7. Pro(M)iscuous

277 20 7
                                    

Ini bukan pertama kali Ryujin dan Dahyun mendengar Mina dan Chaeyoung adu mulut dari balik ruangan. Entah sudah pertengkaran yang ke berapa dalam hari ini. Mereka yang sedang merapikan sekaligus membersihkan tempat duduk untuk acara pernikahan besok, merasa tak enak hati. Saat semua itu berlangsung, keduanya hanya saling melempar pandang lalu mengedikkan bahu.

Di lain pihak, Chaeyoung duduk, meletakkan tangan kirinya di atas meja. Wajah tanpa senyum, alis cenderung bertaut, ia sedang mendengarkan penjelasan tak masuk akal oleh Mina.

"Mina, kamu gausah muter-muter, aku cuma tanya kenapa kamu pake uangnya tanpa ngobrol dulu" desak Chaeyoung seraya mengetuk meja beberapa kali.

Mina beranjak dari kursinya. Tubuh disangga di atas meja dengan tangan kanan. "Aku harus ngobrol apa? Kamu juga gak ada kan?" Ia menaikkan bahu, membuat Chaeyoung menggeleng tak percaya.

"Kamu pake uangnya buat konsumsi meeting, buat ketemu klien, dan sebagainya yang kamu sebut itu, karena aku engga ada kata kamu? Aku ngga perlu ada Mina" Chaeyoung menghela napasnya sembari memijit keningnya sebelum ia mendongak, "pokoknya aku mau transparasi dananya, titik." Lalu ia keluar meninggalkan ruangan.

"Anjing!" umpat Mina lirih, kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas kursi.

Chaeyoung keluar dari ruangan itu dengan wajah masam menahan berangnya. Kegiatannya cukup padat, namun ia tetap berusaha menyempatkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Tapi, Mina justru membuatnya naik pitam. Ia langsung mengajak Ryujin dan Dahyun yang sedang menata dekorasi untuk lekas pergi bersamanya.

"Ayo Jin, Hyun, bentar lagi ujian.." Ia berjalan tanpa menatap dua orang itu.

Mendengar ucapan itu, otomatis Ryujin dan Dahyun menghentikan pekerjaan mereka yang belum selesai untuk menyusul Chaeyoung.

Karena kondisi tersebut, akhirnya Mina harus menerima kenyataan untuk membayar orang lain guna menyelesaikan pekerjaan itu dengan uang pribadinya.

--
--

Hari ini sudah terlalu banyak yang Chaeyoung pikirkan. Pekerjaan, hubungan pribadinya dengan Mina, hingga ujian proposalnya yang entah akan berjalan lancar atau tidak.

"Dahyun sama Ryujin nanti fokus aja ya, jangan terlalu dihafalin, mengalir aja" katanya pada Ryujin dan Dahyun yang sedang pemanasan.

Sebetulnya Chaeyoung beruntung karena telah mengambil langkah yang tepat dengan tidak melibatkan banyak pendukung.

Pertunjukannya dimainkan oleh dua aktor saja. Pemusik cukup dua orang, tata cahaya bisa ia lakukan sendiri, dan bagian artistik dikerjakan bersama Dahyun dan Ryujin. Tugas akhir yang harusnya megah, ia kerjakan dengan konsep minimalis. Setidaknya hal ini mempermudah sekaligus mempercepat prosesnya.

Sementara, satu-satunya sifat idealis yang masih ia pertahankan adalah gagasan naskah. Di mana banyak dialog-dialog kontroversial yang merupakan akar dari setiap masalah. Namun, ia tidak jera sedikitpun.

Waktu ujian akan tiba dalam beberapa menit. Chaeyoung sudah bersiap dan para aktor telah mengatur posisi di panggung. Dosen-dosen duduk berjajar dengan sekotak camilan di depan masing-masing dari mereka.

Musik mengalun halus, menjadi pembuka adegan di mana Dahyun menari dengan sehelai kain di tubuhnya. Chaeyoung berjaga-jaga, ia mengamati ekspresi para pengujinya selama adegan demi adegan berlangsung. Awalnya tidak ada masalah dengan mimik mereka, tapi lama-lama Chaeyoung sadar ketika ia menangkap dahi para penguji berkerut tepat pada adegan Dahyun dan Ryujin yang saling menelanjangi, bahkan hingga pertunjukan selesai.

Chaeyoung hanya mampu tersenyum miring dan menerima kenyataan atas apa yang telah ia perbuat. Selesai itu, satu persatu para pendukungnya turun panggung. Kini giliran ia berhadapan dengan para penguji.

Let It Dark (michaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang