3. COMEBACK

171 13 11
                                    

SMA Merah Putih

Kini mereka menjadi pusat perhatian bagaimana tidak, Zavian yang notabenya anti cewek itu sedang memboncengkan seorang cewek, Zearita Amalia Leysan. Gadis cantik, pintar. Siapa yang tak mengenalnya. Hampir seluruh SMA Merah Putih kenal dengan gadis bernama Zea

Zea sangat malu tak biasanya dirinya seperti ini. Banyak tatapan dan bisik-bisik tak jelas membuatnya tak urung masih bertengger di atas motor milik Zavian. Zea menatap Zavian yang sedang membuka helm fullface nya, damage nya uhhh ga ada obeng.

"Sadar Zea, sadar. Zavian itu orangnya mengerikan melebihi hantu."

"Turun lo." Ucap Zavian lalu menyampirkan jaket kulit hitam miliknya ke bahu.

Zea menatap sekeliling,banyak yang menatap dirinya. Ia merasa sedikit risih. Zea masih tak bergeming, masih dilanda rasa gemetar. Bocah sialan itu mengendarai motor seperti kesetanan.

"Turun atau gue gendong?" Zea mengerjap mata berkali-kali. Nekat sekali bocah ini. Mau tak mau Zea segera turun dari motor dan segera berlalu tanpa mengucapkan sesuatu pada cowok yang sudah memberi tumpangan. Ralat, memaksa dirinya untuk berangkat bersama.

Zavian merasa aneh pada cewek itu, alis nya sedikit terangkat lantas tersenyum tipis. Apakah gadis itu tidak menyadari sesuatu?

Zavian segera meninggalkan area parkiran, jam pelajaran akan segera dimulai.

Zea baru merasa ada yang aneh pada dirinya, sesuatu yang berat di kepala, ia memegangi kepalanya, "Anjir, helm nya masih gue pakek!"

Zea buru-buru melepas pengait helm itu dan kembali ke area parkiran,

"Sialan! Gue malu."

Selang beberapa menit bel berbunyi, gerbang sekoah sudah ditutup oleh penjaga gerbang.

Sementara di sisi lain terlihat cowok dengan motor CRF mengerang kesal di depan gerbang. Terpaksa ia harus menerima hukuman atas keterlambatannya.

***

Kelas 11 IPA 2

"SUMPAH DEMI APA! LO UTANG PENJELASAN SAMA GUE!" Gadis dengan rambut seleher itu berteriak heboh sementara gadis di sampingnya itu nampak malas.

Kebetulan kelas sedang jamkos, guru yang mengajar sedang tidak masuk karena sakit, dan lebih enaknya lagi tidak ada tugas untuk 2 jam pertama ini.

"Zavian kan ketua geng motor yang terkenal itu kan, kok lo bisa sih deket sama dia? Lo pakek pelet apa, Ze? Kok bisa sih lo berangkat sama dia," Cerocos Aimy yang tak lain teman sebangku Zea. Zea yang mendengar itu hanya memutar bola mata malasnya.

"Zea! ishh lo denger gue ngomong gak sih," Kesal Aimy karena tak di gubris oleh Zea.

"Gak denger gue tuli." Merasa malas dengan keadaan Zea memilih membuka buku Fisika dan mempelajarinya, bulan depan ia akan mengikuti Olimpiade tingkat nasional.

"Mulut kalo ngomong seenak jidat, gue do'ain tuli beneran tau rasa lo." Cibir Aimy menatap Zea kesal.

"Huh punya temen gini amat,"

"Emang gue temen lo?" Ketus Zea lantas menutup bukunya.

Zea menghela nafas panjang, "Gue juga gak ngerti, My" Pandangannya lurus kedepan.

"Gak ngerti maksudnya gimana?" Tanya Aimy yang duduk di sebelah Zea, letak bangku duduk mereka ada di paling pojok depan dekat pintu.

"Tadi pagi nih ya Zavian tiba-tiba ke rumah gue terus gue disuruh bareng sama dia, lo tau gak, dia maksa gue." Zea bergidik kala mengingat kejadian tadi

COMEBACK [ON GOING]Where stories live. Discover now