uncle 🔞
"Jeno pulang!"
cowok tampan itu berjalan masuk, dengan sepatu yang masih di pakai, sambil melonggarkan dasinya, dan membuka tiga kancing teratas seragamnya.
Jeno menatap rumahnya yang tampak sepi, papa dan mamanya sepertinya pergi, entah kemana.
"Jeno baru pulang"
Jeno menoleh, melihat om nya muncul tanpa Jeno ketahui, dia lupa kalau ada orang lain sekarang disini, bukan hanya mama, papa dan dirinya.
"Mm."
sial, kenapa pria itu selalu memakai pakaian seperti itu, mungkin karna pergaulan Jaehyun yang bebas di Amerika, membuat pria itu mengikuti cara berpakaian orang sana, tapi tidakkah pakaian untuk pria disana tidak se terbuka itu.
kalau ingin terbuka, lepas saja atasannya dan shirtless, bukannya malah memakai baju tembus pandang, dan celana seperti siluman hotpants milik wanita.
belum lagi di bagian dada kanan Jaehyun, terdapat tatto berbentuk bunga.
"om pesanin makanan buat kamu ya, pasti belum makan siang."
"Iya" Jeno melepas sebentar tas yang ia pakai, membuka seragam sekolahnya, kini Jeno tidak memakai apapun memilih untuk shirtless, lagi pula Jeno sudah bisasa seperti itu, ketika pulang dari sekolah.
karna gerah, dan lengket.
pria itu menenteng seragam putih yang sudah tidak lagi bisa di katakan berwarna putih dan menyeret tasnya juga menggengam dasi.
"Jeno, ingin di pesankan ap-
Jaehyun sama sekali tidak menyadari jika Jeno melepas pakaiannya, pemuda yang baru saja ingin melangkahkan kakinya itu menoleh,
"Apa?"
pria dewasa itu tercenung di tempatnya, melihat tubuh Jeno saat membalikkan badan, dada bidang, dengan balok balok keras yang berada di perut, tubuh Jeno memang sedikit kurus tapi Jaehyun tidak menyangka jika tubuh Jeno terbentuk sebagus itu.
"eum, ingin makan apa?"
"Apa aja" balasnya singkat, lalu balik ke tujuannya.
punggung lebar, dengan beberapa otot yang mengeras disana, bahu kokoh itu membuat Jaehyun tidak bergeming di tempatnya, padahal niatnya dia ingin segera memesankan makanan untuk keponakannya, namun Jaehyun malah terpesona dengan tubuh besar itu.
menggelengkan kepala, Jaehyun menepuk pipinya, apa yang dia pikirkan, tapi pipinya terasa panas, panasnya menjalar sampai ke telinga, Jaehyun tebak jika telinga dan pipinya merah, semerah tomat.
Jaehyun meletakkan ponselnya di dada, melipat bibirnya ke dalam, menekannya hingga menipis.
"besar juga" gumam Jaehyun, lalu terkikik geli, pria itu tersadar seharusnya dia memesankan makanan untuk Jeno bukannya berfikir macam macam.
"aku pesenin makan dulu deh, pasti dia laper."
uncle 🔞
sehabis mandi Jaehyun masih berada di kamarnya, pria itu tengah mencari cari sesuatu di dalam kopernya, Jaehyun mengacak ngacak kopernya, hingga isi di dalamnya keluar semua.
jujur saja, ini berantakan sekali dan Jaehyun jadi malas untuk membereskannya tapi sudah terlanjur acak acakan, jadi Jaehyun akan membereskannya nanti.
yang terpenting dia harus menemukan barang itu,
mata Jaehyun berbinar, tangannya terulur untuk mengambil sesuatu yang tersimpan di bawah tumpukan baju, dia menggengamnya dengan erat.
"ketemu" gumamnya senang.
pria Jung itu segera berlari ke kamar mandi dan mengunci pintunya, entah benda apa yang Jaehyun bawa, tampaknya pria februari itu tampak kegirangan saat menemukannya.
tidak ada suara apapun di dalam sana, masih senyap, suara air ataupun sesuatu tidak terdengar.
atau mungkin belum.
"Agh aaaah, eumhhh- shit. sempithh"
Jaehyun bertumpu pada dinding kamar mandi yang dingin, memegang benda berukuran besar dan panjang, berwarna kulit itu.
jemarinya menggengam benda besar itu dengan kuat, mengarahkan kearah anal merah yang sudah di beri pelumas, kedua kakinya di tekuk, berjongkok di lantai dan mengarahkan benda tersebut di liangnya.
kernyitan di dahinya terlihat, wajah Jaehyun merah padam, sembari menggigit bibirnya kuat menahan suara, seraya mengecek benda yang kini dia dorong perlahan lahan, mulai memenuhi rongga analnya.
"Eumhhhhh-hhhhh" buliran keringat memenuhi pelipisnya, suaranya tertahan, dengan kedua pantat sintal yang bergerak turun agar benda itu masuk secara keseluruhan.
"ahhh, a-aneh" erangnya.
"mhhh, erghh. aghh"
dia tidak kuat dengan rasa aneh yang terdapat di dalam analnya, apalagi ketika ujung tumpul berbentuk kepala penis pria, menekan nekan daging kenyal di dalamnya, mendorong dorong nya secara sengaja.
"aaaah, haaah. i-ini gimana, mhhh. susah masukhh" Jaehyun putus asa, nafasnya sudah memberat, baru masuk beberapa saja kakinya sudah gemetaran.
bibir merah itu di gigit perlahan lahan, dengan sebelah mata tertutup dan dahi berkerut, menggerakan dildo besar di dalam analnya secara tempo.
"ughhh, haaah" Jaehyun berangan jika, tubuhnya kini bersandar di dada bidang Jeno, keringatnya menyatu dengan keringat Jeno, Jeno yang mengambil alih untuk menggerakan dildo di dalam analnya.
dia memang kurang ajar, tapi Jaehyun tidak bisa menepis jika, Jaehyun terpesona dengan Jeno "aghh, iyahhh. Jenohh mhhh, nhhh mentokkh" sial. Jaehyun tidak bisa untuk berhenti membayangkan analnya diisi oleh penis milik Jeno.
pria itu jatuh terduduk, dengan kaki gemetaran, dan penis yang mulai memuncratkan laharnya, Jaehyun membiarkan dildo besar bersarang di dalam analnya.
nafasnya terengah engah, duduk diatas lantai dingin, membuat pria itu terkulai lemas.
uncle 🔞
KAMU SEDANG MEMBACA
uncle | nohyun 🔞
Fanfiction"ngapa lo montok banget sih sat!" Jeno, top Jaehyun, bottom