PERTANYAAN

141 17 1
                                    

Terparkir mobil berwarna hitam di halaman sebuah Mension, di depan mobil itu, tertulis plat number dan nama pemilik.

Pintu mobil itu terbuka, dan terlihat lah seseorang turun dari sana.

Orang itu memiliki Surai berwarna merah di pangkal dan putih dibawah, mata yang berwarna Ruby itu bersinar saat terkena sinar matahari, dengan jaket berwarna merah bergaris hitam yang dia kenakan.

Ya, kalian pasti sudah kenal, Indonesia.

Indo berjalan masuk kedalam Mension besar itu, saat sudah sampai didepan pintu, dia mulai mengetuk berapa kali. Namun, tak ada jawaban.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya, ada yang membukakan pintu.

"Indo..." Ucapnya, indo tersenyum ke arahnya.

Dia memiliki Surai berwarna kuning, dengan garis melintang berwarna hitam dan tanda tertentu di atas kepalanya.

"Halo, Brunei!" Sapa balik indo, Brunei tersenyum kearahnya, lalu mempersilahkan indo masuk.

Baru beberapa langkah dia masuk, terdengar suara bak suara toa yang menggema memanggil namanya.

"INDO!!!!!!" Orang itu berteriak, sambil berlari menuruni tangga.

"Malay, jangan berlari!, Itu berbahaya!" Brunei memarahi malay atas tindakannya, indo dia hanya menatap Malay biasa seolah tak peduli. (Ya, emang gak peduli sih).

"Hehe.. maaf. Oiya, tumben kau kemari, ada apa?" Ucap Malay, sambil melirik kearah indo.

"Memangnya kalau aku mau kesini, harus ada urusan penting doang?" Tanya indo.

"Ya, enggak sih, tapikan biasanya begitu" jawab Malay, indo terdiam sejenak.

"Ya, baiklah aku memang ada urusan." Ucap indo pasrah. Dan Secara mengejutkan semua saudaranya tiba tiba sudah berkumpul di sekeliling nya.

"Urusan apa lagi?"  Tanya orang yang memiliki Surai sama dengan indo, hanya saja terdapat bulan dan bintang di pojok atasnya. ( Jiahkk, watermark).

"Kau ini, setiap datang pasti ingin merepotkan kita." Ucap orang dengan Surai berwarna merah dan bintang di tengahnya, dia mendapat geplakan suci dari Brunei.

"Hehe... Kan dari pada kalian nganggur" ucap indo tak berdosa seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Semua yang disana hanya speechless mendengar indo.

"Yasudah, katakan masalahmu!" Ucap singa.

Singkatnya, indo bercerita tentang liontin nya yang ditukar dengan tiruan, lalu tentang penyelidikan yang akan dia jalankan.

" Jadi, kau mau kami membantu penyelidikan itu?" Tanya Myanmar yang berada di samping Vietnam.

"Kurasa, untuk saat ini belum, tapi tidak nanti." Ucap indo, semua menggangguk mengerti.

"Kau tau indo? Kami sudah siap jika harus membantu." Ucap Malay dan Phil bersamaan sambil berpose ala detektif.

"Aku tidak percaya, kalau kalian yang menyelidiki ini." Ucap indo menatap datar kearah mereka berdua.

"Ayah...."

Mendengar suara itu, spontan mereka melirik ke asal suara secara bersamaan.

"Eh, Sabah" ucap Malay, dan menghampiri anaknya itu. Malay mengelus Surai anaknya itu lalu bertanya.

"Kenapa kau bangun?" Tanya Malay, Sabah tadi tidur karna kelelahan bermain dengan kakak-kakaknya, dia yang paling muda diantara anak anak Malay yang lain.

"Dia bilang berisik" ucap orang yang daritadi berdiri di samping mereka berdua.

"Oh, kau ni indo!" Ucap Malay.

"Lah?!" Ucap indo kebingungan, padahal daritadi yang heboh itu mereka bukan dirinya. Sabah yang mendengar suara indo itu, melirik kearahnya dan langsung menunjukkan ekspresi bahagia.

"Uncle!!" Dia berlari dan langsung memeluk indo.

Indo yang terkejut dengan pelukan mendadak itu, hanya bisa pasrah dan membalas pelukan anak itu.

"Apa kabarmu?" Tanya indo, perlahan dia melepaskan pelukannya.

"Baik!!" Ucapnya dengan semangat, Malay menghampiri mereka berdua dan mengelus lembut Surai anaknya.

"Kau mau kembali tidur?" Tanya Malay, dia menggeleng.
"Lalu?" Tanyanya lagi.

"Aku mau es cream!!" Malay menghela nafas, lalu merogoh sakunya, dan memberikan uang padanya.

"Ini, pergilah bersama kakakmu!" Anak itu mengangguk.
"Perlis, pergi antar dia" ucap Malay.

"Ih, aku masih ada urusan lah, dengan bang KL tu hah." Ucapnya sambil menunjuk kearah Kuala lumpur  (KL) yang tengah duduk santai.

"Ishh, aku pula!" Jawabnya kesal.

"Dah, dah, KL pergi antar adik kau tu!" KL dengan terpaksa menuruti perkataan ayahnya, daripada kena omel ya kan.

"Yeay, Jom bang!!" Ucap Sabah menarik tangan abangnya keluar rumah.

"Ish, sabarlah, kau ni!"

Setelah keduanya pergi, Malay menoleh kearah Perlis yang belum pergi darisana.

"Hah, kau pula?" Tanya Malay, Perlis tersenyum canggung.

"Tadi, aku dengar paman  cakap tentang penyelidikan, penyelidikan ape?" Tanya Perlis. Ya, sudah ketahuan dia nguping tadi.

"Tak de, takde, dah sana pergi, kau cakap ada urusan kan?" Ucap Malay, mendorong anaknya itu menjauh dari sana.

"Jadi, tadi sampai mana?" Ucap Laos mengalihkan perhatian mereka. indo teringat dengan tujuan nya tadi, dia pun melanjutkan rencananya.

Skip..

Indo tengah di perjalan pulang ke mension nya, setelah percakapannya dengan saudara  angkatnya.

Indo melamun memikirkan siapa yang berkhianat di keluarganya, dia jadi memikirkan ini gara gara perkataan Thailand tadi.

Flashback..

"Apa kau tidak berpikir, ada yang berkhianat di keluargamu?" Tanya Thailand, yang membuat semua terkejut, termasuk indo.

Flashback end..

Karna melamun memikirkan itu, tak terasa dia sudah sampai ke rumahnya.

Indo turun dari mobil, dan berjalan masuk ke mensionnya.

"Pengkhianat ya?"















"Aku harus waspada"






























TBC

Maaf guys pendek, ini cahpter harusnya di up tadi malem cuma lupa.

Ya, besok aku udah masuk sekolah:)

Jadi mau HIATUS, buat persiapan, karna mau ujian kelulusan.

Jadi sekian terimakasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anak Anakku Adalah Hartaku(Ch)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang