6. Hardship

217 23 3
                                    

Beberapa minggu berlalu penuh kesibukan. Mina dan Chaeyoung dapat dikatakan berhasil dalam menegola tempat usahanya. Bahkan, pada setiap kesempatan, Mina akan selalu menerima dengan sifat rakus. Usaha yang ia bangun berjalan cukup pesat. Awal pertama ia membuat pengumuman pembukaan micha Convention Hall dengan Chaeyoung, lebih dari empat pesanan tempat berdatangan.

Semua itu ia setujui dengan dalih akan mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat. Nyatanya, saat ini ia mulai keteteran mengatur jadwal dan segala kebutuhannya. Apalagi bayi dalam kandungan ia tuduh mempersulit pekerjaannya. Jika saja Mina ingat Chaeyoung berkata untuk menerima dua acara saja dalam satu bulan, mungkin tidak serepot ini.

Di dalam ruangannya, Mina terus-menerus meremas perutnya yang mulai membuncit. Sejak pagi perutnya melilit tak karuan. Saat pertemuannya dengan pihak sponsor tadi, ia masih sanggup menahan. Tapi, sekarang rasanya setiap titik tubuhnya terbakar dan sakit sekali. Mina tak mampu menahan jenis sakit seperti ini. Segera ia merogoh saku dan menelepon kekasihnya, Chaeyoung.

Sementara Chaeyoung masih menyutradarai gaya keaktoran Dahyun yang kaku, harus terinterupsi oleh sebuah panggilan telepon.

"Bentar– Halo?"

Ryujin dan Dahyun memandang wajah Chaeyoung yang konsisten mengerutkan alis. Mereka tahu ada yang tidak beres dan tentu saja latihan hari ini pasti libur. Antara senang dan sedih, mereka senang karena Chaeyoung selalu memperlakukan mereka seperti anggota militer, sementara rasa sedih muncul kala mengingat itu dilakukan untuk kebaikan mereka.

"Kalian lanjut baca dan cari eksplorasi gerak yang beda. Aku cabut bentar, nanti balik lagi kalian presentasi in.."

Keduanya gagal bersorak 'yes', dan permintaan ini jauh lebih menyulitkan menurut mereka.

Chaeyoung tidak menunggu persetujuan, atau pertanyaan dari dua aktornya tentang permasalahan apa yang terjadi? dan mau kemana dia pergi?. Ia hanya pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi.

--

Di dalam bilik, atmosfer ketegangan akhirnya digantikan oleh senyum lega keduanya setelah mendengar diagnosis dari dokter jika Mina hanya kelelahan, dan mereka bisa pulang dengan tenang

Sesuai perkataan sang dokter, Chaeyoung berinisiatif mengantarkan Mina pulang ke rumah, tapi gadis itu menolaknya dan justru meminta untuk kembali ke kantor. Dari sini pertikaian itu terjadi di parkiran.

"Dokter udah bilang kalo kelelahan, terus sekarang disuruh istirahat gamau"

"Ya kalo aku istirahat yang ngurusin venue siapa? Kamu aja latian sama Dahyun Ryujin"

Merasa disalahkan, Chaeyoung tak mau membalas lagi. Ia memakai helmnya kasar dan menggendong tas milik kekasihnya yang berat, entah isinya apa, lalu menunggu Mina untuk segera membonceng di belakangnya. Dan pulang, Chaeyoung benar-benar mengantar Mina pulang.

Ia tak peduli punggungnya menjadi sasaran tinju oleh kekasihnya sepanjang jalan. Yang terpenting adalah janin dalam kandungan aman, dan Mina bisa beristirahat.

Mesin dimatikan, motor terparkir tepat di depan latar rumah kontrakan Mina, "Kamu apaan banget si! Balikin aku ke kantor!" masih di atas motor, Mina membentak seraya melayangkan satu pukulan di helm kekasihnya.

"Nurut sekali gak bisa kah? Istirahat, kamu gak sayang apa sama janinnya!" Chaeyoung membalas tak kalah keras. Mungkin saja tetangga bisa mendengar suara mereka.

Mereka berdua sama-sama lelah. Chaeyoung harus latian untuk tugas akhirnya. Mina sibuk dengan pekerjaannya, meski itu pekerjaan Chaeyoung juga. Jadi masalah sekecil apapun akan menjadi besar jika diungkit begini.

Setiap hari Chaeyoung rasanya selalu salah di mata Mina. Ia telat datang ke kantor, Mina marah-marah. Padahal mereka sudah membuat kesepakatan, di bulan pertama Chaeyoung tidak akan intens untuk masuk kantor. Tapi, entah kenapa Mina mengingkari kesepakatan itu.

Let It Dark (michaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang