3. Quarrel

234 24 3
                                    

Suasana seperti ini sudah ia rasakan lebih dari seminggu. Berpasang mata menatapnya. Beberapa orang berbisik-bisik. Dan ya, Chaeyoung hanya bisa bersikap seolah tak peduli.

Bagaimanapun ia ingin segera lulus. Menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Hari ini ia hendak menyelesaikan mata kuliah semester akhir. Ia berharap lulus lebih cepat, tak peduli berapa biaya yang harus dikeluarkan.

"loh chaeyoung masih kuliah ya.." salah seorang dosen berpapasan dengannya. Kalimat itu terdengar menyebalkan di telinga Chaeyoung. Ia berkali-kali harus menghadapi para dosen usil secara sabar. Jika saja itu bukan kampus. Ia berani berkelahi satu lawan satu.

"kak chaeng.." Ryujin berlari menghampiri.

"hey, selesai kuliah kah?" kata Chaeyoung.

"kosong ternyata.. btw tadi itu kak.. sini sini.." Ryujin merangkul Chaeyoung, di bawanya ke depan gedung. Mereka berdua duduk, Ryujin berbisik, "aku denger nama kamu tadi disebut-sebut di ruang dosen"

Chaeyoung menoleh, antara terkejut dan sudah tahu. Sungguh, ia tak ingin membuat masalah lagi, tapi nampaknya orang-orang menolak dirinya lolos dari masalah.

"kak chaeng!" Lia dan Yuna berlarian dari arah parkiran. Kehadiran Chaeyoung benar-benar memberi semangat bagi mereka. Sosok kakak yang mengayomi dan membantu permasalahan pribadi maupun perkuliahan adik-adiknya.

Lia dan Yuna di peluk bergantian. Mereka duduk mengelilingi Chaeyoung. Seperti menunggu sebuah cerita dari pendongengnya.

"terus ada apa lagi?" tanya Chaeyoung

"ya banyak kak, mereka pada tanya-tanya ga jelas lah pokoknya" Lia mengomel. Ternyata bukan hanya Chaeyoung yang terkena imbasnya. Semua teman terutama yang berkontribusi pada ujiannya ikut terseret pada gosip kemarin.

Chaeyoung merasa bersalah, tapi mereka justru berkata, "gapapa ih, emang mereka aja yang gak jelas"

Beruntung, Chaeyoung sangat beruntung memiliki teman seperti mereka. Suasana siang itu menggembirakan. Chaeyoung yang kembali, dan teman-teman lain berdatangan satu-persatu. Obrolan santai dibangun lagi. Namun, semua itu harus kandas ketika salah seorang dosen yang lain turun dari lantai dua, menghampiri mereka dan berkata, "Chaeng dipanggil Mister Bagong"

Mister Bagong adalah kepala jurusan mereka semua. Dan entah dari mana orang itu tahu jika Chaeyoung ada di sana.

Semua anak terdiam. Mereka khawatir terjadi sesuatu pada kakak tingkat tersayang. Tapi, Chaeyoung terlampau santai. Ia berdiri melepas rangkulan Ryujin, dan berjalan menaiki tangga menuju ruang kepala jurusan.

Pintu itu sudah terbuka lebar. Chaeyoung masuk setelah mengucap salam. Tak lupa membungkuk, kemudian menarik satu kursi untuk duduk.

Orang di depannya masih membaca koran. Wajah tua yang dinaungi kacamata harus tertutup kertas penuh berita. Tubuh berputar ke kanan kiri mengikuti arah kursi besarnya.

Chaeyoung tidak menyukai kata 'menunggu', maka dengan rasa percaya diri ia bertanya, "ada apa ya pak panggil saya?"

"oh, chaeng udah dateng ya.. haha maaf ya gue fokus baca"

Sumpah demi apapun Chaeyoung tidak bertanya.

"Jadi begini.." koran dilipat. Kedua tangan bertumpu di atas meja. Mister Bagong mencondongkan tubuh ke arah Chaeyoung. "kaya nya lo bakal kena DO chaeng"

"hah?" Chaeyoung terkejut, tapi jauh dari kepanikan, ia jujur ingin tertawa.

"kan saya engga ngapa-ngapain" lanjutnya.

Mister Bagong melepas kacamata, ia menghela napas pelan sebelum memutar kursinya ke kanan, "iya.. tapi kasus percobaan bundir aktor lo tuh udah nyebar kemana-mana, gue tau itu udah lama, tapi katanya di internet videonya viral"

Let It Dark (michaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang