1st

564 44 10
                                    

"selamat pagi mom."

Sapa salah satu gadis dengan rambut setengah pendek.

"morning." jawab wanita muda itu dengan senyuman yang sangat manis. "gimana tidurmu, nyenyak?"

Gadis itu mengangguk lembut. "dimana adikmu? belum bangun?"

Sebelum menjawab ia mengisi gelasnya menggunakan air putih. "seperti biasa, bergadang." jawabnya sambil menegakan air putih.

"moma. Hari ini, hari pertama kami masuk sekolah ya?" yang dipanggil moma itu menjawab dengan dehaman lembut.

"benar, maka dari itu kamu harus segera bersiap." ujarnya sambil membereskan sarapan yang baru saja selesai ia buat. "biar moma yang membangunkan adikmu."

"oke!" jawab gadis itu tersenyum, memperlihatkan taring di sisi giginya.

🪐

Hi, saya seorang wanita yang mengasuh kedua anak saya sendiri sejak mereka lahir. Si tertua tanpa ekspreksi, Hyunanda Kemal anak pertama saya, gadis dengan sejuta kepintaran, gadis yang mahir dalam semua bidang, sampai sekarang saya sendiri belum mengetahui kekurang anak ini saking sempurna nya dimata saya. Dan ada si bungsu yang sedikit beremosional, Sonic Hyezka adik kembaran Kemal, gadis yang... Ya tidak jauh hebat dari sang kakak hanya saja si bungsu ini cukup spesial karena keras kepalanya, susah diberi paham dan sedikit lebih bebas.

Sedangkan saya adalah Juan Kimandra. 16 tahun saya mengasuh kedua anak kembar saya sendiri, susah senang kami lalui bersama. Saya bersyukur dikirim kedua gadis manis ini selama 16 tahun saya hidup, mereka adalah satu-satunya alasan saya bertahan hingga saat ini.

Jangan tanya dimana sang ayah- ekhm, karena saya sendiri sejak lahir pun tidak pernah mengenal laki-laki yang biasanya menjadi cinta anak perempuannya.

Sedikit cerita soal saya saat seumuran mereka, saya benci -maaf, sangat benci dengan laki-laki. Melihat ibu saya yang selalu disakiti dan 'dimainkan' oleh laki-laki yang saya kenal sebagai 'paman', dipermalukan dikeramain dengan teman laki-laki saya. Meninggalkan jejak diotak saya jika semua laki-laki itu sama.

Mungkin kalian akan berpikir itu berlebihan, well up to you karena banyak hal lebih besar dari ini yang pernah saya alami, tetapi tentu saya tidak bisa menyebarkannya ya anggap saja ini rahasia yang tidak mudah untuk disebarluaskan.

Saking bencinya setiap diajak berbicara dengan 'mereka' yang bertangkai, saya tidak segan untuk menghajar mereka saat itu juga. Jahat? Freak? Haha saya pun sudah tidak perduli.

Dan ya pengalaman gelap saya ini lah yang membuat saya bertemu dengan anak-anak saya.

Singkat cerita saya berpacaran dengan dosen perempuan saat kuliah dan sering melakukan yang biasa dilakukan orang normal lainnya saat berpacaran, dan tiba lah ditahap beliau mengajak saya melakukan 'donate sperm' dengannya.

Saya sangat ingat betul bagaimana nikmatnya melakukan itu bersama beliau, akan tetapi ini terlalu jauh dari pikiran saya dan tentunya masalah yang lebih berat sudah menanti kami di masa depan.

Padahal saat itu beliau yang memohon untuk melalukan donate sperm, bahkan sampai memohon.




"sayang." saya menatap beliau dengan senyum tulus. Saya begitu mencintai beliau, pada saat itu.

"aku pengen deh kita punya anak." ujarnya kala itu yang cukup membuat saya terkejut.

Sugar Mom?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang