17. Holy Jean VS Naughty Jean

893 73 1
                                    


Chapter ini menceritakan tentang
kisah cinta Choi Jeno dan Jean Park. Tentang Jeno yang sabar menanti untuk waktu yang cukup lama agar dapat menyentuh kekasihnya.

Saya tidak akan memublikasi full empat chapter terakhir di Wattpad, bagi kalian yang berminat membaca
fullnya, kalian bisa mengorder PDFnya, terima kasih
Love kalian semua ♥️


***


Memasuki bulan ketujuh mereka menjadi sepasang kekasih, apa saja yang telah mereka lewati?

Jeno hanya disibukkan dengan mengagumi kekasihnya itu. Jeno hanya disibukkan dengan berpikir bagaimana cara membahagiakan pemuda itu, Jeno disibukkan dengan pikiran bahwa ia harus menjaga Jean sebaik mungkin dan jangan sampai ia terluka sedikitpun.

Jeno bahkan terlalu takut menyentuhnya. Sejak musim dingin di mana mereka resmi menjadi sepasang kekasih sampai hari ini memasuki musim panas, Jeno tidak berani menyentuh Jean lebih jauh selain mencium kening atau pucuk kepalanya. Ia hanya berani memeluk sang kekasih beberapa menit demi menekan hasratnya.

Jeno hanya ingin membuat Jean percaya kepada dirinya. Ia hanya ingin Jean melakukan dengannya karena ia benar-benar menginginkannya dan nyaman untuk melakukannya meski terkadang Jeno nyaris gila demi menahan gejolak itu.

Seperti sore ini, Jean hanya memakai sweater putih oversizenya. Jean sangat menyukai memakai pakaian dengan ukuran lebih besar dari standar badannya. Jeno tahu jika bagian bawah yang tertutup sweater itu hanya ditutupi oleh hot pan. Itu adalah style favorit Jean ketika ia berada di rumah.

"Jeno ya!"

Tiba-tiba ia menyadari keberadaan Jeno di belakangnya. Ia menangkap samar bayangan Jeno di dinding kaca yang sedang dipandanginya itu. Ia berbalik dan berjalan cepat menuju namja tinggi itu.

Greppp!

Tubuh rampingnya menempeli Jeno, mengalungkan kedua lengan rampingya di pundak pemuda tampan itu.

"Aku sudah memasukkan pakaian kita, apakah cukup hanya membawa satu koper?" Jean bertanya sembari mendongak menatap Jeno yang kini menunduk.

"Kita akan membeli kekurangannya di sana, sayang." Jeno merengkuh tubuh kecil itu ke dalam pelukannya.

"Apa pakaianmu yang kusiapkan sudah tepat?" Jean bertanya lagi.

"Aku percaya padamu, sayang. Pilihanmu pasti tepat." Jeno menunduk untuk mengecup pucuk kepala Jean, yang dicium kini terkikik geli.
"Apa kau siap?" Jeno berbisik di sisi telinga Jean.

"Aku siap, aku tidak sabar untuk penerbangan besok!" Jean berseru.

"Maksudku kau bersiap untuk honeymoon kita?"

"Huh?"


***


"Apa aku menyakitimu, Jean ah?" tanyanya pelan.

"Tidak, itu tadi luar biasa." Jean memberikan jawaban di luar dugaan.

Jeno menatap wajah manis di sampingnya ini, "kau tidak apa-apa?" ia bertanya lagi.

"Tidak apa-apa, Jeno ya. Apa kau takut aku terluka?" Jean bertanya sembari membalas mengusap wajah Jeno. Pria tampan itu mengangguk.

"Tidak akan, lakukan apa pun yang kau mau, jangan khawatirkan aku." Jean berkata dengan suara lirihnya, matanya terlihat menyendu, kantuk mulai menyerangnya.

"Terima kasih, sayang." Jeno kini mengusap kepala Jean, membelai rambut halusnya dengan perasaan sayang.

"Hmm ...." kedua mata Jean perlahan terpejam.


***




Holy Jean (Sunshine After You)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang