"pake ini.."
Chaeyoung yang masih terengah harus dibuat heran. Sekeras apapun Chaeyoung membujuk Mina akan selalu gagal. Perempuan itu terlampau keras kepala.
"mina, aku nggak mau kamu luka.."
Mina tersenyum. Tubuh terangkat. Tangan yang terikat mengalung. Bibir Chaeyoung dikecup. Ia tersenyum sekali lagi, "plis.."
Chaeyoung menggeleng, "kalo aku terlalu keras? atau kalo aku berlebihan gimana?".
Tubuh yang lebih besar didorong. Mina duduk bersila di depan Chaeyoung, "gini, kita buat kesepakatan, sebut aja 'safe word'. Kalo aku bilang red kamu harus berhenti, kalo aku bilang green kamu bisa lanjut, kalo aku bilang yellow kamu harus ngurangin, gimana?" Mina menaikkan kedua alis, berharap Chaeyoung memahami bahasanya. Namun, semua itu terdengar tabu bagi Chaeyoung karena lagi-lagi rasanya ia ingin tertawa, "kamu ngomong apa si mina".
"oh gosh.." Mina mendesah kesal. "tapi kamu paham kan? Chaeyoung plis jangan bikin makin runyam.. just do it okay?" Mina berharap wajahnya yang memelas akan menarik simpati kekasihnya, dan ia berhasil.
Chaeyoung menghembuskan napas pelan, "kamu mau aku ngapain?"
"destroy me?"
"orang gila!"
Chaeyoung mendorong Mina kasar, hingga terjatuh masih dengan tangan terikat. Ia meletakan tangan Mina di atas kepala, menekan kuat-kuat dan memastikan Mina tidak bisa menggerakan tangannya. Napas ditarik panjang, lalu dihembuskan bersamaan satu tamparan mendarat di pipi Mina. Erangan keluar dari mulut Mina.
Semakin senang Mina, Chaeyoung akan semakin brutal. Ada rasa direndahkan di hati Chaeyoung ketika melihat Mina terkekeh setelah ia pukul. Maka untuk membuat Mina berhenti tertawa, mulut kecil itu dibungkam dengan mulutnya. Lidah menjulur, bertaut bertukar ludah. Chaeyoung tak berhenti di sana. Satu tangannya mencekik leher Mina dan tubuh kekasihnya itu ditelungkupkan seketika.
Panas sekujur tubuh merembet hingga seluruh ruangan. Mina masih dengan tangan terikat, rambut menutupi wajahnya. Keringat dan liur bercampur menjadi satu. Tak ada suara yang keluar dari mulut Mina kecuali erangan dan desahan pada kepuasan yang ia dambakan. Setiap perlakuan Chaeyoung mampu menekan isi perutnya. Dan kini, kepalanya mendongak menahan rasa tercekat di leher berkat ikat pinggang berbahan kulit yang mengikat. Siapa lagi pelakunya jika bukan, Chaeyoung.
Chaeyoung menarik pegangannya, dan Mina persis seekor anjing untuknya. Berdiri dengan kedua lutut, bergoyang, tangan menarik tali layaknya berpacu dengan kuda.
--
Hati yang tak tenang terisi oleh pikiran sisa semalam perlahan pudar. Selimut tebal membalut kedua makhluk Tuhan. Satu tangan menjadi sandaran, satu lagi memeluk badan. Mina tertidur dalam dekapan Chaeyoung. "Min.. mina..?" Chaeyoung memanggil lirih, Mina menjawab dengan gumam. "kamu engga apa-apa?". Meski mata tertutup, Chaeyoung dapat merasakan senyum Mina di dadanya. "engga sayang, i love you.." pertama kali, kalimat yang baru pertama kali keluar dari mulut Mina selama mereka menjalin hubungan. Selalu ada sesal di hati Chaeyoung setelah melakukan hal yang tidak diinginkan. Ia pun bingung kenapa secara tidak sadar bisa melakukan hal semacam itu dengan Mina, "aku gatau harus gimana", tangan mengusap lembut lengan Mina. "bagus kok buat awalan.. haha" tawa menggema di seluruh ruangan, Chaeyoung hanya berdecak sebal. Sudah ia ketahui sesungguhnya bahwa gadisnya itu gila segila-gilanya.
"makan yuk, aku laper.." rengekan manja dari mulut Chaeyoung berhasil memunculkan kembali senyum Mina, "ayo.."
Mina bangkit, berlenggang mencari bajunya untuk dipakai kembali, sedangkan Chaeyoung hanya duduk memandangi kekasihnya. Chaeyoung memperhatikan secara detail tubuh indah milik kekasihnya dan ia menemukan sesuatu. Beberapa luka gores di bagian selangkang mungkin sudah sering ia lihat, tapi luka memar di atas pinggang bagian kiri, bekas luka di punggung belakang yang menyerupai petir cukup besar, Chaeyoung baru menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Dark (michaeng)
FanfictionSekuel dari "Let It Blue" Dipaksakan baca dulu yg Let It Blue ya gengs, engga panjang koks🤘 "I FOUND MY MASTER AND DISASTER" WARNING : GenBen