****
Zio memandang tak suka dengan keakraban dia orang di hadapannya saat ini. Dasar bocah ingusan! Berani sekali dia mendekati Raksha.
Masih dengan gerutunya dalam hati kali ini mata Zio dibuat melebar ketika melihat Rinjani memeluk lengan Raksha dengan begitu mesra. Ini tak bisa dibiarkan!
Dengan langkah menghentak-hentak ia hampiri kedua orang tersebut berjalan di antara keduanya hingga Raksha dan Jani terpisah. Tentu saja hal tersebut menimbulkan gerutuan yang lebih muda.
Naya hanya bisa menggaruk kepalanya ketika melihat temannya kembali adu mulut dengan Zio. Sedangkan Raksha hanya bisa tertawa canggung dan meminta maaf pada orang-orang sekitar karena saat ini mereka menjadi tontonan.
"Om ngapain sih! Ganggu aja hus hus sana!"
"Heh bocah lu yang ganggu! Dah tau ini tuh acara gue bareng Raksha, ngapain ngikut sih!"
"Abang gimana nih?" Naya meminta bantuan pada sang kakak.
"Duh gimana ya. . Aku juga bingung" Timpal Raksha.
Merasa hal ini semakin menjadi tontonan Raksha menengahi keduanya. "Udah udah, kita jalan bareng-bareng aja. Kan datang juga bareng"
"Gak mau!"
"Ya gak bisa gitu doang Sha! Kan awalnya kita doang yang mau pergi. Kalau Naya doang sih aku gak masalah. Tapi kalau ada nih bocah curut satu sih ogah"
Astaga Raksha dibuat semakin pusing oleh tingkah keduanya.
"Pokonya kak Raksha bareng sama aku!" Jani menarik tangan kanan Raksha.
"Eh gak bisa begitu cil, Raksha pergi bareng gue!" Zio menarik tangan kanan Raksha. Tubuh Raksha tertarik ke kanan dan kiri begitu saja terus. Kesabarannya sudah menipis.
"Arggggg lepas! Kita pulang aja kalau kalian ribut terus!" Raksha menatap tajam keduanya. Membuat Zio dan Jani mengangguk takut.
"Mantep, abang memang bisa di andalkan" Gumam Naya.
****
"Bentar bentar. . Aduh aduh" Jani menyilangkan kedua kakinya.
"Kenapa sih?" Bingung Naya.
"Aduh gue kebelet. . Argg gak kuat. Kalian tunggu sini bentar. Terutama you!" Jani menunjuk Zio. Yang di tunjuk hanya menaikan sebelah alisnya. "Awas ya bawa kabur kak Raksha tak pites nanti lehernya. Aduh aduh. . Kak Raksha, Jani tinggal bentar ya? Aduh toilet!" Jani pun berlari mencari toilet terdekat.
"Eh Jani! Duh gimana sih?"
"Susul gih Nay, tar ilang lagi anaknya" Titah Raksha.
Sebelum pergi Naya memandang sang kakak penuh curiga dengan mata menyipit. "Kenapa sih?" Tanya Raksha.
"Gak apa-apa. . Cuman. . Bagi duit dong pengen jajan" Pinta Naya dengan kedua tangan menengadah dan senyum lima jari.
"Ck, kebiasaan! Bentar" Raksha belum mengeluarkan dompet miliknya. Namun ada tangan lain yang sudah memberikan beberapa lembar uang di atas tangan Naya.
"Nih cukup kan?"
Mata Raksha terbelalak "Zio!"
"Lebih dari cukup, makasih abang! Selamat bersenang-senang!" Naya pergi meninggalkan keduanya dengan langkah riang.
"Jangan kaya gitu, tar anaknya kebiasaan!"
"Sekali-kali dah ah!"
"Gak bisa gitu, sebentar aku ganti" Raksha kembali mengambil dompet miliknya.
Zio menatapnya jengah, ia tarik sebelah lengan Raksha. "Gantinya temenin aku naik semua wahana"
"Eh eh eh, nanti mereka gimana?"
"Biar aja udah gede!"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boss
FanfictionRaksha yang tiba-tiba terkena PHK berusaha mencari pekerjaan lainnya, ketika ada yang menawarkan siapa sangka yang menjadi atasan barunya ialah sang mantan. Akankah ia lanjutkan? atau tetap pada pendirian? BXB Local Name Jaemren Mohon kebijakan kal...