Si Pajangan

6 9 0
                                    

Seperti biasa, Minggu pagi Ryshaka dan Elora pergi ke Gereja untuk beribadah. Elora juga berniat mendoakan Ryshaka yang mungkin sedang ketempelan makhluk astral. Sedari kemarin Ryshaka tidak berbicara.

Kemarin malam saat Elora sedang menonton drama Korea di ruang keluarga, Ryshaka tiba-tiba menghampirinya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Duduk di sebelah Elora sekitar 3 menit kemudian kembali ke kamarnya. Ah, benar-benar aneh.

Elora sedang menunggu Ryshaka yang belum turun juga dari kamarnya. Sekarang sudah pukul 7 lewat 57 menit, ibadah dimulai pukul 8.30. Perjalanan mungkin akan memakan waktu sekitar 20 menit, jika tidak macet. Kalau macet, ah Elora tidak mau membayangkannya.

"Ry!" Teriaknya ke arah kamar Ryshaka.

Tidak ada sahutan, sebagai balasannya pintu kamar Ryshaka terbuka. Menampilkan laki-laki itu mengenakan kemeja kasual berlengan panjang -yang digulung hingga bawah siku- berwarna turquoise dipadukan dengan jeans berwarna hitam.

Sedangkan Elora sendiri mengenakan kemeja kasual berwarna serupa dengan kemeja Ryshaka dipadukan dengan vest-dress midi rajut berwarna hitam. Wah, orang-orang pasti mengira mereka adalah pasangan yang sangat harmonis dan bahagia. Pake couple-couple segala.

Ini merupakan bagian dari konsep. Untuk pencitraan. Mereka sudah membicarakannya, lebih tepatnya Elora yang bicara untuk memakai baju berwarna senada.

Selain itu, mereka juga harus berangkat bersama. Dalam satu mobil. Mereka harus membangun image pasangan bahagia di depan orang lain. Keluarganya tidak masalah mengetahui keadaan rumah tangganya, namun orang luar terutama rekan bisnis jangan sampai tahu. Lagi-lagi itulah pesan ayah Ryshaka.

"Ayo, buruan. Lama banget sih kamu," ujar Elora segera menuju ke luar, namun ia menyadari satu hal.

"Alkitab kamu mana?" tanya Elora.

Yang ditanya hanya terdiam seakan baru teringat hal itu, kemudian hendak berbalik menuju ke arah tangga. Melihat hal itu Elora tidak diam saja, ia segera menarik lengan Ryshaka.

"Udah pake punya aku aja. Satu berdua, biar romantis." Ucapnya setengah sarkas.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya terdiam. Ryshaka memang kepribadiannya begitu sedangkan Elora merasa tidak ada untungnya bicara dengan Ryshaka. Tidak mungkin Ryshaka akan menanggapi omong kosongnya, dijawab dengan gumaman saja sudah sangat bersyukur.

🥦🥦🥦

"Mas Naren!"

Narendra yang sedang berbincang dengan seorang pemuda menengok, mendapati adiknya melambai ke arahnya. Elora segera menarik lengan Ryshaka yang hanya pasrah mengikuti langkah Elora.

Ibadah telah selesai, mereka sekarang sedang berbincang-bincang sambil menikmati kudapan yang disediakan oleh Gereja maupun donatur. Tentu saja keluarga Amazia dan Harari adalah donatur tetap di sini.

Sebelumnya, Elora dan Ryshaka sudah menyapa kedua keluarga mereka, termasuk orangtua mereka berdua yang pasti melayangkan banyak basa-basi yang harus dibalas dengan basa-basi juga. Dan yang paling menyebalkan adalah Ryshaka yang dari tadi hanya diam, benar-benar diam.

Orang-orang mungkin aneh dengan sikap Ryshaka yang begitu. Tapi memang begitu dia kalau ketemu orang. Dan sebagai istri yang baik, Elora harus mewakili suaminya yang seperti pajangan itu.

"Mas Naren sendirian? Ngga sama pacar mas?" tanya Elora begitu mereka dekat dengan Narendra.

"Udah putus." Pria itu hanya menaikkan alisnya acuh. Narendra Asael Pranathan, kakak tunggal Elora yang berusia 28 tahun. Sama seperti Ryshaka, ia juga menjabat sebagai Direktur di perusahaan utama Harari Group.

ComienzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang