[5] Juandra : jenggala

426 100 61
                                    

Haloo, setelah ber abad-abad akhirnya aku bisa update Juandra lagi..

...

Jenggala

Tanpa nama panjang, hanya Jenggala

Jenggala itu anak rantau, ia pergi dari rumahnya berniat untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, tapi apa lah dayanya dirinya yang hanya seorang perempuan biasa, semunya biasa, uangnya biasa-biasa saja, otaknya biasa-biasa aja bahkan lebih ke pas-pasan sih.

Niatnya untuk kuliah kini malah sirna dirinya malah menjadi seorang pelayan disebuah restoran yang cukup ternama di ibu kota. Tapi baru 5 bulan kerja Jenggala terpaksa harus resign karena harus lebih ekstra menjaga alister.

Bocah yang sudah menemaninya selama tiga tahun ini, dia Alister anak kandung dari teman dekatnya. Mungkin jika dijelaskan dari awal mula bagaimana Alister bisa bersamanya akan panjang, mungkin bakal ngalahin ketebalan buku sejarah.

Setelah tiba di kosan barunya Jenggala langsung membereskan semua pakaian dalam koper.

Jenggala merebahkan tubuhnya karna merasa pegal-pegal, karena harus menyeret koper besar serta menggendong alister.

Eh ngomong-ngomong soal alister, anak itu belum ia kasih makan. Jenggala bangunan dari acara rebahannya.

Beranjak lalu berniat mengganti baju agar lebih santai.

"Al mau makan ngga?" Jenggala bertanya sambil mengobrak abrik lemari untuk mencari baju tidur.

ko Jenggala merasa aneh, dirinya tidak mendengar sahutan dari alister.

"Al, kamu lap_ LOH AL MANA?" teriakan melingking terdengar memenuhi bangunan kosan yang tidak luas itu.

Jenggala berlari keluar kamar mencari keberadaan sesosok bocah 3 tahun, tapi naas setelah berlari kesana-kemari mengelilingi kosan Jenggala tidak menemukan keberadaan alister.

Jenggala mulai panik, perempuan itu mengambil phonsel yang tergeletak di kasur. Tangannya dengan lincah mengotak-atik benda pipih tersebut.

"OM TOLONG, ALISTER DI CULIK"

.

Juan menaruh sekaleng soda di hadapan zafy, pemuda itu langsung mendudukkan bokongnya disofa empuk apartemen nya.

Kalian masih ingat zafy kan? Temen juan si alim yang akhirnya terjerumus tipu muslihat juan.

"Lo meliara tuyul dari kapan deh?" Mungkin ini adalah pertanyaan ke seribu kali yang zafy lontaran kan, juan sampai jengah mendengar nya.

Mungkin sudah hampir satu jam zafy terus meneliti sesosok bocah yang tengah tertidur pulas di sofa, tepatnya di samping juan.

"Fiks sih ini mah tuyul" zafy berceloteh lagi. Muka polosnya terus saja memperhatikan alister yang tengah tertidur pulas. Pemuda itu masih terus memastikan apakah bocah yang tengah tertidur itu manusia nyata apa bukan.

"Tapi anehnya kalo dia tuyul ko gue bisa liat" zafy memegangi kepalanya merasa bingung. Itu emang anak beneran atau zafy punya indra ke enam yang bisa liat hantu.

"Bayi baru brojol aja bisa tau kalo tuh bocah anak beneràn bukan túyul, lo yang udah bangkotan masa kagak bisa bedain" juan yang sudah jengah dengan kegilaan sang teman akhirnya mengeluarkan suara.

Zafy mengernyit bingung.

"Tapi ini anak ko pucet banget, kaya tuyul-tuyul yang ada di film horor" zafy bersuara, dirinya masih menolak fakta bahwa anak itu bukan tuyul.

"Secara harfiah mana ada tuyul ganteng, terus lucu kaya dia" dan juan masih kukuh untuk menyadarkan kegilaan zafy.

"Tapi ada tuh di film horor tuyul lucu kaya dia"

"Emang lo nonton film horor apaan?"

"Sule prikitiw"

Hampir saja juan membalik meja didepan nya sangking terlalu kesal.

"Lama-lama gue gila ngadepin lo deh" juan mengusap wajahnya kasar. Sementara zafy malah nyengir menampilkan deretan gigi putihnya.

"Yaudah coba lo cerita gimna nih anak bisa ada disini" tiba-tiba zafy duduk dengan tegak dihadapan juan, pemuda itu sekarang akan serius dan akan dengan cermat mendengar kan cerita dari sang teman.

Juan menarik nafas panjang-panjang, bersiap untuk menceritakan dari a-z bagaimana kejadian awal mula Alister bisa berada disini.

Hampir cukup memakan waktu satu jam untuk juan bercerita. Sebenarnya ceritanya tidak cukup panjang juan hanya bercerita yang penting-penting nya saja. Yah tapi di karenakan zafy yang agak budeg juan harus mengulang kembali ceritanya di karenakan zafy yang kebanyakan "hah apa" "hah gimna".

"Oke gue paham" zafy mengangguk mantap, lalu pemuda itu berlagak tengah berpikir dengan pose jari telunjuk yang di simpan di dagu.

"Terus motif emaknya al ngebuang al disini apa?"

"Nah itu yang buat gue bingung"

"Tapi ya ndra, ini boca kalo di teliti ko mirip lo ya" ujar zafy, lalu pemuda itu kembali sibuk meneliti Alister yang masih tertidur pulas.

Juan tak menanggapi, pemuda itu tengah sibuk menikmati minuman sodanya.

"Jangan-jangan dia anak Lo lagi" ucapan zafy berikutnya membuat Juan harus menyemburkan sodanya sangking ia kaget.

"Sembarangan ya anjing!" ujar juan sedikit ngegas.

"Ck, gue ga boong ya dia emang mirip banget sama Lo" ujar pemuda itu.

Juan memutar bola matanya malas.

"terus apa ya motipnya, masa lupa?, ga masuk akal banget" tutur zafy panjang lebar. Juan mengangguk setuju, perkataan zafy ada benarnya juga.

"Atau jangan-jangan si Al niatnya mau dibuang" ujar zafy lagi.

"Ga mungkin, Jenggala keliatan sayang banget sama Al" jelas Juan.

"Bisa aja itu cuma sandiwara"

Juan terdiam, bisa jadi yang dikatakan zafy benar.

...

Emang masih ada yng nungguin lanjutan cerita ini ya?

Emang masih ada yng nungguin lanjutan cerita ini ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Juandra ||
Jaesoo

JUANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang