14

638 65 2
                                    

Laksa perlu memberitahu Lintar tentang beberapa kejadian yang dialaminya akhir-akhir ini selama bekerja pada kakak Noura. Ia butuh solusi setelah hal-hal yang tidak pernah diduga terjadi, terlebih orang tua Noura sudah memberikan restu untuk mereka.

"Rezeki bukan sih namanya?" Lintar memberi tanggapan. "Skenario-mu bukan seperti ini soalnya."

Karena itu dia perlu bicara dengan Lintar.

"Kakaknya sudah sadar?"

Laksa mengangguk. "Mungkin dalam waktu dekat ini mereka akan berkunjung ke apartemen untuk bertemu Zaila."

"Mau melihat calon cucu." Lintar menggoda temannya.

"Perlukah aku memberitahu identitasku?"

"Kamu tidak berbohong, KTP dan semua profilmu lengkap dalam map data."

Benar, Laksa tidak masuk dengan identitasnya palsu maksudnya adalah, "Alasanku bekerja padanya."

"Tidak perlu."

"Kalau begitu aku akan terus bekerja tanpa harus menikahi Noura."

"Pamali menolak rezeki, anggap saja ini hadiah dari Tuhan setelah hal berat yang kamu lewati."

Tapi tetap saja salah. Kemarahannya terhadap orang-orang itu seketika hilang.  "Kakaknya menyelamatkan nyawaku."

Laksa memanglah orang baik sayangnya dia kurang beruntung dalam segi materi, namun begitu tidak pernah menyusahkan orang lain. Sesusah-susah hidupnya tidak pernah berhutang, ia sanggup bekerja keras asalkan membawa pulang uang halal untuk istri dan adiknya.

Awal ujian hidupnya adalah ketika laki-laki itu dipenjara karena perbuatan yang tidak  dilakukannya, padahal saat itu kondisi istrinya sedang hamil tua.

"Menurutmu impas?"

Laksa tidak berpikir seperti itu namun tidak juga memandang sebelah mata jasa baik Akhdan. 

"Aku takut jika dendamku akan membuat langkah ke depan semakin rumit."

"Tiba-tiba ingin berbaik budi, setidaknya lanjutkan saja rencana itu toh kamu tidak menyakiti mereka. Orang tuanya juga sudah memberi restu kan?"

"Masalahnya bukan itu, aku yang tidak ingin melanjutkan dendam apalagi hari ini gadis itu pasti sudah mendengar penyebab kakaknya kecelakaan."

"Jadi kamu ingin dibudakkan oleh mereka?"

"Aku akan resign." tidak apa-apa jika tidak jujur mengatakan pada Akhdan alasannya bekerja di sana.

"Menikahlah, Zaila juga butuh seorang ibu. Tidak selamanya kamu akan merepotkan adikmu itu kan?"

Laksa akan memikirkan cara lain yang jelas sekarang tidak ingin menikahi adik Akhdan.  Perlakuan laki-laki itu padanya masih sama baik seperti sebelum kecelakaan.

"Banyak wanita di dunia ini tidak hanya dia saja, sekarang pun aku belum kepikiran untuk mencari pengganti almarhumah."

"Tapi ini peluangmu."

Laksa menggeleng. Ia tidak ingin terlibat lagi dengan orang-orang itu. Tidak bisa diungkapkan rasa syukurnya karena selamat dari maut, sungguh tidak bisa dibayangkannya andai saja baliho besi itu menimpa tubuhnya.

"Aku tidak bisa."

Denting bel apartemen menghentikan obrolan mereka, bukan Laksa tapi Lintar yang membuka pintu. Pria itu terkejut melihat siapa yang datang tidak lama pemilik apartemen ikut kaget melihat Noura dan orang tuanya.

Baru semalam mereka mengatakan akan datang dalam waktu yang dekat, berarti hari ini termasuk kategori waktu itu.

"Maaf kami datang tidak mengabari dulu." Cyra menyapa dua pria di hadapannya. 

"Tidak apa-apa." Lintar mempersilahkan kedua tamu tersebut masuk. 

Pembicaraan mereka beberapa waktu lalu sangat serius dan mulai merambat ke pernikahan, seperti hubungan mereka memang akan serius. Entahlah.

Lagi Lintar yang harus ke belakang untuk menyiapkan minuman untuk kedua tamu yang baru saja datang sementara Laksa menemani di ruang tamu. Pria itu sudah mengirimkan pesan untuk Luna agar segera pulang, karena Zaila ada bersama gadis itu.

"Zaila akan segera pulang dengan tantenya." Laksa memberitahu mama Noura. 

"Tidak apa-apa, kami akan menunggu. Benar kan sayang?"

Noura mengangguk. Sebenarnya bukan hari ini, tapi mama mengatakan ini hari libur jadi sudah pasti Laksa di rumah, begitupun dengan adik pria itu.

"Sudah berapa lama tinggal di sini?"

"Baru beberapa bulan." Laksa tidak tahu bagaimana rasanya punya mertua karena dulu dia menikahi gadis yatim piatu, sama seperti dirinya yang tidak punya orang tua lagi.

Lalu sekarang, benarkah dia akan menikahi seorang gadis yang memiliki harta berlimpah ditambah kedua mertua?

Laksa tidak pernah bermimpi setinggi itu. Selama ini dia begitu menikmati hidupnya, karena dari kecil sudah tidak memiliki orang tua lagi jadi terbiasa hidup apa adanya.

"Kamu betah tinggal di sini?"

Tanya yang bersifat terbuka, Laksa menganggap mama Noura terlalu berterus- terang.

Apakah beliau sedang menilai layak atau tidaknya apartemen yang ditempati Laksa saat ini? Laksa tidak akan mengemis apapun dari orang tua Noura dia juga akan berbicara dengan wanita itu bahwa mereka tidak perlu menikah.

"Lihat nanti Ma."

Lintar datang dengan sebuah nampan berisi empat cangkir teh, tidak lupa dua toples keripik kentang.

"Silakan diminum."

Ini pertemuan keempat kalinya dengan laki-laki yang akan menjadi suami putrinya, Cyra masih memperhatikan Laksa. 

Wanita itu tidak menyalahkan Noura karena memilih laki-laki yang strata sosialnya berbeda jauh dengan mereka. Selama ini Cyra tidak punya harapan khusus atau ekspektasi tinggi terhadap pria yang akan menjadi menantunya. Cukup attitude baik dan bertanggung jawab, karena dua hal itu akan mencakup beberapa hal lainnya dari kepribadian seseorang.

Yang membuatnya terkejut adalah Noura mengatakan tiba-tiba ingin menikah sedangkan putrinya baru saja melanjutkan S2.

Yang ditunggu kini sudah pulang. Hal pertama yang diperhatikan oleh Cyra adalah ekspresi Noura, kemudian Laksa. Seperti yang diketahui Cyra bahwa putrinya tidak begitu dekat dengan anak-anak, setiap ada anak kecil yang berkunjung ke rumah Noura tidak pernah peduli.

Noura tidak gugup sebaliknya ia tersenyum pada Zaila. Gadis itu juga memperlihatkan sikap ramahnya pada putri Laksa, bukan karena bagian skenario sikap baiknya, Noura merasa tidak punya masalah dengan putri pria tersebut.

Tidak ada manusia yang bisa meraba seperti apa kehidupan masa depannya, sama halnya dengan Laksa, pria itu tidak tahu bisakah dia membatalkan rencana pernikahannya dengan Noura?

Luna tidak membenci Noura tapi dia juga tidak mudah menerima gadis itu tapi jika disuruh memilih antara Noura dengan Kalina tentu dia akan memilih Noura. Duduk di antara tamu kakaknya Luna tidak banyak bicara, keadaan hari ini sudah diberitahukan oleh sang kakak walaupun sempat terkejut karena mereka datang tiba-tiba.

"Tidak apa-apa kan Mama lebih lama sedikit di sini?"

Laksa keberatan tapi dia terpaksa menjawab, "Tidak."

Masih ada beberapa hal lagi yang ingin diselidiki Cyra sebelum melepaskan anak gadisnya pada Laksa.

"Aku tidak berniat menikahimu lagi." Laksa segera mengatakan isi hatinya begitu Cyra pamit ke kamar kecil.


Selaksa cinta NouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang