Kelas X-C
Bel istirahat berbunyi, waktunya untuk para murid-murid mengisi perutnya di kantin sekolah. Akira berjalan ke arah kantin bersama Amerta, ya... Amerta, ia adalah pasangan ketua OSIS periode selanjutnya. Akira—Amerta. Tapi... Sebelum mereka berdua ke kantin, ada sedikit keributan di antara mereka, kalau bukan karna Amerta, Akira tidak akan badmood.
"AKIRAAAA IM KAMINGGG!!!" Teriak Amerta dari ambang pintu, lalu ia berjalan ke arah kursi yang Akira duduki.
Akira menutup kupingnya, suara Amerta sangat nyaring, bahkan semua yang berada di kelasnya saat ini menatap Amerta heran.
"Ck! Berisik! Gausah teriak bisa ga si!" Teriak Akira balik.
"Wo wo wooo, lo juga jangan teriak bangk*!" Balas Amerta sambil menaikkan nada suaranya.
"Suara lo itu kek aghhhh! Kuping gue penging tau ga!" Ucap Akira.
Penging = 11 12 kek mau budek
"Kalo mau ke kantin ayok! Gausah teriak-teriak!" Ucap Akira kesal, ia jalan lebih dulu dari pada Amerta.
Pada akhirnya, Amerta mengejar Akira sampai di depan pintu kelasnya, lalu mereka berjalan ke kantin. Dari kejadian itu, Akira tidak membuka suaranya sama sekali.
"Ra" Kata Amerta memecahkan keheningan di antara mereka berdua yang sedang berjalan ke arah kantin.
"Hm" Balas Akira, sejujurnya ia sedang malas di ajak bicara saat ini.
"Dari tadi lo diem mulu, ga capek apa?" Tanya Amerta.
"Dari tadi lo ngomong mulu, ga capek apa?" Tanya Akira membalikkan pertanyaan yang sama kepada Amerta.
"Yek, lo dari tadi diem aja masalahnya, ya gue ngomong panjang lebar, cerita panjang lebar biar lo ga diem aja lah" Balasnya.
Sejujurnya Amerta tadi yang baru sampai di kelas Akira, ia selalu cerita panjang kali lebar kali tinggi, dengan siku-siku 16 di kali 2 di bagi 3, sama dengan tadi.
"Gue lagi badmood" Ucap Akira.
"Lah? Badmood kenapa ra?" Tanya Amerta lagi.
"Ntah" Ucap Akira.
"Si anj*r" Balas Amerta menjitak kepala Akira.
"Apaan si Ta!" Ucap Akira yang tak mau kalah menjitak kepala Amerta balik.
"Ga jelas bet" Lanjut Akira.
Pada akhirnya, mereka berdua terdiam kembali.
"Bude, aku beli roti 2 ya, 4 ribu kan? Sama teh pocinya 1" Ucap Akira yang mengambil roti dan teh poci.
"Ini bu uangnya" Ucapnya lagi sambil memberi uang 5 ribuan rupiah kepada bude-bude penjaga kantin.
"Makasih ya" Balas bude penjaga kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Almet Abu-abu
Teen FictionDi balik almet abu-abu Budayakan membaca deskripsi sebelum membaca! Budayakan follow sebelum membaca! Plagiat? Hus hus pergi jauh"! N: ini di ambil dari kisah cinta author sndiri! Adrian Martadinata, seorang cowok yang memiliki tinggi 185 cm, ia s...