"gimana rapatnya? Ngomongin apa aja? Keliatan serius gitu sampe cuman kalian berdua aja yang rapat." tanya wanita dengan berbahu lebar.
"rapatnya... Oke?" jawab sang atasan dengan ragu.
"saya udah baca semua berkasnya, dan jelas perusahaan mereka bagus banget. We should take them boss." ujar wanita yang menjabat sebagai sekertaris saat ini.
Terdengar helaan nafas dari sang atasan. "I know, I know." wanita yang bertubuh lebih pendek itu menjawab dengan pikiran yang sedang terbagi.
"I want them, but I can't let you meet her again." lanjut Hazel, didalam hatinya.
Juan melihat sahabat sekaligus sang atasannya yang terdiam, wanita itu terkekeh pelan. "okay, okay. Anda boss nya, semua pilihan ada di anda, bukan? Apa pun keputusannya anda itu Hazel, semua keputusan anda itu tidak pernah salah tembak."
Hazel yang mendengar itu pun tertawa pelan.
should I?
"ohh iya, Shan ngajak ngopi, seharian ini lo kosongin pikiran lo dulu aja sama kita, biar 3 hari lagi bisa memutuskan pilihan yang tepat. Oke?"
Hazel berdeham sebagai jawaban.
Menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya ini bukan hal yang buruk melainkan sangat menyenangkan, Juan benar Hazel perlu mengosongkan pikirannya terlebih dahulu sebelum memilih apa Ia harus egois menerima perusahaan itu untuk bekerja sama dengan perusahaannya atau menolak mereka yang tentu akan berdampak cukup besar untuk perusahaan nya.
Harus ada yang dia korbankan.
"well, selagi di perusahaan semuanya aman, lebih baik gak usah gue terima nanti."
Mungkin itu yang ada dipikiran Hazel, Ia berpikir tanpa tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
________
"loh, saya datang kecepatan ya?" tanya Hazel kepada salah satu karyawan disana.
"tidak, atasan saya sedang dikamar mandi." jawab karyawan tersebut.
"ditunggu sebentar, mari."
Hazel hanya menatap pria dihadapannya ini dengan datar, dan karena tidak mau berfikiran yang aneh wanita itu akhirnya dengan elegan meminum minuman yang sudah mereka siapkan.
Selama beberapa menit Hazel menunggu dan akhirnya orang yang ingin Ia jumpai akhirnya tiba. Hazel sangat bersemangat karena salah satu perusahaan besar dikota ini mengajak dia bekerja sama, tetapi disisi lain wanita itu juga gugup akan siapa atasan mereka yang mengajukan rapat bersamanya.
"selamat siang, bu Hazel. Maaf atas sedikit keterlambatan."
Wanita itu menoleh perlahan ke seseorang yang telah memanggil namanya.
Hazel menyiapkan senyuman hangatnya, tetapi setelah itu Hazel kehabisan kata-kata setelah melihat siapa yang telah mengajak dirinya bekerja sama.
"sudah lama, ya?" Hazel terdiam cukup lama saat wanita di depannya ini menatap Ia dengan senyuman yang persis seperti tahun-tahun lalu.
Rasanya Hazel sangat ingin berlari lalu berpelukan dengan wanita dihadapannya saat ini, tetapi itu tidak akan terjadi setelah Ia mengingat apa yang wanita ini perbuat terhadap sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mom?
FanfictionCerita seorang wanita dengan 2 anak gadis jagoannya, tinggal seatap tanpa seorang ayah? Ya jelas siapa juga yg mau menikah dengan laki-laki pikir Juan. Lebih baik tidak sama sekali, bukan? Tetapi seorang wanita karir yang dulu pernah meninggalkan ny...