Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada mengetahui bahwa hari ini adalah hari sabtu. Saat dimana kita bisa bersantai, rehat sejenak dari segala rutinitas yang padat dan melelahkan tubuh maupun pikiran.
Baik Ryshaka maupun Elora sedang berada di rumah. Akhir pekan memang keduanya libur, seperti pada umumnya.
Ryshaka sudah bangun sejak dini hari tadi, ia tidak bisa menghilangkan kebiasaannya walaupun hari libur. Ia sedang duduk di sebuah kursi yang berada di balkon kamarnya, melamun. Banyak hal yang ia renungkan, sampai ia tidak bisa fokus memikirkan satu hal. Tapi ia menyukai hal itu. Merenung adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan.
Lamunannya terhenti kala mendengar suara pintu terbuka dari lantai bawah. Ah, istrinya sudah bangun.
Hari ini tepat minggu keempat pernikahan mereka. Atau bisa dibilang anniversary satu bulan? Kehidupan Ryshaka dan Elora tidak banyak berubah. Mereka tetap melakukan rutinitas masing-masing.
Beranjak dari kursinya, Ryshaka mengambil jaket dan mengenakan sepatu olahraganya. Setiap weekend, sebelum mandi ia selalu menyempatkan diri untuk lari pagi. Selain untuk kebugaran jasmaninya, juga untuk kesehatan mentalnya. Dengan berlari, dia bisa menghilangkan suara-suara di kepalanya.
Sejak kecil ia selalu menjadi pelampiasan ambisi ayahnya yang selalu gila kerja. Sebagai anak kecil yang belum mengerti banyak hal, ia hanya tahu bahwa ayahnya tidak menyukai kehadirannya. Adiknya pun diperlakukan sama seperti dirinya oleh ayahnya. Ryshaka pikir karena Illona perempuan, Illona tidak perlu berkontribusi dalam ambisi ayahnya.
Nyatanya ia salah. Namun yang berbeda dengan dirinya adalah adiknya itu berani untuk melawan. Ya walaupun tidak sepenuhnya, namun ia bisa melakukan apa yang ia inginkan. Tapi Ryshaka pun sadar, sebagai anak laki-laki pertama, ia harus menjadi penerus ayahnya.
Ryshaka keluar dari kamarnya, ia benar-benar butuh berlari.
Elora yang melihat Ryshaka turun, tersenyum dan menyapanya, "Pagi, Ry."
Namun yang disapa melenggang begitu saja tanpa membalas sapaannya. Ryshaka berlari tanpa menghiraukan sapaan dari istrinya.
"Tumben buru-buru banget kayaknya."
Elora kembali melanjutkan kegiatan memasaknya. Kali ini ia menyiapkan lebih banyak masakan karena setiap libur, suaminya akan makan di rumah walaupun tidak makan bersamanya dan memilih untuk membawa makanannya ke kamar.
Hari ini ia memasak capcay dan semur ayam. Dahlia, Ibu mertuanya pernah memberi tahunya bahwa Ryshaka menyukai sayuran terutama capcay. Hari ini untuk pertama kalinya ia memasak capcay untuk suaminya.
Dering ponsel membuat Elora menghentikan kegiatannya sejenak. Ia melihat nama si penelepon dan tersenyum lalu menjawab panggilan tersebut.
"Halo, Mba!" sapa si penelepon.
"Halo, Illona."
"Tolong aku, Mbak!!!" Suara Illona terdengar setengah berteriak.
Elora yang tadinya membiarkan ponselnya di meja pantry dengan loud speaker aktif, sekarang mengambil ponselnya dan terlihat khawatir.
"Kamu kenapa?"
"Bintang tamuku kabur," sahut Illona kali ini berteriak lebih keras.
"Bintang tamu? Eh?" Elora mulai bingung apa yang dimaksud oleh adik iparnya tersebut.
"Bintang tamu podcast-ku..."
Ah, Elora mulai paham arah pembicaraan mereka.
"Kok bisa kabur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Comienzo
RomanceThe beginning of everything. Just a story about two innocent human being and their marriage life. Ryshaka selalu berpikir sebagai seorang introvert yang memiliki kenangan masa lalu yang kurang baik dengan orang tuanya ia tidak akan bisa menjalani ke...