12

2.2K 307 19
                                    

 Laksa memberikan waktu 1x24 jam dia tidak ingin bernego cukup beberapa bulan ini dibohongi oleh Noura.  Waktu yang tersisa dua puluh jam lagi dan Noura belum menemukan alasan yang tepat untuk dikatakan pada orang tuanya.

Tubuhnya tidak cacat tapi dokter belum mengizinkannya pulang terlebih sekarang ada kakaknya di sini, bagaimana cara Noura membuat alasan?

Oke dengan jatuh cinta tiba-tiba, apakah logis jika dia meminta Akhdan menikahkannya dengan Laksa dengan tiba-tiba pula?

Turun dari ranjang sambil membawa botol infus Noura membangunkan pria itu.

"Satu bulan, orang tuaku dan mas Akhdan tidak akan terkejut." Noura langsung mengatakan rencana yang baru saja terbersit di pikirannya. 

"Kamu tidak melihatku tidur?"

Tentu Noura melihatnya tapi dia kepikiran dari tiga jam yang lalu tepatnya setelah pria itu membuat satu keputusan.

"Orang yang pertama curiga adalah kakakku." Noura yakin itu. "Sekarang anda menjadi sopir pribadinya, apakah masuk akal karena yang mas Akhdan tahu kita baru berkenalan hari ini."

Dalam hatinya Laksa memaki wanita itu, dia baru saja tidur karena bosan menunggu. Karena wanita itu berasal dari keluarga yang berkuasa makanya berani melakukan apa saja.

"Lalu apa mau-mu, apa yang bisa kau jadikan jaminan?"

"Apa maksud anda dengan jaminan?" tanya Noura.

Laksa belum punya uang sebanyak itu bolak-balik ke luar negeri bagaimana kalau wanita itu berbohong lagi?

"Apa saja."

Noura tidak tahu. "Aku tidak tahu, tolong bicara yang jelas."

"Apa yang paling berharga selain keluargamu?" Laksa sudah bangun, ia duduk tegap menghadap Noura. "Jika kau tahu berikan aku itu."

Sayangnya tidak ada yang lebih berharga selain keluarganya. 

"Bisa anda sebutkan contohnya?" lebih baik Noura bertanya dari pada Laksa membuat ultimatum yang lebih mengagetkan.

"Aku mengajakmu menikah, kamu tahu bagaimana kehidupan pernikahan?"

Noura mengangguk. "Tapi kita tidak akan praktek sesuai teori, menikah untuk mengikatku saja kan?"

"Menurutmu seperti itu?"

"Lalu seperti apa?" 

Laksa ingin mencekik wanita itu. "Kita tidak akan membahas lagi, berikan aku jawaban besok."

Tepat saat Laksa ingin keluar mencari angin karena dia mulai marah sebuah pesan dari Akhdan masuk. Ia tidak membuka pesan itu cukup membacanya dari notif.

"Kakakmu sedang dalam perjalanan, aku memberimu waktu tujuh menit."

Laksa menghitung mundur mulai dari angka tiga puluh, sedangkan Noura tidak mengerti ucapan laki-laki itu.

"Kenapa?"

"Kakakmu sedang menuju ke sini, pikirkan alasanmu setelah aku melakukan ini."

Langkah Laksa mulai mendekat ke arah Noura sementara gadis itu belum mengerti apa yang dikatakan papa Zaila.

Dan....cup, itu bukan ciuman singkat. Seseorang yang baru saja masuk terpaku di tempatnya.

"Apa yang anda lakukan?" Laksa mendorong Noura sambil mengusap bibirnya. "Saya seorang sopir, bagaimana kalau pak Akhdan tahu?"

Di tempatnya Noura juga terpaku, hanya sekilas melirik kakaknya sumpah Noura sangat terkejut. 

"Aku... mencintaimu."

"Apa?!" 

Aku harus mengikuti skenarionya? Aku mencintaimu, kata-kata itu tidak pantas diucapkan, tapi tatapan Laksa menikam.

"Aku di sini."

Noura menunduk tidak ingin melihat aksi heroik pria yang sudah mengambil ciuman pertamanya.

"Maaf. Anda salah paham, ini salahku." Laksa menunduk seolah dirinya sangat ketakutan. "Aku minta maaf Pak."

"Tidak." Akhdan menatap adiknya dan bertanya. "Ada apa denganmu?"

Akhdan tidak ingin menekan Noura, adiknya sudah dewasa sekadar ciuman tidak akan menjadi masalah, yang jadi pertanyaan sekarang adalah, "Kamu baru bertemu dengan Laksa, benar kamu jatuh cinta?"

Noura mengangguk. "Jantungku...." yang jelas degup jantungnya karena marah dan takut bukan cinta seperti yang dirasakan oleh kebanyakan orang.

Akhdan mendekat dan memeluk adiknya, ia menahan senyum baru tahu adiknya se-polos ini. 

"Memang seperti itu, jantung kita tidak normal kalau sedang jatuh cinta." apalagi baru selesai berciuman. "Nanti juga normal lagi."

Noura tidak menjawab lagi, dalam hati meminta maaf karena sudah membohongi kakaknya.

"Laksa sudah bekerja lebih tiga bulan, selama ini dia cukup bertanggungjawab." Akhdan yakin dengan penilaiannya terhadap Laksa. "Tapi Mas masih sangsi dengan perasaanmu."

Dalam hati Akhdan bertanya apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? 

Akhdan memeluk adiknya otomatis membelakangi Laksa, posisi yang menguntungkan untuk Laksa. Kalau begini ia bisa leluasa memberikan tatapan peringatan  pada Noura.

"Tapi aku cinta."

Suara Noura bergetar karena takut namun di telinga sang kakak terdengar pengakuan yang begitu dalam tentang perasaan adiknya untuk Laksa.

Melepaskan pelukan itu Akhdan berbalik, ia ingin bertanya pada Laksa. "Kamu seorang duda, apakah saat ini punya hubungan spesial dengan seseorang?"

Laksa menggeleng dengan tatapan bingung.

"Kalau begitu bisakah kamu memulainya?"

"Apa maksud Bapak?" tanya Laksa dengan ekspresi yang dibuat-buat. 

"Adikku jatuh cinta padamu." Akhdan tidak akan memberi perintah karena menghargai Laksa. "Kalau tidak keberatan aku ingin memintamu mengenal adikku, boleh?"

Laksa tidak menjawabnya, dia perlu mengulur waktu agar skenarionya berjalan lancar. Tujuannya membawa Noura pulang ke tanah air untuk membayar perbuatannya dulu.

"Kamu bisa memulai pelan-pelan."

Saat berbalik menatap adiknya Akhdan melihat Noura menangis, hatinya tersentuh. Jatuh cinta pada pandangan pertama se-hebat ini, pria itu takjub melihatnya.

"Bagaimana?" tanya Akhdan lagi pada Laksa.

Noura semakin terisak, sepertinya skenario Laksa akan berhasil. Sekarang ia tidak perlu lagi membayangkan seperti apa kesibukannya ke depan dan pendidikan S2-nya yang baru berjalan beberapa bulan harus terhenti.

"Aku tidak tahu Pak."

"Noura gadis baik, aku tidak memujinya tanpa alasan." Akhdan bicara serius. "Semoga kamu mau mempertimbangkan permintaanku."

Akhdan menepuk bahu Laksa. "Mau bicara dengannya?"

"Jangan dulu."  Akhdan memperlihatkan rasa sungkannya. 

Senyum Akhdan tampak bahagia. "Terimakasih."

******

Kurang dari 24 jam Laksa menerima jawaban, Noura akan jatuh ke tangannya. Pria itu belum puas sebelum bisa membawa Noura ke tanah air. 

Besok dia akan kembali ke tanah air, sebelum pulang Akhdan memintanya ke rumah sakit mengunjungi Noura. Tentu Laksa tahu itu hanya alasan Akhdan, dengan senang hati ia akan datang.

******

"Pacar Noura?"

Di hadapannya seorang wanita teramat cantik, mungkin kalau ibunya masih hidup usia mereka sama.

"Dia baru datang sayang." seorang laki-laki mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. "Abhie, Papa Noura. Ini Cyra istri saya."

-

Selaksa cinta NouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang