Chapter O8

96 35 7
                                    

"Lo kemanain Gita, anjing?!"

Juanda menatap laki-laki di hadapannya dengan tajam. Ubun-ubunnya sudah dipenuhi dengan kepulan asap yang siap untuk keluar kapan saja.

Juanda marah. Karena laki-laki di hadapannya ini menjalankan rencana tidak sesuai dengan apa yang mereka bicarakan kepadanya dan Gita.

Iya, Juanda dan Gita memang membantu orang itu untuk menuntaskan hasrat menghabisi nyawa sahabat-sahabat mereka sendiri.

Sebenarnya, ia dan kekasihnya langsung menolak ajakan laki-laki itu. Namun karena partner si lelaki memiliki kartu as Juanda dan Gita, alhasil sepasang kekasih ini menerima ajakan dua manusia gila itu.

Bahkan Juanda dan Gita baru tahu jika sang lelaki mengidap skizofrenia akut. Fakta itu semakin membuat Juanda dan Gita takut untuk mengikuti rencana yang sudah dirancang oleh dua manusia gila tersebut.

"Tadinya gue pengen berbaik hati menjalankan rencana sesuai yang udah gue dan partner gue susun. Tapi cewek lo itu malah pergi ke kantor polisi tepat setelah lo masuk ke ruang interogasi." jawab lelaki itu sambil menggosok tiang kayu dengan pisau kecilnya.

Juanda menggeram marah. Kepalan di kedua tangannya semakin menguat seiring tatapan tajamnya yang mengarah kepada laki-laki itu.

"Bajingan keparat. Lo adalah manusia terbangsat yang pernah gue temui." ucap Juanda dengan suara rendah. Namun hal tersebut membuat si laki-laki menghentikan kegiatannya dan menatap Juanda.

"I am, Ju. I am."

Jangan tanyakan apakah Juanda semakin emosi atau tidak, karena laki-laki itu langsung melayangkan tinjuan yang cukup keras dan kencang di wajah lelaki itu.

Tidak perlawanan dari sang manusia gila membuat Juanda semakin brutal meninju laki-laki itu seolah-olah samsak yang pantas untuk mendapat kekerasan.

"Ju— uhuk. Lo yakin mau ngebunuh gue dengan cara gini?" tanya laki-laki itu sambil tersenyum miring.

Sinting. Padahal kedua ujung bibirnya sudah sobek dan mengeluarkan banyak darah.

Juanda kembali menggeram rendah. Baru saja ia ingin membuka mulut, namun manusia yang berada di bawah kukungannya itu menancapkan kapak pada lehernya.

Juanda tersentak dan diam. Kedua matanya membulat seiring banyaknya darah yang mengalir dari lehernya.

"Makanya jangan jadi orang yang gegabah dalam bertindak, Ju. Nanti malah ngerugiin diri lo sendiri yang ada. Hahaha."

Manusia gila itu kembali menancapkan kapak pada leher Juanda beberapa kali hingga lelaki berzodiak Virgo tersebut kehilangan nyawanya.

"Yesaya dilawan."

□□□

"Wow, guess who just killed her best friend and act innocently right now."

Sonya tersentak saat mendengar suara salah satu sahabatnya yang masuk ke kamarnya dan Shaaron tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ngapain lo kesini?" tanya Sonya, mengalihkan topik yang sebenarnya ia sendiri kaget kenapa bisa nih orang tau kalo dia baru ngebunuh seseor— koreksi, sahabatnya sendiri.

"Ngalihin topik? Kaget karena gue tau lo abis ngelakuin apa, ya?"

"Gue gak ada ngelakuin apa-apa."

"Oh ya? Nusuk Elis pake pisau? Does it mean you didn't do anything, Sonya?"

"Anjing."

"Woah, santai. Kenapa kasar banget sih bahasa lo? Takut gue emberin ke yang lain, kah? Hahahahaha."

"I killed her because she killed Mone first."

"Tau gak sih? Pertemanan kita tuh lucu banget, ya. We act like we're best friend tapi kita juga tega buat ngebunuh sahabat kita sendiri."

"Maksud lo?"

"Maksud gue? Apa ya... Hm... Mungkin maksud gue adalah bukan Elis yang ngebunuh Mone."

Sonya terkejut mendengar penuturan sahabatnya itu. Tunggu... Kalau bukan Elis yang membunuh Mone, lantas siapa?

Gadis itu mendekati Sonya yang sedang rebahan di ranjang. Setelahnya ia mendekatkan mulutnya ke telinga sahabatnya tersebut.

"Tapi gue yang bunuh Mone." bisiknya. Sonya membulatkan kedua matanya lalu bergumam saat mulutnya dibungkam secara paksa oleh gadis itu.

Ketika peristiwa dibekapnya mulut Sonya masih terjadi, gadis itu tersentak saat Nikol tiba-tiba saja sudah berdiri di belakangnya sambil berteriak.

"LO APAIN PACAR GUE, BANGSAT???!"

▪︎▪︎▪︎

Satu pembunuhnya sudah terungkap, yaitu Yesaya.

Siapa yang diam-diam ngira kalo nih orang yang jadi pelakunya?! Wkwkwk selamat! Kalian benar!

Jadi, bener kalo Juanda sama Gita itu memang berniat (gak sih lebih tepatnya dipaksa) buat ngebantu Yesaya dan satu partnernya [yang belum terbongkar identitasnya].

Dan buat Gita, well let's see on next chapter, guys!!!

[✔] Holiday Tragedy | 02lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang