12. tak terduga

3 1 0
                                    

happy reading!

setelah acara pemakaman selesai, aku memutuskan untuk kembali kerumah. untuk hari ini energiku benar benar sudah terkuras habis oleh tangis yang membuatku terlihat lemah. aku tidak menyangka ibu akan begitu cepat meninggalkan ku sendiri.

kini rumah yang selalu ramai kini menjadi sepi bagaikan tak berpenghuni, namun itu tak berlangsung lama, lantaran ada mas andre yang kini menemaniku dirumah. 

"ra, kamu makan dulu ya? kamu belum makan sedikit pun hari ini. sekarang makan, aku akan menemani mu" 

"eumm nanti ya mas, aku mau minum susu dengan roti saja hari ini" 

"oke, oh iya mas malam ini akan meninap, tidak masalah kan?"

"ngga masalah kok. justru aku senang mas mau menemani ku. tapi-"

"kamu tidak perlu khawatir mas akan jaga kamu di ruang tamu, yasudah kamu cepat habiskan susunya, setelah itu pergi tidur. kamu perlu istirahat. besok kalau masih lemas tidak perlu bekerja, kamu izin saja."

"ah tapi tidak bisa mas, meskipun orang tua aku sudah tiada aku tidak bisa terus terusan menangisinya. aku ngga selemah itu mas, jadi besok aku akan tetap bekerja, banyak pasien yang akan aku tangani, aku tidak ingin kejadian ibu dan ayah yang meninggal terulang ke dua kalinya kepada keluarga lain. aku sudah tidak apa." ujarku dengan memberikan senyuman.

"oke-oke baiklah, jika kamu menginginkan seperti itu aku tidak akan memaksa, tapi ingat yaa cantik untuk jaga kesehatan. nanti kalau ada apa apa, kamu bisa hubungi aku okey?"

"okee mas"

Andre melihat kembali semangat yang ada pada mata dan jiwa Adira, ia tau adira-nya akan selalu menjadi orang yang sangat kuat, sebagai dokter yang profesional. ia sangat bangga, dan tidak pernah menyesal telah membuat keputusan untuk mempersunting Adira sebagai istri.

begitupun Adira yang selalu bersyukur telah memiliki Andre sebagai calon suami nya kelak. ia tidak bisa terlihat lemah, ia harus menjadi penguat Felix serta kerabatnya.

***

3 bulan sudah orang tua dari Adira meninggal, Adira menjalani harinya seperti biasa, namun ketika malam tiba, ia akan selalu berdiam diri disebuah teras depan rumah, sambil menikmati coklat hangatnya yang tidak pernah absen setiap malam.

Dan selama itu pula Adira tidak melihat Felix, ia sangat rindu dengan kakaknya yang sedang berada jauh darinya. ia ingin memeluk tubuh tegap kakaknya, sejujurnya Adira adalah manusia pada umumnya yang akan selalu merasa sedih kehilangan orangtuanya.

Namun kesedihan nya tidak di tunjukkan didepan umum, ia akan merasa jadi diri sendiri, ketika berada pada orang-orang yang sangat dekat dengannya, misalnya Andre Hirata, teman sekaligus calon suaminya. Andre yang berhasil menurunkan tembok besar yang di bangun oleh Adira untuk menutupi semua itu, Andre mampu jadi rumah ternyaman bagi Adira setelah Felix kakaknya.

untuk malam kali ini terasa beda pada malam sebelumnya, malam ini terlihat cerah dengan bintang dan bulan yang menampakkan dirinya pada malam hari ini.  Adira sangat menikmati malam ini seraya memejamkan mata, tanpa tau seorang pria sudah berdiri tepat di sampingnya.

pria itu tersenyum hangat, melihat wajah perempuan yang selama ini ia rindukan. tanpa persetujuan Adira, pria tersebut memeluknya dengan sangat erat.

"ekhem" Adira menegur pria tersebut, namun ia sudah tidak heran dengan kebiasaan pria ini, yang sudah menemani nya selama 3 bulan terakhir. pria tersebut akan selalu memeluknya ketika menghampiri Adira.

"maaf sayang, mas lancang memelukmu"

"sudahlah mas, lagian seminggu lagi juga kita akan menikah, sini duduk di samping Dira, aku mau kasih kamu kabarr baik." ujarnya dengan sumringah.

"woahh, kabar apa tuh?, bolehh sini kasih tau mas" setelah mengatakan nya Andre bergegas duduk disamping Adira dan kembali menatap wajah Adira dari samping.

"jadi gini Mas, kemarin aku sudah telfon kak Felix, katanya lusa diaa datang mas, kak Felix udah tau mas tentang kematian ibu sama ayah, entah dari siapa dia tau, tapi setelah tau dia cemas banget trus aku langsung kasih tau kabar pernikahan kita, dan dia langsung senang dan langsung terbang dari thournya ke Indonesia. aku seneng mass, tapi di satu sisi aku kasian sama kak Felix, pasti cape banget harus pergi dari sana ke sini" ujarnya sambil menatap sandal kelincinya dengan perasaan cemas.

"oh gitu, maaf yaa sayang sebenernya mas yang kasih tau Felix tentang kematian ibu dan ayah. mas ga mau sembunyikan itu, dan kemarin respon Felix dia kaget sekaligus kecewa, tapi mas kasih pengertian ke Felix kalo itu semua takdir, seperti yang mas selalu bilang sama kamu, kematian dan ajal seseorang adalah takdir dari tuhan semesta alam yang dimana itu mutlak. jadi kamu marah sama mas?" ujar Andre bertanya'.

"engga mas, Dira ngga marah kok, yang mas bilang benar. aku menyadari itu" Adira menyetujui perkataan Andre, sang empunya pun tersenyum menanggapi pernyataan Adira.

"yasudah sekarang dira bobo yaa, sudah larut malam sayang. selamat istirahat yaa cantiknya aku. mas akan pulang, nanti kalau kita sudah menikah aku akan menemanimu tidur hahaha" tawa Andre pecah saat melihat wajah marah Dira, lantas untuk menghindari pukulan mautnya, Andre memilih pergi dari sana.

"awas aja ya mas, malam pertama nya mas tidur di luar! dira gamau tau!" teriak Adira, saat melihat Andre tertawa dengan puasnya.

"itu tidak akan pernah terjadii sayang!!, AHAHAHA, DADAH CALON ISTRII!!"

Adira di buat heran dengan tingkah Andre yang terkadang absurd, dewasa, petakilan, tegas, dingin, dan lain sebagainya. Adira sudah melihat semua sifat tersebut, ia menyimak betul tingkah laku calon suaminya itu.

***

1 Minggu kemudian.

"Saya mengambil engkau menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

begitupun dengan Adira yang mengucapkan janji nya di hadapan Tuhan Yesus Kristus.

"Saya mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

setelah pengucapan janji selesai Adira dan Andre bertukar cincin, dan berciuman, pertanda mereka telah sah menjadi pasangan suami istri. hiruk pilu dan senang menghiasi ruangan gereja, yang menjadi saksi telah terikat nya kedua orang yang saling mencintai.

kemudian Andra dan Adira tiba di depan Narendra Hirata untuk meminta restu dan doa, dan kemudian beralih ke Felix lavasya Naren Bimantara kakak sekaligus wali dari Adira.

***


ciee adiraa nikahh🤭🤫🥰
icikiwir🤭 ga jomblo lagii diaa
kalian kapan?🥰🤭

udahh guys!😭 feelnya dapet?
*semoga🙂

kalo ga dapet, beli aja di playgame hehe biar dapet feelnya 😁🙏🏻

babayy sampai jumpa di chapter selanjutnya.

About my diary (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang