Setelah ke pemakaman, Akbar mengajak Zea kerumahnya, jarak rumah Zea dan Akbar lumayan jauh semenjak keluarga Akbar pindah rumah.
"Zea mau makan dulu? apa mau mandi dulu?"
"Zea langsung pulang aja tante."
"Gak makan disini? tante udah masak makanan kesukaan kamu loh." Ucap Rosiana, Zea dan tante Ro sangat sudah akrab. Dulu waktu kecil hingga sekarang Zea sudah menganggap tante Ro sebagai mama nya.
"Tante yang bener?" Zea speechless mendengar penuturan tante Ro.
"Iya dong, yuk makan dulu" Ajak Tante Ro menggandeng tangan Zea.
"Ah tante, makasih banyak ya," Zea sangat senang, karena di sini ia bisa merasakan sosok ibu yang selama ini Zea tak pernah rasakan sejak lahir.
"Anak mama itu aku apa Zea sih, masa aku gak diajak makan," Ujar Akbar tiba-tiba.
"Zea juga anak mama, calon menantu mama. Iya kan Zea?" Ucap Rosiana dengan santai membuat Zea tersedak oleh makanannya, sementara Akbar melotot kaget.
"Zea?" Panggil Rosiana, melihat Zea yang tak menyahut
"Ah iya tante, Zea laper banget tante, Zea makan dulu ya," Zea segera mengganti topik, bisa-bisanya ia salah tingkah. Padahal tak ada hubungan apa-apa dengan Akbar.
"Mau kan jadi mantu tante?" Tanya Rosiana menggoda sementara Zea gelagapan untuk menjawab nya.
"Mama apaan sih kita berdua itu masih sekolah, masih juga kelas sebelas. Masih lama lah buat mikir kayak begitu" Celetuk Akbar menatap Zea yang menunduk, malu mungkin.
"Kalau kalian berdua pacaran mama juga ngerestuin kok," Zea mendongak menatap Akbar tatapan mereka bertemu, namun Zea segera memutus kontak mata dan menatap kearah lain.
Rosiana menatap Zea, "Gimana?"
Zea hanya diam.
"Mending makan," Ucap Akbar mengalihkan pembicaraan, ia tau hati Zea masih untuk Sagara.
"Akbar baru berusaha ma, sabar ya. Wanita seperti Zea sulit didapatkan. Entah pelet apa yang di gunakan Sagara dulu sampai membuat Zea terpikat dan sulit melupakan"
"Tapi Akbar yakin Akbar bisa"
***
"Makasih ya Bar." Akbar mengantarkan Zea pulang itupun disuruh siapa lagi kalau bukan mamanya itu. Padahal jarak rumah nya sangat dekat cuma 10 langkah.
"Iya, gih buru masuk terus tidur jangan lupa kunci jendela," Peringat Akbar
"Iya iya bawel lo ah"
"Awas nanti kalo ada maling masuk rumah lo," Zea memutar bola mata malas nya
"Yang ada kamu yang masuk lewat jendela kamar aku," Memang benar adanya Akbar sering masuk ke kamar Zea lewat jendela kamar gadis itu.
"Udah cepet masuk, kalau ada apa-apa bilang gue, Oke." Cowok ber hoodie hitam itu menaikkan kupluknya.
"Iya iya,"
Zea berlalu dihadapan nya lantas membuka pintu gerbang kemudian menutup dengan perlahan.
Zea memasuki kamarnya yag terletak di lantai dua, mengintai dari balik jendela memastikan cowok itu benar-benar sudah tidak ada di depan rumahnya. Ais cowok itu sudah tidak ada di sana.
***
Malam ini bukan malam yang sepi bagi segerombolan laki-laki yang nampak berkumpul di sebuah gubuk, bukan gubuk melainkan basecamp.

YOU ARE READING
COMEBACK [ON GOING]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Zearita Amalia Leysan, gadis cantik yang akan menguak misteri kematian pacar nya, Sagara Alverian Zerrano. Zea tak sendiri, ia bersama Zavian Samudra dan inti geng motor Zevirous Gang akan menelisik kematian Sagara yang jan...