pengintai

210 19 5
                                    

10 tahun kemudian

Sumbar POV

Hai... Semua kangen gak? Hehe udah sepuluh tahun aja ya, sejak pertama kali aku bertemu dengan orang yang sangat penyayang, baik, ya walaupun kadang bar bar juga.

Ya, dia adalah orang yang sekarang, aku memanggilnya dengan sebutan 'ayah'.

Kalian taukan siapa yang kumaksud?. Ya, tentu tuan Indonesia atau ayah.

Aku mau mengantarkan minuman dan beberapa cemilan ke ruangan kerja ayahku.

Sebenarnya,aku dan yang lain sudah memperingati agar ayah tidak terlalu memikirkan pekerjaannya.

Tapi, jawabannya tetap sama yaitu, 'ayah gapapa kok, kalian tenang aja', entah sudah berapa ribu kali ayah mengatakan kalau dia baik baik saja.

Tapi, dari matanya aku tau kalau ayah sedang tidak baik baik saja, eits jangan salah ya!, Gini gini juga aku peka.

POV end

Sumbar sedang membawa nampaj berisi segelas teh dan beberapa cemilan ringan untuk ayahnya.

Belakangan ini indo memang lebih sibuk dari biasanya. Mulai dari harus mengurus masalah dalam negri dan luar negri, itu membuatnya sedikit stress karna itu.

Walaupun sudah diperingatkan oleh anak anaknya untuk istirahat sebentar saja, indo tidak mendengarkannya.

Kondisinya juga kadang drop, walaupun begitu dia tetap bersikeras untuk mengerjakan semua dokumennya.

Kini Sumbar sudah berada didepan pintu kamar indo, perlahan mulai mengetuk pintu.

Beberapa saat kemudian terdengar dari dalam untuk mempersilahkannya masuk, Sumbar masuk keruangan yang penuh dengan dokumen menumpuk itu.

Dia meletakkan nampannya disamping meja indo, lalu saat berbalik ia melihat indo yang sedang serius  berkutik dengan komputer dan beberapa dokumen itu.

Sumbar ingin sekali membantu indo. Tapi setiap kali dia mengatakan niatnya indo selalu menolaknya dengan alasan kau bisa kelelahan.

Sumbar mendekati meja indo membawa cangkir teh yang tadi dia buat untuk ayahnya.

"Huh ayah, apa kau tidak lelah?" Tanya Sumbar sambil meletakkan cangkir teh tadi.

"Aku tidak papa. Lagi pula, pekerjaan ayah sebentar lagi juga beres" indo mencoba meyakinkan Sumbar bahwa dia baik baik saja.

Dia juga sebenarnya pengen istirahat tapi, kalau semua pekerjaan nya belum beres yang ada masalah makin kacau.

"Kapan?, Melihat semua dokumen yang menumpuk ini, aku tidak yakin akan selesai dengan cepat" sumbar meragukan apa yang dikatakan oleh ayahnya itu.

"Setidaknya istirahat dulu lah walau mungkin hanya satu hari saja, jika terus seperti ini ayah bisa sakit" mendengar pernyataan itu, indo yang sedang meminum teh yang dibawain Sumbar hampir membuat nya tersedak.

"Ayah sudah bilangkan, ayah baik baik saja kok tak perlu khawatir" jawab indo.

Sumbar yang mendengar itu hanya menghela nafas kasar. Lagi lagi ayahnya menjawab dengan kata yang sama lagi.

"Hah, terserah ayah saja tapi ingat ayah tetap harus istirahat!" Peringatnya, indo hanya terkekeh mendengar itu.

"Baiklah" jawabnya.
Setelah mengatakan itu Sumbar keluar dari ruangan indo dengan wajah cemberut.(omomg omomg Sumbar cewe yah).

"Hah sebenarnya aku juga tidak tau kapan ini semua akan berakhir" indo menghela nafas pasrah, sambil melihat semua dokumennya.

Tanpa disadari ada seseorang yang mendengar percakapan nya sedari tadi bahkan saat sedang mengobrol dengan Sumbar.

Anak Anakku Adalah Hartaku(Ch)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang