15

308 37 1
                                    

 "Itu sama saja mempermainkan orang tuaku." Noura memberi tanggapan saat bertemu lagi dengan Laksa tepatnya beberapa jam setelah dia dan mama pulang dari apartemen pria itu.

"Anda lihat sendiri bagaimana respon mama, jika membatalkan dengan tiba-tiba ke depannya akan lebih sulit." 

"Aku tidak memerlukan skenario itu lagi."

"Apa maksud anda?"  Noura tidak mengerti. "Anda yang tiba-tiba bekerja pada kakakku, lalu memaksaku menikah, kenapa sekarang berubah pikiran?"

"Kamu tidak perlu tahu alasannya, cukup katakan pada orang tuamu bawa aku bukan laki-laki yang tepat atau katakan saja kamu sudah tidak cinta lagi."

Noura hampir saja keceplosan mengatakan orang tuanya bukan tipe seperti itu yang mudah dipermainkan dan diatur sesuka hati, sedikit saja menyinggung kekuasaan mungkin saja membuat laki-laki itu marah.

"Kalau begini boleh tidak aku bilang anda egois?"

Jika situasinya seperti dulu mungkin saja Laksa marah, tapi sekarang sudah berbeda. Kalau kata Lintar, dia memang orang baik susah diajak jahat. Sekarang terbukti, dendam yang begitu menggebu padam begitu saja.

"Boleh."

Noura terkejut, padahal dia bertanya dengan hati-hati. "Kalau tidak jadi menikah aku akan kembali ke Swiss, aku tidak mungkin tinggal di apartemen Anda tanpa status."

Laksa mengerti. "Boleh."

Sekali lagi gadis itu dibuat terkejut oleh Laksa. "Aku tidak perlu mengasuh Zaila, berarti aku tidak perlu membayar----"

"Lupakan." Laksa menyuruh gadis itu pergi. "Pembicaraan kita sudah selesai, aku juga akan mengundurkan diri dari pekerjaanku."

"Aku tidak bermimpi kan?" ada senyum di bibir Noura hampir saja mengalihkan dunia Laksa tapi dengan cepat pria itu menegur hatinya.

Laksa tidak akan minta maaf, baik perlakuannya yang kurang baik maupun ciuman mendadak darinya.

"Baiklah. Aku akan bicara dengan orang tuaku."

Tidak apa-apa mengecewakan orang tuanya sekali ini saja, rencana pernikahan itu juga bukan dilandaskan oleh hal baik jadi Noura akan menganggap ini cara Tuhan menyelamatkan dirinya.

"Maaf dan terimakasih." 

Ini sedikit lega, Laksa menghembuskan napasnya lalu meneguk cola dingin pesanannya.

******

"Kamu mengundurkan diri karena tidak enak?"

"Bukan." Laksa masih mendengar saran dari Lintar agar tidak mengatakan yang sebenarnya pada Akhdan.

"Lalu karena kecelakaanku?"

"Bukan juga. Aku ingin merantau." Laksa tidak berbohong, dia ingin membawa adik dan anaknya ke daerah lain.

"Aku menolak mana sekarang kamu sudah menjadi sopir utama, kinerjamu selama ini juga bagus mungkin posisimu akan sama seperti Betrand."

Tidak tanggung-tanggung Akhdan memberikan kunci rumah berikut sertifikat untuk Laksa. "Kami tidak memperlakukan pekerjaan seperti budak, tapi sebaliknya. Kalian akan menjadi bagian keluarga."

"Aku tidak berhak menerimanya."

"Jika memang kamu menghargaiku, terima dan tempati rumah ini." Akhdan tersenyum. "Jadwalku ke depan semakin padat, jaga kesehatan karena aku membutuhkanmu."

Laksa tidak bisa berbuat apa-apa, Akhdan menolak pengunduran dirinya. Jika dia pergi begitu saja takutnya malah menciptakan masalah baru, tapi kalau bertahan juga takut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selaksa cinta NouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang