DS || 13

134 13 2
                                    

"Buset muka lu kenapa Xav?" tanya Kevin saat melihat wajah Xavier, yang membuat semuanya menatap kearah Xavier.

Kini Lexia dkk, Xavier dan juga Andreas sedang berada di sebuah cafe. Bagaimana mereka bisa bersama lagi? Itu karena mereka semua membolos pelajaran.

"Tadi malem dia dikeroyok geng Vilion, untungnya ada gue yang ga sengaja lewat coba aja kalo gue ga lewat, udah tewas dia ditangan ketua Vilion" bukan Xavier yang menjawab namun Lexia.

Uhuk uhuk

Kevin juga Vanya yang sedang meminum es coffe mereka jadi tersedak setelah mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Lexia, sedangkan Demian dan Andreas melotot kaget.

Xavier menjadi salah tingkah, ia menundukkan kepalanya guna menutupi wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus hingga ke telinga.

Lexia yang melihat gerak-gerik Xavier, terkekeh kecil melihat Xavier yang salah tingkah.

Ketiga teman Lexia menatap Lexia yang sedang fokus memainkan handphone dengan tatapan yang sulit diartikan.

"K-ketua....." gumam mereka bertiga secara bersamaan, mereka kehabisan kata-kata.

Lexia yang mendengar gumaman mereka bertiga pun memutar bola matanya malas, sebenarnya ia sudah muak dengan tingkah mereka betiga. Namun, apalah daya, hanya mereka bertiga yang selalu ada disisi Lexia.

Ia pun mematikan handphone dan memasukkan kesaku seragam, saat mendongak atensinya tertuju pada Xavier yang sedang memakan burger berukuran cukup besar.

Lexia memandang Xavier dengan intens dagunya ia tumpukan ditangan yang berada diatas meja.

Merasa ada yang memperhatikannya secara intens refleks Xavier mendongak dan tatapannya bertubrukan dengan tatapan Lexia.

Xavier menjadi terdiam dengan burger yang masih ia gigit, hingga tak sadar ia memakan dengan belepotan.

Lexia yang melihat itu berdecak kesal, kemudian mencondongkan badannya kedepan hingga mukanya sangat dekat dengan Xavier.

Xavier menahan napasnya saat wajah Lexia tepat didepan wajahnya, pikirannya sudah kalut.

Tak lama kemudian ada sebuah tangan yang terulur mengusap sudut bibirnya, ia tersentak.

Mereka yang semeja dengan Lexia juga Xavier melongo melihat perlakuan Lexia.

Beberapa saat kemudian Xavier tersadar, bahwa pelaku yang mengusap sudut bibirnya adalah Lexia.

"Lain kali kalo makan jangan buru-buru" bisik Lexia tepat berada dihadapan wajah Xavier, lalu Lexia memundurkan kembali badannya.

Blushh

Xavier menjadi blushing dengan perlakuan Lexia tadi, lalu menundukkan kepalanya malu.

Ia benar-benar dibuat tak berkutik dihadapan seorang gadis cantik yang notabennya ketua geng motor.

Lexia tersenyum jenaka melihat Xavier blushing, seseorang yang melihat interaksi tersebut mengepalkan tangannya.

🍷


🍷


🍷

Tin tin

Seorang bodyguard membukakan gerbang sesaat setelah Lexia membunyikan klakson, saat gerbang sudah terbuka barulah Lexia melajukan lagi mobilnya kehalaman Mansion.

Ia memarkirkan mobilnya sembarang, kemudian ia keluar dari mobil. Berjalan masuk kedalam Mansion, ketika ia hendak masuk kedalam langkahnya terhenti.

"Anu, non maaf tapi ini ada paket buat non Lexi" ucap seseorang yang menghentikan langkah Lexia, sembari menyerahkan sebuah paket yang ukurannya sebesar kardus, seseorang tersebut adalah mang Yayat.

Lexia mengambil paket tersebut, kemudian tersenyum tipis. "Makasih ya mang" ucap Lexia.

"Iya non sama-sama, yaudah kalau gitu saya balik jaga kedepan lagi ya non" pamit mang Yayat dan dijawab anggukkan kepala oleh Lexia.

Ketika mang Yayat sudah tidak ada lagi dihadapannya, ia kembali melangkahkan kakinya memasuki Mansion

Berjalan masuk kearah lift, ia menekan angka yang akan membawa dirinya menuju lantai tempat kamarnya berada.

Setelah memasuki kamarnya, Lexia menaruh paket juga tas sekolahnya disofa yang berada didalam kamar tersebut.

Lexia berjalan memasuki walk-in closet mengambil sepasang piyama berwarna maroon, kemudian berjalan masuk ke kamar mandi.

Beberapa saat setelah mandi, Lexia kini sedang duduk disofa dengan membuka paketnya yang ternyata berisi bahan-bahan untuk merakit senjata.

Lexia mengecek semua bahan tersebut, takut bila ada yang kurang. Saat semuanya merasa lengkap, ia berdiri kemudian berjalan dengan membawa bahan-bahan tersebut kesudut ruangan yang ternyata ada sebuah pintu rahasia.

Lexia masuk kedalam ruangan itu, lalu menaruh bahan-bahan yang nanti malam akan ia rakit. Setelahnya, ia berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Skip makan malam

Lexia dan beberapa bodyguard serta pelayan sedang makan malam bersama, beberapa saat kemudian Lexia telah selesai dan berlalu menuju kamarnya.

Saat masuk kedalam kamar, langsung saja ia memasuki ruang rahasia khusus untuk merakit senjata.

Lexia mulai merakit dengan serius, beberapa jam berlalu kini sudah memasuki tengah malam dan Lexia baru saja menyelesaikan rakitan senjatanya.

Lexia membuat beberapa pistol dan juga beberapa pisau lipat dari yang tumpul hingga lancip, ia kemudian menaruhnya dirak yang berada didalam ruangan tersebut.

Setelah membereskan semuanya, Lexia keluar dan berjalan menuju tempat tidur miliknya itu yang terasa nyaman

Ia merebahkan tubuhnya keranjang, matanya kian memberat lalu setelah itu Lexia pun terlelap menjemput alam mimpi.

DANGEROUS SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang