10. kenalan (?)

8 1 0
                                    

Happy reading 🌷

***

"Tadi kamu muji saya hm?" Ujar Andra seraya tersenyum simpul.

"Eh- engga kok, enggak" ujar Dira yang gelagapan.

"Hm?" Desak Andra agar Dira bicara dengan jujur.

"CK! Iya iya tadi saya muji kamu, puas hah!?" Ujar Dira yang kesal dengan Andra, pasalnya baru saja dipuji eh sudah berulah lagi.

"Puas banget" ujar Andra yang tersenyum makin lebar.

"Asem nih mas satu ini, buat iman gue ga kuat aja, awas lu ya, awas aja liat nanti!" Ujar Dira dalam hati nya.

"Heh?, Kamu kenapa?, Kok mukanya merah gitu?" Ujar Andra yang terus saja menggoda Dira.

"Hah??, Apaan?, Mana ada! Ga ada ye, sudah saya permisi dulu" setelah mengatakan itu Dira melenggang pergi dari ruangan itu.

"Lucu juga ya kalo salting" Andra terkekeh melihat tingkah Dira.

*****

Tok Tok tok


Ketukan di pintu mengalihkan atensi wanita yang sedang sibuk mengecek dan menganalisa pasien Pasien nya yang berada di dalam ruangan itu.


"Masuk" ujar wanita itu.

"Permisi Bu, saya hanya menghantarkan buket ini" ujar seorang suster.

"Ah iya, kalau boleh tau dari siapa?"

"Dari mas mas buk, saya ngga tau siapa nama mas mas nya"

"Ohh gitu, ya sudah kamu boleh kembali bekerja"

Setelah mengatakan itu suster tersebut melenggang pergi dan kini tersisa hanya ada wanita itu, yang masih sibuk mengurus data-data pasien nya tanpa melihat dan penasaran dengan si pengirim bunga itu.

Setelah berkutat kurang lebih 2 jam lebih. ia memutuskan untuk makan siang, cacing di perutnya sudah meronta-ronta untuk diberikan makan. Badan nya seakan remuk karena sedari tadi hanya duduk saja.

"Huuuhhh akhirnya selesai, waktunya makan!, Eh bentar itu buket bunga siapa yah?, Coba ah cek dulu" ujar dokter itu seraya datang mengambil buket dan membuka sepucuk surat yang ada dalam buket itu.

"Hai cantikk, asikk akhirnya di baca juga surat nya, oiya itu ada kotak juga yaa di dalam bunga, isinya cincin. Saya harap kamu terima saya Adira.. ya betul saya sedang melamar kamu. Kalau kamu pake cincinnya berarti kamu terima saya sebagai calon suami kamu. Tapi kalo kamu tolak kamu bisa buang cincin dan bunga nya. Saya bingung kalau mau ngelamar langsung Dira.. jadi saya kirim ini saja ya. Semoga kamu tak marah sama saya. Sekali lagi kalo kamu terima ini, kamu silahkan datang ke balkon nanti ketika kamu keluar ada utusan saya yang akan mengantarkan kamu.

Tertanda : Andrea Hirata"

Begitu lah kira kira isi suratnya, Adira mengerjapkan matanya berulangkali, seperti nya matanya salah melihat, batin nya. Namun ini nyata, ini sungguh nyata, Adira tak mampu membendung air matanya lagi, mimpinya perlahan menjadi nyata.

"Oh my God, that's a really??!! What the f*ck? Eh astaghfirullah, abanggg mimpi Dira terkabulll, mas Andre lamar aku" ujar nya terlampau senang, dengan air mata yang belum hilang dari pipi cantiknya, Adira mengambil cincin tersebut dan melingkarkan nya di jari manis nya.

Dengan segera ia keluar dari ruangan tersebut dan mendapati seorang wanita yang membungkuk ketika ia keluar,

"Ehh?, Kenapa anda begitu?" Tanya nya pada wanita itu.

"Ah iiya, ini sebagai tanda hormat saya nona, mari silahkan nona saya antarkan ke atas, tuan sudah menunggu anda nona" ucap nya dengan sopan.

"Eh? Baiklah ayo mbak"

Setelah berbincang sebentar, Adira mengikuti mbak mbak tadi. Mba mba itu membawa Dira ke rooftop rumah sakit, waktu yang dihabiskan sekitar 10 menit, karena rumah sakit ini berlantai 10.

"Silahkan nona masuk"

"Oke mba terimakasih sekali lagi"

Kini langkah Adira mencapai hendel pintu, dengan perasaan campur aduk, akhirnya ia berani membuka pintu itu dengan perlahan.

Ceklek.

"Haii" sapa nya dengan tersenyum manis. Ia semakin tampan dengan kemeja saat ini.

"Hai" Adira sedikit gugup menjawabnya.

"Berarti lamaran saya di terima dong?" Ujarnya menggoda gadis di depan nya.

"I-iya mas, aku terima." Ucap nya sambil menatap ujung sepatunya, karena malu ditatap seintens ini.

"Heyy jangan malu, kan sebentar lagi aku akan menjadi suami mu ra. Oh iyaa sebelumnya aku minta maaf karena aku melamar mu dengan sangat tidak romantis. Maaf karena melamar mu terlalu cepat. Aku tau ini anehh. Namun aku sebenarnya sudah mengenalmu sudah cukup lama.. jadi aku berani melamar mu. Dengan kata lain aku sudah menyukai mu sudah cukup lama. Namu kau menghilang dan akhirnya aku menemukan mu lagi.. mungkin kau lupa dengan ku, karena dulu aku berbeda dari yang aku yang sekarang-" ucapan Andre terhenti kala dengan tiba-tiba jari telunjuk Adira menempel di bibir nya.

"Sssttt aku sudah tau, tadi asisten mu sudah memberitahu ku, aku mengerti. Terimakasih untuk semua ini. Aku ingin kau melamar ku ulang! Aku tidak mau tau!, kau harus melamar ku didepan ayah, ibu dan Abang ku. Kau paham?"

"Ah baiklah, nona manis"

"Mari kita makan siang, aku tahu kau belum makan siang karena kau ke sini untuk menemui ku" ucap nya lagi, seraya memundurkan kursi agar Adira mudah untuk duduk.

****

Segini dulu yaaa!!
Maaf juga makin aneh alurnyaa, nanti aku perbaiki
Maaf udah lama jarang up hehe
Jangan lupa tinggalin jejak yaa! Lop you💗

About my diary (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang