5

1.8K 344 5
                                    

Seharusnya masalah ini dibicarakan dengan Akhdan, pria itu yang lebih tahu proses hukum yang dijalani oleh Laksa. 

Seperti yang dikatakan oleh Laksa jika dia menerima hukuman untuk perbuatan yang tidak dilakukannya. Dari orang kepercayaannya Noura juga tahu bahwa laki-laki itu tidak berbohong. Sebelum menikah dia hanya tinggal dengan adiknya, hingga kejadian naas tiga tahun yang lalu terjadi statusnya sudah menikah dan akan menjadi seorang ayah.

Harusnya laki-laki itu tidak membuat perhitungan dengan Noura melainkan sang kakak, tapi yang diingat oleh Laksa adalah jari Noura yang menunjuk ke arahnya di sore naas tiga tahun yang lalu itu. Kemudian proses dipercepat agar segera dilimpahkan ke pengadilan, saat itulah ketidakadilan terlihat. Wajar jika Laksa menyebut mereka orang-orang berkuasa yang bermain curang terhadap orang-orang lemah.

"Tetap sembunyikan masalah ini dari keluargaku." 

"Baik."

Syukur selama ini Noura berhubungan baik dengan salah satu orang kepercayaan ibunya dan ini kali pertama gadis itu meminta bantuan.

Setelah wanita itu pergi Noura juga berangkat dari kantin kampus, rutinitas barunya sekarang adalah menjadi pengasuh putri Laksa.  Pesan Gladis, orang kepercayaan Cyra akan diingatnya.

"Terlambat sepuluh menit."

Dari kampus Noura naik taksi, turun di simpang jalan harus menunggu ojek untuk masuk ke lorong rumah Laksa.

"Aku sudah gerak cepat, maaf." sepuluh menit lagi jarum jam dinding menuju angka empat sore.

Zaila baru saja tidur ketika Noura menyimpan tas-nya, di samping Luna gadis itu duduk.

"Padahal tidak usah datang kalau sore, sebentar lagi udah malam." Luna bicara sambil melirik kakaknya.

"Tidak apa-apa."

Lalu kakak dan adik tersebut terlibat dalam pembicaraan yang menimbulkan tanda tanya di benak Noura.

"Pikirkan lagi, zaman sekarang tidak mudah percaya begitu saja pada orang lain."

"Mas sudah mengenalnya lama." tepatnya di tahun terakhir keberadaannya di penjara. "Lagi pula Mas akan bekerja padanya."

"Jujur aku tidak menyukai wanita itu." 

"Tapi dia sudah membantu kita selama ini, percaya saja sama Mas."

Iya, hanya Laksa yang harus dipercayainya di dunia ini. Setiap ada hal dia sering membicarakan dengan almarhumah kakak iparnya, sekarang Luna hanya berdiskusi dengan kakaknya.

"Semoga dia tidak memanfaatkan Mas."

"Jangan bicara seperti itu." orang yang dibicarakan tidak ada di sana, tapi Laksa tetap menjaga tutur katanya.

Sedangkan Luna takut kakaknya salah mengambil keputusan dengan menerima bantuan seorang wanita dewasa yang layak dipanggil tante olehnya. Tidak tanggung-tanggung, wanita bernama Ami memberikan mereka apartemen dan sebuah mobil ditambah pekerjaan untuk kakaknya.

Karena sebuah panggilan masuk Laksa menepi dari adiknya juga Noura, dan Luna tahu siapa yang menelpon kakaknya.

"Kalau benar tempatnya di sana, Mba tidak perlu jauh-jauh lagi datang ke sini." Luna bicara pada Noura. 

"Maksudnya kalian akan pindah?"

Luna mengangguk. "Mas Laksa sudah mendapatkan pekerjaan, bosnya juga memfasilitasi kami." begitu gambaran yang ditangkap oleh Luna. "Aku lebih betah di sini."

Tatapan orang menyapu ke sekelilingnya, ia tidak tahu apakah ini rumah milik pribadi atau kontrakan, tapi melihat dari barang-barang yang ada di rumah ini seperti peninggalan orang tua.

"Entahlah."

Noura melihat Luna menarik napas dalam, elaan itu tampak kesal namun tak terluahkan mungkin karena gadis itu menghormati kakaknya.

Sekembali Laksa kedua gadis itu tidak lagi bicara padahal beberapa saat lalu Laksa sempat melihat keduanya mengobrol.

Apa yang dibicarakan keduanya?

******

Karena sudah mulai sibuk dengan tugas skripsi sudah lima hari Noura tidak datang dan gadis itu sudah menghubungi Laksa, ia terpaksa mendengarkan kemarahan laki-laki itu dari telepon.

"Sekarang katakan apalagi alasanmu!" teriak laki-laki itu dari seberang.

"Aku masih di kampus menunggu dosen, kalau sudah terlalu sore lebih baik besok saja." Noura tidak berbohong, ia menyuruh Laksa datang ke kampusnya kalau laki-laki itu tidak percaya.

"Aku tidak mau tahu, ini sudah lima hari."

"Karena itu dulu aku menawarkan jasa pengasuh, Aku juga sudah mengatakan kalau aku seorang mahasiswi tingkat akhir."

"Sekarang kamu mau mengaturku?"

Setiap berbicara dengan laki-laki itu melalui sambungan telepon Noura akan menjauh dari kelas atau kantin, cukup Gladis yang mengetahui masalah ini.

"Bukan begitu, aku sudah berkata jujur, aku juga mengabari setiap tidak bisa datang."

Laksa tidak menerima alasan Noura. "Sore atau malam begitu selesai kuliah segera ke apartemen! Kalau tidak aku sendiri yang akan menjemputmu."

Panggilan diputus sepihak dan selalu seperti itu selama lima hari ini.

Noura tidak pernah pulang malam setelah pertemuan pertamanya dengan Laksa, kakaknya pasti curiga. Gadis itu akan mencari cara menghindar dari desakan Laksa.

Sore itu selesai bertemu dengan dosen pembimbingnya, Noura bersiap pulang karena sang kakak sudah menunggu di parkiran. Ia tidak tahu mobil Laksa terparkir tepat di samping mobil kakaknya. 

Dari mobilnya Laksa memperhatikan betapa bahagianya adik dan kakak tersebut. Bisa dibayangkan kehidupan orang-orang seperti mereka yang tega menari di atas penderitaan orang lain mereka tidak sungkan dan tidak memiliki nurani sehingga bisa begitu mudah memperlakukan orang lain semena-mena, apalagi kaum lemah sepertinya.

Laksa tidak langsung pulang laki-laki itu mengikuti mobil Akhdan, menunggu dengan sabar kedua orang itu keluar dari restorannya mewah. 

Saat dia di penjara mereka juga bersenang-senang kan? Harusnya orang-orang berkuasa itu bisa menjadi siapa pelaku yang sebenarnya, bukan langsung menuduh dan menghukumnya. Bayangan kesakitan sang almarhumah juga menari di benak Laksa, kira-kira apa yang dilakukan oleh Akhdan dan Noura ketika musibah itu datang?

Mereka juga bersenang-senang seperti ini atau liburan keluar negeri? Sementara di balik jeruju Laksa hanya mampu menangisi takdirnya setelah Luna datang mengabari kematian istrinya.

Laksa bisa saja menabrak dua orang yang baru saja keluar dari restoran itu agar orang tua mereka ikut merasakan seperti apa kehilangan itu. Tapi, dia tidak mau masuk penjara lagi meninggalkan putri dan adiknya. 

Kesempatan baik sedang berada di pihak Laksa, ia melihat Akhdan menurunkan Noura di depan gerbang kediaman mereka.

Aku tidak perlu menjemputmu di depan gerbang besar itu kan?

Dua menit berlalu dan akhirnya Laksa melihat gadis itu menoleh ke arah mobilnya. Ia ingin tahu, apakah tubuh Noura akan menghilang di balik gerbang besar itu atau melangkah masuk ke mobilnya.

💚

Selaksa cinta NouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang