Mwehehe dah lumayan lama ya saya ngilang:)
Bukan nya apa apa, tapi makin sini saya makin sibuk, ya mulai dari tugas yang ga ada habisnya, hari minggu aja masih nugas, belum lagi kegiatan yang lain cape...
Eh udah ah malah curhat.
Ini lanjutan yang 'latihan' chapter kemarin.
"Ayo semangat!! Jangan lesuh gitu napa dah!" Indo tengah memperhatikan anak anaknya yang lagi lari, muterin Mension yang lumayan gede itu.
"Enteng bet ngomongnya, gak tau aja ni mension gede kek apa!!" Sulsel yang tengah berlari sambil dikit ngomel ngomel.
"Ayah dah dulu napa! Cape tau!" Teriak Gorontalo yang kakinya udah lemes karna udah 110 keliling mereka lari.
"Aelah, baru gitu aja belum yang lain nanti, ya udahlah istirahat dulu, ISTIRAHAT DULU!!" Ucap indo yang diakhiri dengan teriakan untuk memanggil anak anak nya yang lain.
"Hah..hah..hah akhirnya!" Ucap mereka serempak sebelum ambruk bareng. Indo yang melihat itu menggeleng kan kepala nya, padahal dulu dia latihan lebih keras, bahkan lari pun manimal sampe 1.000 putaran, dah bahkan harus mengelilingi keratonnya.
"Baru gitu dah ambruk!" Kata indo dengan nada meledek, "asal kalian tau ya, pas ayah yang latihan kek gini lari minimal sampe putaran ke 1.000"
"Béda lagi yah mon maaf, itukan pas ayah latihan, bukan kita, jadiii gak perlu dikaitkan yah:)" ucap Belitung yang bangun dari kubur-/PLAKK/ gak gak canda, ulang ulang.
Belitung yang bangun dari tidur panjang-/PLAKK/ ulang.
Belitung yang bangun dari hiberna-/PLAKK/ sakit coy ditabok Mulu!.
Ya udah, yang ini bener!
Belitung bangun dari rebahan santai nya, indo berdiri dan mengambil botol minumnya, "nih bagikan!" Belitung mengambil nya lalu membagikan nya.
Indo berjalan dan kemudian duduk di bawah pohon rindang yang ada disana, saat sedang memerhatikan anak anak nya dia merasa akan ada sesuatu yang terjadi, dan benar saja tiba tiba ada benda melesat kearah Maluku yang sedang beristirahat.
Indo langsung bangkit dan berlari kearah Maluku dengan cepat menangkap benda tadi, Maluku yang melihat itu terkejut dan langsung bangkit, dia melihat ayahnya yang sedang menahan sesuatu yang hampir melukai dirinya.
"Ayah tidak apa-apa?" Tanya Banten yang panik melihat kearah tangan indo yang sedikit berdarah karna terkena benda tadi.
"Ahh" indo meringis kesakitan memegangi tanganya, kemudian, perhatian nya teralihkan kearah dahan pohon yang bergoyang-goyang, seperti ada seseorang yang baru pergi dari sana.
"Ada orang"gumamnya yang masih bisa terdengar oleh anak anaknya, mereka melihat kearah pohon yang sama dan mulai memasang sikap waspada.
"Ayah ada kertas!" Ucap Kalsel dan memberikan kertas itu pada indo, indo menerima kertas itu dan membuka nya.
Isi dari kertas itu adalah sebuah batu dan ada tulisan yang tertera di kertas itu "Reflek yang bagus, oh ya cara kau melatih anak anak mu juga lumayan". Indo tentu terkejut membaca isi tulisan itu.
Indo meremas kertas tadi lalu mamasukannya kedalam kantong jaket nya, Jambi datang membawa kotak p3k dan langsung mengobati tangan indo yang terluka.
Setelah selesai mengobati indo, Sumbar membantu Jambi membereskan kotak p3k tadi dan membantu indo berdiri.
"Ayah tidak papa, sudah sekarang kalian lanjutkan saja berlatihnya!" Mereka semua mengangguk dan melanjutkan latihannya, indo berjalan ke arah pohon yang berbeda dari yang tadi.
Dia mengambil kertas itu lagi, dan membukanya, "permainannya lumayan bagus!" Gumamnya yang tidak terdengar oleh siapapun, dia membalikkan badannya karna merasa ada yang memperhatikan nya.
Karna tidak melihat siapapun, dia tidak mempedulikan nya dan langsung pergi untuk melatih anak anak nya lagi.
"Baiklah mungkin pemanasannya sudah cukup, sekarang kita mulai latih kekuatan kalian!" Ucapnya.
Mereka mulai mengeluarkan kekuatan mereka masing masing, ada yang mempunyai kekuatan air,api,es,angin, dll.
/Indo POV:
Mereka mulai mengeluarkan kekuatan mereka masing masing, aku melihat kearah mereka satu persatu untuk memastikan saja, apa kah kekuatan mereka keluar dengan baik atau tidak.
Tapi, saat aku melihat kearah Banten, aku melihat dia seperti sedang kesulitan mengatur kekuatannya.
Aku mendekatinya berniat untuk membantunya.
"Apa yang terjadi?" Tanyaku padanya, dia melirik kearah ku lalu menggeleng tanda bahwa dia juga tidak tau.
"Aku tidak tau ayah! Tapi, aku tidak bisa mengeluarkan kekuatan ku, sebenarnya apa kekuatanku?" Aku sedikit khawatir saat mendengarnya, aku memperhatikan nya dan tidak ada masalah.
Tapi, saat melihat kearah lehernya aku baru sadar kalau liontin dari ku, tidak dikenakan olehnya.
"Liontin yang ayah berikan padamu kemana?" Tanyaku, dia nampak meraba lehernya, dan tak lama setelah itu dia cengengesan kagak jelas.
"Oiya lupa 💦 hehe" aku menepuk jidatku dan menyuruh nya untuk memakai liontinnya.
/Indo POV end:
Banten kembali membawa liontinnya lalu memakainya, indo menyuruh Banten untuk mengatur mana nya lagi.
Indo membantu Banten dengan mengarahkannya, "pertama coba kau kumpulkan dulu mana mu, setelah itu coba kau stabilkan nafasmu, dan sebarkan mana nu secara merata ke tubuhmu, jika sudah coba keluarkan kekuatan mu lagi!" Jelas indo.
"Baik lah" dia mencoba apa yang diperintahkan oleh ayahnya barusan. Tapi, ternyata hasilnya nihil, dia tidak bisa mengeluarkan kekuatannya.
Indo yang melihatnya sedikit heran harusnya kekuatan nya bisa keluar ini tidak.
"Ada yang salah!" Gumam indo yang masih bisa terdengar oleh Banten, dia melihat kearah liontin nya yang harusnya bercahaya, ini malah redup.
~skip~
"Huh, kenapa tidak mau keluar sih?...hiks apa a-aku memang...hiks tidak bisa punya keku-uatan hiks.." indo yang mendengar isakan itu, mencoba untuk menenangkannya.
"Ssh, sudah jangan menangis ayah akan coba memperbaiki nya ya!" Dia mengelus lembut Surai Banten hingga tak sadar dia ertidur dipelukannya.
"Dia... tidur" indo memangkunya ke kamar.
Indo menidurkanya perlahan ke kasur lalu mengecup sesaat kening nya, saat dia mau keluar dia mengambil liontin tadi dan membawanya keluar.
"Ini bukan kebetulan!" Ucapnya lalu pergi dari sana.
TBC
Sorry pendek, makasih yang udah mau vote cerita gak jelas ini.
See you bye👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Anakku Adalah Hartaku(Ch)
Fanfictionmenceritakan kehidupan country yang bernama Indonesia bersama para anak anaknya dalam kehidupan sehari hari mereka, dari awal pertemuan mereka hingga mereka hidup bersama awalnya.hingga, terjadinya tragedi yang mengharuskan mereka berperang melawan...