11.

8 1 0
                                    

Hallo eyoouu!! come back dengan aku!
yuk langsung baca!

Happy reading!

"Mari kita makan siang, aku tahu kau belum makan siang karena kau ke sini untuk menemui ku" ucap nya lagi, seraya memundurkan kursi agar Adira mudah untuk duduk.

Setelah nya mereka menikmati makanan dengan tenang, tanpa ada gangguan apa pun, hanya ada suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

"Alhamdulillah akhirnya selesai juga" gumam Adira yang masih di dengar Andre.

"Maaf yaa mengambil waktunya untuk makan bersama ku" ucap nya.

Adira mengamati wajah Andre yang begitu terpahat dengan sempurna, ia sangat tampan dengan, rahang tegas, hidung mancung, kulit kuning Langsat, bulu mata lentik, dan bola matanya yang coklat terang,  dan terakhir bola mata Dira tertuju pada bibir Andre yang merah alami. Ia sangat iri dengan bibirnya yang merah alami tanpa ada nya usaha untuk membuatnya merah.

"heyy? kamu kenapa menatap ku begitu? apa aku terlihat tampan hari ini?" ujar andre. 

adira yang ditegur pun mengalihkan pandangannya kearah meja, ia jadi gugup ditatap seperti itu oleh andre. "eh? eng-engga mass, eh maksudnya iya masnya ganteng kok. " ujar adira yang linglung dengan jawaban nya sendiri.

andre yang melihat calon istrinya gelagapan pun, tersenyum geli, di mata andre, adira sangat menggemaskan. ditambah dengan pipi adira yang memerah seperti udang rebus sekarang.

setelah makan siang, mereka memutuskan untuk kembali ke pekerjaan nya masing masing, yaitu Andre sebagai CEO PT Hirata group. Dan juga Adira yang bekerja sebagai dokter disalah satu rumah sakit yang terkenal yaitu RS semesta alam.

***

Diaryku - Adira

haii!!
ah sudah lama seperti nya aku tidak menulis diary ini lagi.. kangen rasanya membagi kisah ku lagi melalui tulisan.

eum tauu ga sihh, hari ini aku seneng bangett tauu, tepat di tanggal 1 Januari 2012 aku dilamarr, omaygattt!! aku seneng banget-

kakk Felix harus tauu, Adira lavasya anggelina, adiknya Felix lavasya naren Bimantara sudah di lamarr!! kakakk, adik mu ini sedang senang, ternyata pertemuan singkat aku dengan mas Andre berjalan semulus ini!, padahal baru genap 2 bulan yang lalu aku kenal dia sebagai anak korban tabrak lari. aku tidak sabar akan menceritakan nya dengan kak Felix.

namun tiga hari setelahnya, aku dikejutkan dengan orang tua ku yang mengalami kecelakaan, hingga menyebabkan mereka meninggalkan aku untuk selama lamanya. aku sangat sedih. kenapa ketika kebahagian hadir justru harus  kesedihan pula menimpa ku?,  andai kak Felix cepat datang.. aku sedihh kak, kakak kapan pulang?, tanya ku entah kepada siapa.

"ibu tega ninggalin adira disini?" ujar ku menatap kedua jasat mereka terbaring kaku di brangkar rumah sakit.

"baru saja aku ingin memberitahu mu, bahwa aku sudah dilamar bu, harusnya ibu tadi tidak pergi tadi, harusnya aku melarang mu untuk pergi bersama ayah. harusnya aku larang ibuu!!! ini gak adill mas!! ibu aku meninggal!! cukup mas jangan pegangin akuu, aku mau ketemu ibu, aku pasti bisa menyelamatkan ibu mas, aku pasti bisa.. tapi ibu ga selamat, aku cuma dokter bodoh yang tidak bisa menyelamatkan ibu ku sendiri, arghh aku bodoh bangett" ujarnya dengan tangis yang membuat siapa saja yang merasa iba. kemudian Adira memukuli kepalanya yang merasa dirinya bodoh, serta memukul dadanya yang terasa terhimpit batu besar hingga sulit untuk lepas.

Andre yang sejak tadi berada disana menatap calon istrinya yang terpukul oleh kabar duka sekaligus penyesalan seorang Adira, baru saja beberapa hari yang lalu ia melihat senyum hangat Adira yang sangat menenangkan bagi siapa pun yang melihatnya. Adira yang ceria kini tergantikan dengan tangis pilu dan derai air mata yang sebelumnya belum pernah Andre liat.

Andre mengelus pundak dan kepala Adira yang berada dalam pelukannya, ia berusaha menenangkan Adira.

"sudah sayang, sudahh cukup yaa, dokter cantik ini sudah berusaha semaksimal mungkin, aku tau kamu sudah berusaha, jangan salahkan dirimu sendiri. jangan nangis lagi, ibu ngga suka liat kamu nangis sayang, sekarang ayo kita antarkan ibu dan ayah ke pemakaman yaa, mau aku gendong atau jalan?" ujarnya setelah mengurai pelukannya.

"jalan saja mas, aku berat mas, jadi tidak perlu" ucap Adira dengan nada parau.

"baiklah sayang"

setelah percakapan itu, mereka beranjak dari kursi lorong rumah sakit, menuju tempat pemakaman ibu dan ayahnya.

"mass aku ngga sanggup.. mereka tega ninggalin aku dengan cara seperti ini." ujar Adira menatap kosong ke arah, makam ibu dan ayahnya yang sudah terkubur.

"sssttt, sudahh sayang. kamu masih punya aku, kak Felix, juga aldito dan ayah naren.. sekarang ayo kita pulang yaa? habis itu kamu makan, kamu belum makan dari pagi tadi, ayo" ajak Andre, menuntun Adira masuk ke dalam mobil.

***

*yah ortunya meninggal 😢

*feelnya dapet gaa?😭

maaf kalo feelnya kurang dapet yaa😢🙏🏻

jangan lupa vote yaa! hehe

About my diary (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang