13 || Jo Vandra

17 6 0
                                    

Jovan mengernyit. Sejak awal ia memang hanya ikut-ikutan saja. Tapi, melihat reaksi Elio, sepertinya kalimat yang dikatakan oleh Bella memang diluar dugaan. Sekarang, bagaimana ia harus bereaksi?

"Ini adalah kebenaran yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri" Bella melirik Elio yang kini tengah kebingungan. "Sebenarnya kemarin saya baru bertemu dengan Catrina di uks. Sebelum itu saja mengikutinya dari belakang dan melihat Catrina masuk ke dalam ruang kelas. Ia tampak meletakkan sesuatu di tas Kirana. Karena curiga, saya hendak memastikan apa yang saya lihat, namun Theo lebih dulu datang dan menegur tindakan saya"

Elio menegup ludah gugup. Adiknya itu berniat menggali kuburannya sendiri. Tangannya mengepal, disaat seperti ini kenapa Theo justru tak mencegah dan hanya diam?

Bella membungkukkan tubuhnya. "Saya benar-benar minta maaf untuk semua tindakan yang saya lakukan. Awalnya saya ingin menemui Miss Diana untuk menyampaikan isi pikiran saya, namun rupanya tindakan saya ini sudah didahului oleh Elio dan Theo. Saya rasa tidak seharusnya Elio mendapat surat peringatan Miss. Yang saya inginkan bukanlah ganti rugi atas rusaknya barang pribadi saya melainkan keadilan untuk Adelio"

Jangankan suara bisikan. Kalimat panjang yang terlontar dari mulut Bella justru membuat semua orang mematung tak percaya. Mereka berpikir betapa jahatnya seorang Catrina. Ah, bukan. Tapi betapa kerasnya cara Bella menegur.

"Lalu, kenapa Elio justru mengaku dialah yang mencuri kalung Catrina dan Theo mengaku memasukkan kalung itu ke tas Kirana? Kalian berusaha menipu guru galian sendiri?" tuding Miss Diana.

"Saya tidak berbohong Miss" jawab Theo tenang. "Sejak awal saya memang menemukan kalung itu dan memasukkannya ke saku tas Kirana dibagian depan. Setelah mendengar tentang pencurian kalung, saya berpikir saya turut andil dalam masalah itu karena bisa saja saya meletakkan kalung di tempat yang salah" tatapan Theo kini beralih pada Kirana. "Bagaimana jika kau mengecek saku bagian depan tasmu? Jika kau memang tak menyentuhnya semalam dan itu benar kalungmu maka pernyataanku tak bisa dianggap sebuah kebohongan"

Kirana melirik Miss Diana, meminta persetujuan yang langsung dibalas anggukan oleh guru muda itu. Dengan gerakan kaku Kirana mulai menggeledah saku tas bagian depannya dan mengeluarkan barang yang ada dalam saku itu. Matanya terbelalak ketika menemukan kalung kesayangannya ternyata berada dalam saku depan tasnya. "I... Ini benar kalungku"

Theo tersenyum tipis ketika tatapannya bertemu dengan manik kecoklatan milik Bella. Majikannya itu juga terlihat kaget. "Jika Miss Diana masih tak percaya, Miss Diana bisa mengecek CCTV kelas" pemuda itu menunjuk CCTV yang memang diletakkan di sudut kelas. "Bukankah CCTV bisa dijadikan bukti yang akurat?"

Miss Diana nyaris tak bisa berkata-kata. Bagaimana bisa-bisanya ia lupa bahwa tiap kelas telah diberikan CCTV sebagai penunjang keamanan? "Baiklah. Ibu akan memeriksa CCTV untuk mengetahui kebenarannya, tapi Elio, kenapa kau mengaku mencuri kalung Catrina? Kau tau sendiri aturan akademi ini, mendapat surat peringatan lebih dari dua kali akan membuatmu dikeluarkan" ujarnya jengkel. Guru muda itu menatap Elio nyalang. "Ibu bisa menarik surat peringatanmu dan menggantikannya dengan hukuman biasa jika kau punya jawaban logis"

Elio mengusak belakang kepalanya yang tak gatal. Sekali lagi ia mencuri pandang ke arah Bella. Sialan, gadis itu justru menyeringai tipis seolah tengah mengejeknya. "Saya menyukai Kirana" jangankan semua orang, bahkan Elio sendiri kaget dengan ucapannya. Telinga pemuda itu memerah karena malu.

Pernyataan Elio mengundang gelak tawa semua orang. Miss Diana menghela napas panjang. Belum ada satu bulan tapi anak-anak didiknya sudah membuat banyak masalah. Alasan apa itu? Cinta? Apa anak jaman sekarang telah dibutakan oleh cinta? "Semuanya diam!" seruan tegas  dari guru muda pengampu mata pelajaran bahasa itu berhasil membungkam tawa semua orang. Beberapa dari mereka langsung memasang wajah serius. Wali kelasnya yang sangat menyenangkan itu tiba-tiba saja marah. Siapa yang tak takut?

CROWN WEARERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang