KECURIGAAN

157 18 2
                                    

"ini bukan kebetulan"

°_______________°

"Apa kau yakin indo?" Tanya seorang pria bersurai biru dengan lambang khusus peta dunia, dan sayap putih yang di lipat, menatap dengan iris berwarna biru bersinar, kepada orang di hadapannya ini.

"Ya tuan, karna tak biasa barang peninggalan keluargaku, bisa tak bekerja dengan baik, apalagi liontin ini milik ibuku!" Indo menjelaskan masalah ini dengan sedikit rinci. Orang itu mengambil liontin yang di maksud dan memerhatikan nya dengan teiliti. Terlalu bertele tele kita sebut saja orang itu UN seorang organisasi pemimpin dunia.

Saya males di giniin pake tanda (:) ini aja ya!

UN: "aku rasa ini hanya duplikat nya saja"

INDO :" itu tidak mungkin, menduplikat barang barang seperti ini sangatlah sulit"

Indo menatap tak percaya pada liontin itu, karna benda sakti seperti ini sulit untuk di tiru, dan yang bisa meniru ini hanya anggota kerajaan saja. kecuali, orang orang yang sudah dipilih oleh anggota kerjaan yang bisa menduplikat nya.

INDO: "sudah ku duga, ini memang bukan sebuah kebetulan" gumam indo pelan.

UN mendengar gumaman indo itu, lalu mengangguk, dan mulai merasa masalah ini cukup serius.

UN:" Kau benar. Baiklah aku akan menyelidikinya di bantu FBI." Ucap UN, membuat hati indo sedikit lega.

INDO:" Terimakasih tuan. Ngomong-ngomong, apa, G20 belum kembali?" ucapnya, UN tersenyum mengejek.

UN:" Kau merindukannya ya?" Tanya UN, dan sepertinya pertanyaan itu membuat indo mersa gugup harus menjawab apa, dengan terbata bata dia mencoba menjelaskannya.

INDO:" A-aku, bu-bukan itu, maksudnya-" sebelum melanjutkan kata katanya, indo mendengar kekehan kecil dari belakangnya.

Saat dia berbalik, dia melihat orang yang dia kenal tengah berdiri dan menatapnya.

"Apa kabar, indo?"

Skip
_______________

"Ayah kapan pulang?" Tanya seseorang yang tengah memainkan ponselnya. Walaupun, cuma geser geser menu yang penting keliatan sibuk.

"Gak tau." Jawab orang yang duduk di samping nya.

"Sumbar, Jaka!!." Kedua orang itu adalah Jakarta, dan Sumbar. Mendengar teriakan itu, mereka langsung menghampiri orang yang memanggilnya.

Tar tar, numpang nanya, si Sumbar itu cewek apa cowok ya? Aku lupa.

SUMBAR:" Apa?" Tanyanya ketus. Orang tadi langsung melihat kearah mereka berdua.

"Judes amat jawabnya, pms yak?" Pertanyaan itu membuat Sumbar kesal, ingin sekali dia banting orang ini, jika bukan kakaknya.

SUMBAR:" bacot, cepetan apa'an?" Tanyanya kesal.

Orang itu Yogyakarta kakak keempat nya sekaligus yang paling pintar di keluarga ini. Setelah indo, mungkin?.

Jogja mengambil sesuatu dari dalam tasnya, dan terlihat kotak yang di lapisi oleh kertas kado.

Anak Anakku Adalah Hartaku(Ch)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang