Chapter 10

1K 129 20
                                    

Mau tak mau, suka tak suka semua harus ia jalani. Berlakulah profesional! Itulah yang ia camkan di kepala saat ini.

Namun ketika mengingat kembali waktu yang harus ia habiskan bersama Zio selama 3 hari dia malam, membuatnya frustasi kembali.

"Ah bangke! Gini amat hidup!" Keluhannya entah pada siapa. Suara klakson terdengar sebelum ia kembali mengeluarkan sumpah serapah untuk hidup yang ia jalani.

Tentu saja ia hafal dengan pemilik kendaraan tersebut. Tak lama kaca jendela bagian depan terbuka. Dahinya mengernyit ketika melihat penampilan Zio saat ini.

Stelan jas lengkap dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

Sebenarnya tak ada yang aneh, hanya saja terlihat berlebihan untuk seorang Zio. Kenapa? Karena biasanya yang ia tau, Zio ke kantor saja hanya bermodalkan kaos dengan bawahan celana jeans atau bahan dan malah ia pernah melihat yang lebih parah, dengan bawahan celana trening. Untuk yang terakhir ia pikir, mungkin saja Zio baru selesai berolahraga.

Tak ingin ambil pusing pikirnya, mungkin saja kali ini client mereka merupakan orang penting sehingga Zio berpenampilan seperti itu.

Setidaknya ia bisa bernafas lega, untung saja tadi ia memilih menggunakan kemeja.

"Ngapain bengong disitu? Cepet masuk! " Titah Zio.

"Oh iya, maaf" Ia membuka pintu bagian belakang.

"Eh eh ngapain masuk sana! Depan! Kamu pikir aku supir"

"Ah iya maaf" Raksha kembali menutup pintu bagian belakang. Sedikit memutar kemudian membuka pintu bagian kemudi.

"Kamu ngapain???" Bingung Zio.

"Loh, bukannya bapak nyuruh saya yang nyetir ya?"

Zio mendatarkan ekspresi wajahnya. "Duduk di samping saya Raksha" Titahnya.

Baru saja Raksha membuka mulut. .

"Tak ada bantahan! Cepat masuk" Zio kembali menutup pintu mobil.

Raksha sedikit manyun, ia kembali berjalan memutar dengan sedikit hentakan. Tanpa tau jika sedari tadi sedang Zio amati.

"Lucu" Gumam Zio dengan senyumnya.

Pintu samping penumpang terbuka dan Raksha telah duduk di sampingnya.

"Pakai seatbelt kamu, atau mau saya yang pakaikan?" Goda Zio menaik turunkan sebelah alisnya.

"Saya bisa sendiri!" Ujarnya dengan delikan tajam. Membuat Zio terkekeh akan tingkahnya.

"Kita berangkat" Dan Zio pun mulai melajukan kendaraannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang