"Seneng banget keliatannya," sindir Reza setengah penasaran karena sedari lelaki itu menginjakkan kaki di rumah sudah melihat senyum aneh gadis yang tengah ngemil sambil menonton TV itu tidak seperti biasanya.
"Gue abis presentasi." Grama menoleh lengkap dengan cengiran lebarnya.
"Abis presentasi?" Reza mengernyit, "seneng gitu?"
Grama mengangguk semangat, kelewat semangat malah saat menjelaskan, "Iya Za! Gue jadi moderatornya, gue juga jawab pertanyaan, sumpah! Abis itu lega." Grama terkekeh menutup penjelasannya.
Reza semakin terheran-heran sampai tak sadar berucap, "Gitu doang?"
Barulah setelah melihat perubahan raut wajah Grama, Reza tertawa garing menyadari kesalahannya. "Wah keren banget Gram, mau cari makan gak buat rayainnya?"
Jika saja itu diucapkan sebelumnya pasti Grama akan menyambut dengan gembira tawaran itu, sayangnya kini Grama sudah kehilangan selera! "Gak usah," jawab gadis itu ketus dan kembali menghadap TV.
Reza benar-benar ahlinya dalam merusak suasana!
Lelaki itu menggaruk tengkuknya, menyesal telah mengusik Grama dan berakhir harus membujuk gadis itu yang pasti tidak akan semudah membalikkan telapak tangannya.
Grama tersenyum itu sudah langka, lah ini sumringah sambil ngemil? Jelas Reza tidak bisa menahan mulut julidnya.
Ada apa si dengan gadis di depannya?
"Gram," panggil Reza setelah mendudukan diri di samping Grama. "Menurut lo gue mesti balik jangan ke rumah?"
Menyadari topik itu sensitif Grama berbalik dan menatap Reza tepat di matanya. " Kenapa tanya gue, emang lo udah putusin buat tinggal di mana?"
Raut yang awalnya serius itu berubah menjadi tengil, Reza cengengengesan. "Kagak si," jawabnya sambil nyengir.
Grama mendengkus, "Gak guna ngomong sama lu Za."
"Ye, gini-gini cuma gua ya yang mau ngajak lu ngomong Gram, lu kan anak singa."
"Ya kan lu pawangnya," sahut Grama.
"Anjir, ngakak gue." Reza terbahak. "Gimana ya Gram kalau gue gak tinggal lagi sama lu, lu kesepian gak Gram?"
Reza menanti jawaban Grama masih dengan sisa tawanya, tidak menyadari raut Grama yang sempat mendung, sebelum dengan ketus gadis itu berkata, "Yang pasti hidup gue damai gak akan ada lagi yang minta di buatin makan."
"Haha, iya juga ya Gram." Reza terkekeh, tanpa menyadari suasana yang mulai canggung. "Entar gue belajar masak Gram, suatu hari lo bakal muji hasil masakan gue."
Masih ingat di benak Grama saat Reza mengatakan mengenai keberadaannya. Sampai siang itu Grama menatap punggung Reza yang menjauh mengejar seorang gadis yang Grama kenal saat awal perkuliahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rent Room✅
Cerita PendekGrama menyayangkan keputusannya yang mengakibatkan dirinya harus berbagi rumah dengan seorang Reza--senior di kampusnya. Pertengkaran mewarnai kehidupannya, hingga tanpa diduga keduanya berakhir di atas takdir yang 'orang lain' sebut indah.