"lama banget mom?" tanya Kemal memasuki mobil kursi bagian depan.
Juan menatap kedua anaknya lalu terkekeh pelan. "maaf, moma tadi selesainya barengan sama jam pulangnya kalian, terus dijalan juga agak macet." jelas Juan dengan bibir yang dimajukan. Melihat itu Kemal dan Hyezka memasang wajah jijik lalu tertawa bersamaan.
"iya, gapapa mom." jawab Hyezka yang duduk dikursi belakang sendirian.
Juan berdeham lalu tangannya mulai menyalakan mesin mobil yang berwarna merah itu.
"tadi kamu jalan sama siapa?" tanya Hyezka disela-sela kegiatan di dalam mobil. Juan dan Kemal menatap si bungsu dengan menghadap belakang.
"oh iya, tadi moma juga mau tanya itu." tambah Juan yang kini beralih menatap Kemal.
Si sulung yang ditatap penuh pertanyaan pun ikut menatap tetapi kearah atap mobil, sedang berfikir karena seinget dia tadi gadis itu saat menghampiri kembarannya ia berjalan sendirian. "aku gak ada jalan sama siapa-siapa?" jawab Kemal dengan nada balik bertanya.
"loh? halu? ada cewe rambut hitam agak pendek dibelakang kamu, dia ngikuti kamu terus tapi waktu kamu deketin aku dia langsung berhenti ngikutin kamu." jelas Hyezka ikut bingung.
Kemal menaikan kedua alisnya. "apa sih gak usah nakutin, aku sendirian kok." jawab Kemal agak sewot. "tapi moma dari jauh juga liat." tambah Juan ikutan bingung, wanita itu belum jadi menjalankan si merah.
Wajah Kemal benar-benar kebingungan sekarang "masa sih?"
"yaudah lah, mungkin kamu gak sadar karena dia dibelakang kamu." ujar Hyezka akhirnya tidak ingin melanjutkan percakapan. Juan dan Kemal mengangguk setuju, barulah wanita anak dua itu melajui kendaraanya.
"kalian ingin makan dimana?" tanya Juan ditengah perjalanan. "pizza!" jawab kedua anaknya bersamaan. Jelas kembar, memiliki kekuatan batin yang kuat.
Juan tertawa kecil mendengar kekompakan itu. "oke, kita makan pizza hari ini." jawab Juan semakin melajui kendaraanya. Tentu kedua anak gadisnya berteriak semangat mendengar itu.
Tiba lah mereka disuatu restoran pizza langganan mereka. "hari ini kalian makan sepuasnya ya." ujar Juan duduk dimeja tempat mereka biasa duduk. Kemal dan Hyezka tentu mengangguk dengan semangat, pas sekali mereka tadi tidak terlalu banyak jajan di kantin sekolah.
Tangan Juan terangkat keatas memberi sinyal untuk pelayan. "selamat siang." sapa sang pelayan dengan senyuman lebar. "siang, paketan seperti biasa ada kan?" tanya Juan sambil tersenyum kearah pelayan.
"tentu, pesanan seperti biasa ya. Ada yang ingin ditambah lagi?" tanya pelayan itu. "sama dua botol air putih deh untuk tambahannya." jawab Juan.
"baik ditunggu ya." ujar pelayan tersebut lalu meninggalkan meja Juan dan anak-anaknya.
"mom. Kan tante Viana cantik, baik, pekerja keras, uangnya ngalir terus, penyabar, pokoknya sempurna lah." ujar Hyezka tiba-tiba setelah melihat kepergian sang pelayan. "hmm, terus?" ujar Juan bingung.
"emangnya moma gak mau?" lanjut Hyezka yang membuat Kemal yang sedang memainkan ponsel jadi tersedak oleh air liurnya sendiri, begitu pun Juan yang sama tekejutnya mendengar sang bungsu berbicara seperti itu.
"kamu yang benar aja." tegur Kemal, sedangkan Hyezka hanya tertawa bodoh setelah berpikir kembali apa yang barusan ia bicarakan.
Juan tersenyum mendengar semua ocehan si bontot. "hmm, emang benar kok sama apa yang kamu bicarakan tadi, kak Viana emang sesempurna itu." jawab Juan sambil menatap Hyezka yang juga sedang menatapnya. "tetapi itu gak mungkin terjadi. Kamu kan tau kak Viana itu udah ada pacar, kalau gak ada mungkin tanpa kamu saranin moma udah kejar dia duluan." lanjut Juan lalu tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mom?
FanfictionCerita seorang wanita dengan 2 anak gadis jagoannya, tinggal seatap tanpa seorang ayah? Ya jelas siapa juga yg mau menikah dengan laki-laki pikir Juan. Lebih baik tidak sama sekali, bukan? Tetapi seorang wanita karir yang dulu pernah meninggalkan ny...