Awkwardness

0 0 0
                                    

Sebuah SUV Land Rover  berwarna putih milik Ryshaka baru saja memasuki pelataran rumahnya. Ryshaka memarkirkan mobilnya itu di depan rumahnya, bukan di garasi. Ia memikirkan kemungkinan untuk memakainya lagi nanti.

Ryshaka menatap sebentar ke arah rumah yang ditinggalinya selama kurang lebih 3 bulan bersama Elora. Sama seperti usia pernikahan mereka. Tidak banyak yang berubah dari hubungan mereka. Namun ia merasa Elora terus mendekatkan diri kepadanya.

Ryshaka tahu bahwa hubungannya dengan Elora bukanlah hubungan sementara, melainkan selamanya. Ia mulai sadar bahwa hubungan ini akan berjalan baik saat dua orang yang terlibat sama-sama mau berjuang untuk hubungan tersebut. Mungkin Ryshaka harus mulai membuka diri.

Lelaki itu memasuki rumahnya, ia mendapati istrinya tengah memasak di dapur. Elora menyadari kedatangan Ryshaka segera menghadap suaminya itu.

"Kamu pulang cepat lagi." Itu bukanlah sebuah pertanyaan tetapi pernyataan. "Kamu mau makan siang? Biar aku siapin," lanjutnya sambil kembali fokus ke masakannya.

"Boleh."

Ryshaka menarik sebuah kursi makan dengan sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan suara yang mengganggu di telinga. Ia melonggarkan dasinya kemudian meloloskan benda itu dari lehernya melewati kepalanya. Ia meletakkan benda itu di kursi sebelahnya, di atas tasnya yang sudah lebih dahulu ditaruhnya di sana.

Elora yang telah menyajikan masakannya di piring saji segera membawa beberapa makanan itu ke meja makan. Langkahnya terhenti sebentar saat melihat suaminya duduk di sana. Ia melayangkan senyum sambil menaruh makanan-makanan itu.

"Kamu mau makan di sini?"

Lelaki itu menjawab, "Iya."

Elora mengangguk. Ia segera mengambil nasi beserta beberapa lauk di sebuah piring makan dan hendak pergi sambil membawa piring itu.

Sontak membuat Ryshaka bertanya, "Kamu mau ke mana?"

"Mau ke kamar. Kan katanya kamu mau makan di sini." Wanita itu menampakkan raut wajah kebingungan yang sangat kentara.

"Makan di sini aja. Bareng." Lelaki itu tidak menatap Elora, ia gugup sekali berhadapan dengan wanita itu. Ryshaka tak pernah merasakan gugup di depan seseorang, biasanya ia hanya merasa tidak nyaman. Namun bersama wanita ini, ia tidak bisa mendeskripsikannya karena ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

"Kamu nggak masalah emang? Nanti kamu nggak nyaman." Elora kembali menaruh piringnya di meja makan.

Sebenarnya alasan yang dibuat Ryshaka tentang tidak ingin makan bersama adalah kebohongan. Dia memang merasa tidak nyaman bila makan bersama orang yang baru dikenalnya. Sedangkan ia sudah lama mengenal Elora, makan bersamanya tidak akan membuatnya tidak nyaman. Itu hanyalah tameng agar dirinya tidak terlalu dekat dengan Elora karena ia merasakan ada hal yang baru jika di dekat wanita itu.

"Nggak."

Wanita itu mengangguk. "Kamu mau diambilin makannya?" Tawarnya.

"Boleh."

Elora mengambil piring kosong kemudian mengisinya nasi beserta lauk pauk secukupnya, ia lebih banyak menaruh sayur pada piring itu. Piring itu ia taruh di depan Ryshaka.

"Kalo kurang nanti bilang aja."

"Terima kasih."

Wanita itu kemudian menarik sebuah kursi yang berada di depan kursi yang ditempati oleh tas Ryshaka.

Sebelum ia sempat duduk, Ryshaka lebih dahulu bersuara. "Kamu nggak nyaman makan sama aku?"

Elora menengok, "Apa?" ujarnya dengan raut wajah kebingungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ComienzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang