"hai kembar!" sapa Shan dengan lembut.
"hey tan!" jawab anak kembar itu bersamaan.
Shan merubah raut wajahnya dari tersenyum menjadi muka datar. "tan, tan, setan lo pikir." celoteh wanita itu tidak terima.
"anak lo nih! tengil bat dua-duanya." adu wanita itu setelah melihat Juan datang dari dapur dengan membawa beberapa camilan.
"ya kelakuan lo 11-12 kan sama setan." jawab Juan acuh.
Shan hanya diam dan mengomel tanpa suara. "lo mau ngapain lagian kesini? jam segini lagi?" tanya Juan penasaran.
"gak boleh? ngusir?" tanya Shan sewot.
Juan tertawa pelan kenapa sahabatnya yang satu ini selalu sensitif dengan hal kecil?
"iya." jawab Juan bercanda. "oke, gue balik ya." Shan berdiri dari duduknya lalu melangkah melewati keluarga kecil itu dari ruang tamu.
Juan hanya tersenyum jahil tanpa ada rasa bersalah.
Pintu utama terasa sudah dibuka dengan sahabatnya itu Juan pun dengan santai mengambil beberapa camilan dan menikmatinya sambil menonton si kembar bermain ps. Keduanya telah selesai belajar jadi Juan tidak masalah dengan itu.
Tidak selang beberapa menit suara pintu pun kembali berbunyi. "yakin lo gak penasaran kenapa gue kesini?" tanya Shan kembali kedalam ruang tamu Juan.
Tawa Juan pecah, Shan selalu seperti ini. "ayo ikut." ujar Juan melangkah menjauh dari kedua anaknya dengan beberapa camilan ditangannya.
Setelah dikiranya agak jauh dari tempatanak-anak wanita itu pun membuka suara kembali. "kenapa sih?" tanya Juan penasaran.
Shan dengan cepat merubah rautnya kembali menjadi serius. "oh! itu, gue mau bilang kalo gue ketemu sama Jiwa Ju!" ujar Shan dengan semangat.
Juan tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. "seriusan lo?" tanya wanita itu tidak habis pikir.
"gak mungkin lah gila! lo salah liat kali." jawab Juan tidak mau terlalu senang dulu.
"lo ngerendahin mata gue? ya oke, emang gue tadi sedikit tipsy tapi gue bisa liat dengan jelas kalo itu dia Ju. Gue yakin itu dia." jawab Shan dengan nada serius.
"nah kan gak mungkin, lo ketemu dia di bar mana? gak mungkin Jiwa ke bar gila." ujar Juan masih tidak percaya.
Shan membuang pandangannya dengan malas. "iya gak di bar, tapi deket bar setelah gue mabok sama..."
Juan mengangkat satu alisnya penasaran. "sama....?"
Shan terdiam sebentar lalu terkekeh malu. "lo paham lah." jawab wanita itu dengan menggaruk belakang lehernya dengan perlahan.
Juan menatap sahabatnya itu dengan disisi bibirnya yang terangkat sebelah. "iya paham kok, paham." jawab Juan mengangguk dengan cepat.
"iya gitu, untung aja dia gak liat gue sama cewek lain." ujar Shan bersyukur.
"lah, masalahnya lo sama cewek lain kenapa? emang lo berdua ada hubungan apa? semenjak Jiwa pergi aja lo berdua lost contact." jawab Juan yang membuat Shan terdiam seribu kata.
"jangan gitu ah lo, mana gue liat dia pegangan tangan sama cowok." ucap Shan dengan wajah yang disedihkan.
Juan tersenyum tipis mendengar itu. "ya bisa aja itu tunangannya." jawab Juan asal, dan itu membuat Shan berkali-kali memukul bahunya dengan kasar.
"kenapa gila?" protes Juan.
"ya jangan lah... kan dia udah janji mau ngelesbi terus bareng gue." jawab Shan bergumam yang masih bisa di dengan jelas dengan Juan.
"gila." Juan hanya tertawa mendengar keluhan sahabatnya itu.
Setelah itu keduanya terdiam sejenak.
"tapi Ju. Gue mau serius sama dia, kalo dia mau ketemu gue lagi, gue ajak nikah terus cari anak asli." ujar Shan tiba-tiba yang membuat Juan sedikit terkejut.
"stress lo? masih mabok? hah?" jawab Juan heran.
"gue serius Ju." Shan menatap Juan dengan serius. "Hazel sama kak Viana bakal nikah nanti dan mereka juga udah dapat anak, terus lo juga udah punya anak kembar tinggal cari istri baru lagi, dan masa gue ditinggal sendiri anjing." keluh Shan dengan wajah melas.
"kalo gitu kita nikah aja, pas kan? gue udah ada anak ini." jawab Juan dengan semangat.
"ohh iya, kok gue gak kepikiran ya?" Shan menatap sinis sahabatnya itu.
"kepikiran... kalo lo, emang gak bisa di ajak serius." protes wanita itu kesal.
"siapa yang bercanda njir?" jawab Juan dengan wajah yang berubah ikut serius.
"ye anjing, gak doyan gue sama lo." jawab Shan emosi.
Juan hanya tertawa sebagai jawaban. "kenapa takut sendiri? bukannya cadangan lo banyak?" sindir Juan.
Wanita di depannya ini membuang nafas kasar. "gue udah janji sama diri gue sendiri Ju, kalo misalnya Jiwa cuman satu-satunya cewek yang gue seriusin." jawab Shan.
Juan mengangkat sebelah alisnya. "kalo lo serius dari Jiwa masih bareng kita seharusnya lo gak main sana-sini." ujar Juan ketus.
"iya iya gue tau dulu gue salah banget, tapi lo tau lah... itu kan kesenangan masa muda aja, gak akan keulang lagi kalo udah tua." jawab Shan beralasan.
"alasan lo jelek. Lo sekarang udah tua pun tetap main sana-sini." Juan menjawab dengan nada yang serius.
"gue main sambil nunggu dia, lo tau itu kan."
Juan menggelengkan kepalanya pasrah, ya sifat buruk sahabatnya ini adalah suka main sana-sini. Bahkan sanggup membayar mahal hanya untuk menemaninya dibar.
Disaat uang gaji Juan dan Hazel cair karena kebutuhan keluarga, sedangkan Shan ya begini... menghamburkan uangnya untuk senang-senang.
"gue ada nomer Jiwa, gue mau lo belajar dari kesalahan." jawab Juan dengan malas.
Wanita itu membuka benda perseginya lalu mengirim sebuah kontak untuk sahabatnya itu.
"gue gak mau diantara kalian ada yang menyakiti, paham?" lanjut wanita itu dengan intonasi serius.
Shan mengangguk dengan semangat, senyumnya memekar seketika. "kenapa gak dari dulu lo kasih tau ke gue kalo lo punya nomer dia??" ujar Shan masih dengan senyuman.
"gue cuman ngehargain perasaan Jiwa aja, dan kita berdua masih suka kirim pesan kesatu sama lain kok." jelas Juan santai.
Shan membuka matanya tidak percaya. "jahat loo!! Kenapa gue gak tau!" pekik wanita itu kesal.
Juan mengangkat kedua bahunya tidak perduli. "perbaiki sikap lo, gue gak mau lihat lo main sama wanita murahan lo ya."
Shan mengangkat sebelah alisnya bingung. "gue gak pernah main murah ya asal lo tau, diatas 5 juta terus bos." jawab Shan tidak malu.
"najis deh, berapa pun harganya kalo badan lo dibayar untuk kesenangan itu tetap aja murahan." jawab Juan ketus.
Shan hanya mengangguk tidak perduli, yang penting sekarang Ia sudah memiliki kembali kontak wanita yang Ia tunggu selama beberapa tahun ini.
________
hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mom?
FanfictionCerita seorang wanita dengan 2 anak gadis jagoannya, tinggal seatap tanpa seorang ayah? Ya jelas siapa juga yg mau menikah dengan laki-laki pikir Juan. Lebih baik tidak sama sekali, bukan? Tetapi seorang wanita karir yang dulu pernah meninggalkan ny...