9. manissh bagaikan gula~~

11 4 1
                                    

Happy reading 🌹✨

•••

Kini malam telah berganti dengan pagi yang sangat cerah, tapi tidak untuk Adira, kini ia tengah kesal dengan kang angkot yang ia tumpangi, lantaran uang Adira tidak dikembalikan 20 ribu, ya walaupun nominalnya terbilang kecil, tapi namanya juga kembalian, tetap saja. Adira merasa dirugi kan dengan itu.

"Ish, tuh Abang Abang bukan nya dikembaliin malah nyelonong aje, itu duit aku yawlohh, dah lah bodoamat, awas aja ya lu bang, ketemu lagi ku tagih, titik gak pake koma!!." Gerutu Adira sambil menendang nendang angin.

"Dir, tumben tuh muka ditekuk bae, sawan Luh?" Ujar temannya, yg bernama dela.

"Au ah, gua males bahasanya, bikin tambah kesel aja"ucap Adira dengan muka kesalnya.

"Ye, gua nanya baik baik juga, eh btw pasien lu noh dah nunggu, Sono lu kerja, gua mau ke kantin dulu, mau sarapan"ucap dela, kemudian pergi dari hadapan Dira.

"Hughh, yok Mangat dir!, Cuma 20 rebu doang kok, sabar" ucap Adira memberi semangat dirinya sendiri.

#Ruangan pak Narendra.

Tok

tok

tok

"Silahkan masuk"ucap Andre.

"Terimakasih, saya akan mengecek keadaan pak Narendra terlebih dahulu ya mas"ucap Adira meminta izin.

"Iya dok, silahkan." Ucap Andre mempersilahkan.

"Pagi pak, baik saya akan periksa keadaan bapak dulu ya" sapa Adira kepada pak Narendra.

Setelah pengecekan kini Adira dan Andre berada diluar ruangan untuk memberitahukan ke adaan ayah Andre.

"Jadi begini mas, ayah mas sudah membaik, so 3 hari lagi pak Narendra bisa dibawa pulang, tapi inget ya mas, untuk selalu mantau keadaan ayahnya dan obat yang diberikan diberikan secara teratur ya mas. Baik mas itu saja, kalah begitu saya permisi dulu." Ucap Adira.

"Terimakasih ya Bu"ucap Andre dengan senyumannya.

"Aduhh mas jangan senyum gitu dong, saya kan salthing"jerit Adira dalam hati, dengan menggigit bibir bagian dalam nya agar tidak terlihat kalau ia salting.

"Ah..iya mas sama sama, saya permisi dulu ya mas" ucap Adira dengan jalan terburu-buru agar tak terlihat kalau pipinya sudah merah merona.

***

"DELAAAA,,AAAAA GILA GUA SENENG BANGETTTT!!!" teriak Adira yang tiba-tiba masuk ruangan dela.

"Aish, woi dir, kuping gua sakit bege, lu Kenapa dah?!"ucap dela seraya menggosok telinganya yang memerah akibat teriakan Dira.

"Ituuu lohh masa tadi gua ketemu sama mas Andra gila ganteng banget, mana tadi senyum ke guaa, arghh gua gila liat senyuman nya, maniss banget gila sih"cerita dira dengan sangat antusias.

"Widihhh, kayaknya udah ada yang mulai jatuh cinta nih"goda dela.

"Ishh..apa an sih Lo gak ada ya gua jatuh cinta sama Andra, tadi gua cuma bilang dia manis doang"ucap dira yang berusaha menolak, tapi raut wajah dan pipi nya tidak dapat membohongi, kini pipinya mulai merona Karna salting.

"Ekhmmm tadi siapa yang bilang saya manis?" Entah dari mana asalnya Andra tiba-tiba berada didalam ruangan dela.

"Eh mas Andra, eughh engga kok mas"ucap dira yang malu Karna ucapannya didengar oleh orangnya, mau ditaruh mana muka Dira??? -author("lagian sih lu Dir, makannya jangan teriak teriak, didenger kan, rasain, wkwkwkkwk")
-adira-("diem lu Thor, ngikut ae, dah lanjut Sono lu")

"Hmm?"dehem Andre sambil menaikkan alisnya, pertanda jawabnya belum tepat.

"I-iya b-bener k-kok"ucap dira dengan tergagap.

Dilain sisi, dela hanya cekikikan saja dibalik pintu, dan ya.. perlahan kabur ke ruang pasien nya berada.

"Anjir, dela kurang ajar lu gua main tinggalin aja lagi" ucap dira dalam hati, sambil menyumpah nyerapahi teman sekaligus sahabat nya itu.

"Eh DELA JANGAN KABUR LU!" Teriak Dira

"Ssttt, jangan berisik ini rumah sakit" ucap Andre sambil duduk dikursi Adira.

"Iya mas"

***

Segini dulu ya..

Sampai jumpa di next part!
Yok komen biar makin semangat aku up nya, hehehe 😅


About my diary (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang