Ctass
Ctass
Arghhh
Suara cambukan dan jerit kesakitan seorang wanita, tubuhnya terikat dengan rantai serta di penuhi luka disekujur tubuhnya dengan darah yang sudah mengering.
Bahkan para penjaga yang berada di sana pun menatap wanita itu datar, sekilas mata para penjaga juga seorang pria yang mencambuk wanita itu menatap dengan kilatan amarah.
Jerit kesakitan lelaki tersebut justru membuat seorang pria yang sedang memegang cambuk di tangan kanannya tersenyum menyeringai, bukannya merasa kasihan justru jerit kesakitan wanita tersebut terdengar seperti sebuah lagu yang mengalun dengan merdu.
"T-tolong bunuh saja aku dari pada terus kalian siksa" lirih wanita tersebut yang terdengar putus asa.
"Bunuh? Cih, kau berhak mendapatkan penyiksaan yang lebih kejam" ucap seorang pria bermanik biru terang dengan sinis.
Pria bermanik biru terang itu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan sang wanita, sang wanita menatap dirinya takut.
"Ini belum sebanding dengan Lady yang telah kau bunuh" bisik pria bermanik biru terang dengan nada penuh amarah.
"Sudah ku bilang aku tidak membunuh dia! Mereka yang membunuhnya!!" bentak sang wanita yang membuat pria bermanik biru terang semakin marah.
"BOHONGG!!! KAU BERBOHONG LICIA!!" Teriak pria bermanik biru terang itu murka, ia kembali melayangkan cambukan ketubuh wanita yang bernama Licia tersebut.
Ctass
Ctass
Ctass
Arghhh
Pria bermanik biru terang itu terus-menerus melayangkan cambukan puluhan kali kepada Licia, tidak tahan menahan rasa sakit akibat cambukan itu membuat kesadaran Licia menipis.
Sang pria menggeram marah melihat itu, ia memerintah anggota yang berada di belakangnya untuk membawakan satu ember air es.
Byurrr
"ARGHHH! DASAR PRIA GILA!!" Raung Licia kesakitan.
Pria bermanik biru terang itu menyeringai melihat Licia meraung kesakitan, sungguh raungan Licia menjadi hiburan tersendiri untuk dirinya.
"Kau yang gila" sinis pria bermanik biru terang, ia kemudian berbalik dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.
Sebelum mencapai daun pintu, ia pun berkata, "Jaga wanita sialan itu, jangan membunuhnya sebelum ada perintah. Paham!".
"Siap paham, Jendral"
🍷
🍷
🍷
"Ketua, hari ini perekrutan anggota baru" ucap seorang pria yang merupakan anggota Dragon Hell yang bertugas sebagai perekrutan anggota baru itu melapor kepada sang gadis cantik yang sedang berkutat dengan komputernya di sebuah ruangan merah-hitam itu.
Ya gadis cantik itu adalah Gellexia Cail Lovandra. Lexia mendongak menatap pria tersebut.
"Perekrutan anggota baru?" tanya Lexia dengan mengangkat sebelah alisnya, dan di balas anggukkan kepala.
"Benar ketua! Sudah 1 tahun Dragon Hell tidak merekrut anggota baru, sekarang sudah jadwalnya perekrutan" jawab sang pria.
"Baiklah, kau urus terlebih dahulu nanti saya akan turun tangan melihat potensi para calon Dragon Hell" ucap Lexia.
"Siap laksanakan ketua! Kalau begitu saya pamit undur diri" Lexia menganggukkan kepalanya, barulah pria tersebut pergi dari sana.
Lexia kembali fokus berkutat dengan komputernya, ia sedang mengecek CCTV markas Dragon Hell.
Ia mengambil coklat panas yang berada di atas meja kemudian meneguknya sembari matanya fokus melihat aktivitas di CCTV.
Lexia melotot terkejut, buru-buru ia taruh coklat panas tersebut ketempat semula kemudian mempause di salah satu monitor.
Mata dark brown-nya berkilat marah, menatap kejadian di salah satu monitor. Tangannya mengepal erat hingga kuku jarinya memutih.
"Penghianat" desis Lexia.
🍷
🍷
🍷
"Boy, Papi denger dari temenmu, kamu lagi jatuh cinta sama seorang gadis ya?" tanya pria paruh baya yang sedang duduk di meja makan sembari menatap seorang cowok yang baru saja turun dari tangga.
Cowok tersebut berhenti di anak tangga terakhir, pipinya bersemu merah. Ia kemudian berjalan kembali menuju meja makan.
Cowok itu duduk di kursi sebelah pria paruh baya. Pria paruh baya tersebut terkekeh saat melihat muka cowok—putranya itu memerah.
"Wah siapa dia, Pi?" tanya wanita paruh baya yang di yakini adalah istri dari pria paruh baya tersebut.
"Papi gak tau Mi, mangkanya ini nanya sama Xavi" jawab pria paruh baya sesekali matanya melirik menggoda kearah cowok yang kini membuang muka.
Sepasang pasutri itu terkekeh melihat anak semata wayang mereka yang sedang di mabuk asmara. Ya, mereka adalah keluarga ARAVEL.
"Anu .... I-iya Pi, Mi, sebenernya Xavi lagi suka sama seseorang" ucap Xavier malu-malu.
"Ah, benarkah Xavi?" tanya sang Mami dengan antusias dan dibalas anggukkan kepala oleh Xavier.
"Siapa dia yang sudah bikin anak Mami ini di mabuk asmara, hm?"
"Lexia, Mi"
Saat ini muka Xavier sudah seperti kepiting rebus, ia menundukkan kepalanya karena malu dan itu membuat orang tuanya tertawa lepas melihat kelakuannya.
"Kapan-kapan ajak dia kesini, Xav. Papih mau lihat secantik apa calon menantu Papah" ucap sang Papi terkekeh renyah, sang Mami juga mengangguk setuju dengan ucapan suaminya.
"Benar Xav, ajak dia kesini Mami mau kenal sama dia"
"Siap, Pi, Mi"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS SECRET
General FictionMenceritakan kisah seorang gadis cantik yang memiliki segudang rahasia dalam hidupnya. Dia adalah, GELLEXIA CAIL LOVANDRA, atau biasa dipanggil Lexia. Gadis cantik bak dewi satu ini merupakan seorang Ketua gengmotor 'DRAGON HELL' yang menaungi selu...