Chapter 3

1.4K 177 5
                                    

Raksha kembali membaca catatan yang diberikan Deren padanya. Sebenarnya tak keberatan jika ia harus mempresentasikan hasil kerja mereka, namun yang menjadi masalah ia tak tau apa-apa tentang hal yang nanti akan di sampaikan.

Dalam kurun waktu 20 menit ia mencoba menelaah dan mempelajari juga mengambil garis besar dari apa yang telah di sampaikan Deren. Berdoa saja semoga ia tak salah dalam menyampaikan materi yang akan dibawakan.

Jidan, Nino dan Haris berdiri berjejer memandang penuh iba pada punggung si 'anak baru' di divisi mereka.

"Gue tau sih bos kita emang edan tapi gak tau bisa sampai kaya gini" Celetuk Haris.

"Iya, gue kasian sama Raksha, baru hari pertama aja cobaannya dah berat banget, semoga dia bisa bertahan deh" Ujar Nino sama prihatinnya.

"Menurut gue sih ya bang, bang Aksha sih mampu, cuman waktu yang mepet sama dia yang gak tau apa-apa itu yang jadi kendala" Kali ini Jidan memberikan pendapatnya.

"Udah waktunya" Deren melihat jam tangan miliknya. "Ayo ke ruang eksekusi" Ajak Deren.

"Duh bang nyebutnya jangan gitu dong, saya kaya mau di hukum berat aja" Keluh Raksha.

"Hahaha sorry, itu emang sebutan dari kita-kita. Yok buru ke ruang rapat sebelum tuan besar ngamuk" Deren keluar lebih dulu di susul Nino dan Haris.

Sebelum menyusul ketiganya Jidan menepuk bahu Raksha bermaksud memberikan dukungan. "Semangat bang!"

"Iya Dan, semoga aja gue gak salah ngomong"

"Iya Dan, semoga aja gue gak salah ngomong"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Entah AC ruangan yang tak menyala atau memang dirinya yang terlampau gugup. Entahlah, yang pasti kedua telapak tangannya berkeringat sekarang.

Beberapa orang masuk kedalam ruangan termasuk dia orang yang ia kenal. Sang atasan sudah duduk di tempat kebesarannya kemudian memberi gestur untuk memulai.

Raksha bangkit dari tempat duduknya berjalan menuju tengah dimana proyektor akan menampilkan gambaran kasar dari gagasan yang di ajukan oleh teamnya.

Matteo yang ikut dalam rapat tersebut memandang bingung, kemudian melirik tempat dimana Zio berada sedikit meminta penjelasan namun atasan sekaligus sahabatnya tersebut hanya mengedikkan bahu dan tersenyum miring.

Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang