Chapter O6

95 35 11
                                    

Mone menghela napasnya sebal seraya menyisir rambutnya ke belakang. Kedua mata gadis itu membengkak, lelah menangisi meninggalnya Judy yang terlalu tiba-tiba.

Tok! Tok! Tok!

"Siapa?" tanya Mone dengan lemas. Ia benar-benar sudah tidak ada tenaga bahkan sedikitpun.

"Elis."

"Masuk aja, Lis."

Pintu kamarnya terbuka dan menampilkan presensi Elis yang membawa segelas air putih di tangan kirinya.

"Mau ngapain?" tanya Mone. Elis menyodorkan gelas tersebut ke hadapan Mone, "minum dulu, Mon. Lo dari tadi nangis terus pasti kekuras energi lo nya."

Mone mengambil gelas dari tangan Elis kemudian meneguknya hingga setengah.

"Nih, gue ada vitamin gitu. Lo mau gak?" tawar Elis seraya mengeluarkan sebutir vitamin dari saku celananya. Mone menatap vitamin itu kemudian beralih ke Elis.

"Boleh deh." Mone pun mengambil vitamin itu dan meminumnya dengan air putih hingga tandas. Ia mengembalikan gelas pada Elis kemudian mendapatkan elusan di lengannya dari gadis itu.

"Gue tau lo pasti emosi banget sama kematian Judy. Tapi lo jangan emosi, Mon. Kita bicarain baik-baik buat rencana kita nanti, biar semua satu suara." ujar Elis membuat Mone menghela napas.

Mone akui memang dirinya tadi seperti bocah yang memarahi sahabat-sahabatnya karena emosinya sedang tidak stabil.

"Iya, gue lagi emosi banget tadi. Maaf."

"Jangan minta maaf ke gue. Minta maaf ke Shaaron sama Winar, tadi lo ada marahin mereka soalnya."

Mone menghela napas. Ia merapikan bantal lalu menatap Elis. "Gue minta maafnya besok aja deh. Gue udah ngantuk banget, kepala gue juga mendadak pusing."

Elis menatap Mone dengan khawatir, entah kenapa perasaannya berubah menjadi tidak enak saat mendapati wajah Mone tiba-tiba saja memucat.

"Istirahat ya, Mon. Jangan mikirin apa-apa dulu." ujar Elis yang dibalas anggukkan kepala oleh sahabatnya. Setelah Elis keluar dari kamar, Mone memegang keningnya.

"Kepala gue pusing banget." gumam gadis itu lalu kedua matanya mulai terpejam.

Mone tidak tahu jika air putih yang ia minum hingga tandas itu sudah dicampur dengan tiga butir benzodiazepine.

Mone sempat merasakan sesak di dadanya hingga gadis itu menghembuskan napas terakhirnya.

□□□

"Iya, by. Ini aku udah bangun kok. Iya, nanti aku ke rumah kedua, ya, habis bangunin temen-temen."

Sonya memutuskan panggilannya dengan Nikol kemudian menaruh ponselnya di nakas dekat ranjang. Gadis itu menoleh ke Shaaron yang masih tertidur nyenyak lalu mencepol rambutnya asal.

Gadis berzodiak Scorpio itu melangkah keluar dari kamar, ia sedikit merinding saat mendapati suasana rumah yang terasa sedikit mencekam. Entahlah, keheningan yang melanda di pagi hari ini memang berbeda dari pagi sebelumnya.

Sonya berjalan ke kamar Mone dan Gita lalu mengetuk pintu kayu itu beberapa kali. Karena tidak ada sahutan, Sonya memutuskan untuk membukanya kemudian berjalan ke arah Mone yang masih memejamkan mata.

"Mon, bangun. Udah jam setengah delapan nih." ucap Sonya seraya menggoyangkan bahu Mone. Namun sahabatnya itu tidak bereaksi apa-apa.

Sonya berdecak, dengan iseng ia pun menaruh jari telunjuknya di depan hidung Mone dan terkejut saat ia tidak merasakan adanya hembusan napas dari hidung sahabatnya itu.

Kedua mata Sonya mulai berkaca-kaca, ia keluar dari kamar Mone dan Gita kemudian menggedor pintu kamar Cici-Ifa, Maudy-Elis, dan membangunkan Shaaron.

"Sha, bangun, Sha— hiks." Sonya menggoyangkan bahu Shaaron dengan sedikit kencang hingga kekasihnya Winar itu terbangun.

"Ada apa, Nya? Eh? Kok lu nangis?" tanya Shaaron terkejut saat melihat wajah Sonya yang dibasahi air mata. Kekasihnya Nikol itu tidak mengucapkan apapun namun menarik lengan Shaaron menuju kamar Mone dan Gita.

"Mone— hiks. Mone... gak ada napasnya, Sha... hiks..." ujar Sonya sesegukan. Mendengar itu, Shaaron terkejut. Ia menghampiri Mone yang masih terbaring kemudian mendekatkan telinganya ke dekat hidung Mone.

Benar. Tidak ada hembusan napas.

Shaaron berusaha untuk tenang, lalu memegang nadi pada pergelangan tangan Mone. Tatapan gadis itu berubah menjadi sendu sekaligus kosong.

"Mone... Dia udah gak ada, Nya..."

Saat itu juga, Sonya melemas. Gadis berzodiak Scorpio tersebut ambruk ke lantai dan tak sadarkan diri.

▪︎▪︎▪︎

Singkat ya gaiiis, buat pendinginan dulu wkwkwk sebelum pelaku yang ngebuat kekacauan ini semua diungkap :v

[✔] Holiday Tragedy | 02lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang