"lama amat lo." protes Shan saat Juan baru saja memasuki ruangan khusus untuk mereka.
Juan tidak menjawab Shan, wanita itu bernapas lega saat melihat sahabat-sahabatnya yang hadir hari ini.
Hazel tertawa dengan lembut. "cari siapa sih?" ledek wanita dengan pakaian serba formal itu.
Juan tersenyum sinis mendengar itu. "iya-iya bos besar." jawab wanita itu juga dengan nada ledekan. Tentu Hazel mengekurtkan dahinya kesal. "terus aja terus, bisa gak sih kalau lagi kumpulnya kita aja, gak usah kaku gitu." omel Hazel.
Viana sedari tadi hanya tersenyum tipis menatap sahabat-sahbatnya. "udah lama ya." ujar Viana dengan lembut, dengan cepat ke-tiga wanita lainnya mengalihkan atensi mereka hanya untuk Viana.
"rasanya baru aja kemarin." lanjut wanita itu. Lalu wanita tertua itu berdiri dari duduknya dan mulai memeluk satu persatu sahabatnya.
"iya, gak kerasa kita udah temenan lama banget." tambah Shan sengaja dilamakan saat Viana memeluk dirinya. Hazel menatap sinis wanita dengan rambut merah itu dari balik kacamatanya.
"kangen ci Vianaaaa." tambah Shan dengan intonasi dilebih-lebihkan. Kedua tangannya dengan disengajai memeluk Viana dengan erat dan tidak berniat melepaskan pelukan dari Viana.
"cih, gue potong juga gaji lo." ucap sang atasan dengan kesal. Tangannya dengan cepat menarik bahu Viana dari dalam dekapan sahabatnya.
Wajah Shan berubah cepat menjadi panik. "elah, lebay lo ancemannya." jawab Shan. Hazel menatap ketus sahabatnya dan tidak menjawab Shan, kedua tangannya ia rubah menjadi memeluk tubuh kekasihnya itu dari belakang seakan tidak boleh seorang pun menyentuh apa yang ia miliki saat ini.
Viana hanya tertawa polos saja karena jadi bahan rebutan, padahal ini bukan yang pertama kalinya. "kenapa sih yang?" tanya Viana gemas. Ya karena siapa sih yang tidak gemas saat melihat seorang atasan yang ditakuti ratusan karyawannya tetapi akan bertingkah seperti anak kecil yang tidak ingin permen miliknya diambil oleh seseorang, yup seperti Hazel saat ini.
Sedangkan Juan hanya diam menyaksikan itu semua, ia sudah mendapatkan pelukan hangat dari Viana jadi dia tidak perlu banyak berkomentar atau nanti gajinya betulan akan di potong dengan Hazel seperti apa yang wanita itu tadi katakan kepada Shan. Karena jujur saja Hazel jika sudah mengatakan sesuatu tidak akan pernah main-main. Selamat ya Shan atas potongan gajimu.
Sudah 30 menit berlalu, mereka saling menceritakan kisah yang memang mereka ingin ceritakan, mulai menjuliti Shan yang memiliki banyak stock cewek atau cowok untuk permainannya, lalu lanjut menyuduti Shan yang hubungannya tidak ada kejelasannya dengan Jiwa, masalah perusahaan, anak Juan si kembar Kemal dan Hyezka, pernikahan Hazel, Viana. Dan banyak lagi.
"rencana nikah dimana?" tanya Juan kepada dua pasangan di depannya ini.
"ya disini aja lah, nanti kalau diluar negeri nanti kalian gak mampu buat bayar tiket pesawatnya." canda Hazel.
Shan menatap atasannya itu dengan mata yang tidak percaya. "gaji gue jadi Manager di perusahaan La Maison sih 50 juta per-bulan, yaa cukup lah buat dateng kepernikahan ATASAN gue itu, gak tau deh kalau si sekertaris atau biasa disebut budak ATASAN gue."jawab Shan dengan nada ejekan.
Juan membuka mulutnya heran, dia harus ikut nimbrung ke scenario sahabatnya nih?
"ya saya disini sebagai sekertaris gak mau terlalu sombong lah ya walaupun gak sebesar anda, 30 juta juga sudah cukup sih sebenarnya, belum lagi bonus dan jangan lupa ATASAN kita yang baik hati ini suka tiba-tiba kasih bonus lebih 10 sampai 7 jutaan, jadi ya masih mampu lah buat datang ke pernikahan ATASAN saya kalau pun harus diluar negeri." ujar Juan akhirnya ikut kedalam drama milik Shan. Viana tertawa lepas, sudah menjadi kebiasaan sahabat-sahabatnya ini untuk saling meninggikan diri di depan atasan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mom?
FanfictionCerita seorang wanita dengan 2 anak gadis jagoannya, tinggal seatap tanpa seorang ayah? Ya jelas siapa juga yg mau menikah dengan laki-laki pikir Juan. Lebih baik tidak sama sekali, bukan? Tetapi seorang wanita karir yang dulu pernah meninggalkan ny...