidak terlalu indah, tapii.. itu tidak membuat Al menyerah, Al terus berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari...