21|| Layu

12 4 0
                                    

Awas Typo!
.
.

Bagi Isabella menikmati malam dengan duduk di rerumputan halaman sayap kanan sembari memakan sandwich buatan Theo adalah suatu momen berkesan. Gadis berparas cantik itu mengambil potongan sandwich ketiganya. Setelah serangkaian kejadian yang melelahkan akhirnya ia bisa makan dengan tenang. "Sejujurnya aku mempasrahkan semuanya didetik-detik terakhir, Theo"

Ucapan pelan itu dibalas oleh kekehan dari Theo. Apa Isabella serius mengatakan hal itu dengan mulut penuh? Gadis itu terlihat lucu karena pipinya yang menggembung.

Isabella menelan makanannya. "Aku serius" gadis itu menepukkan kedua tangannya setelah sandwich di tangannya habis lantas merebahkan diri begitu saja di rerumputan tanpa alas apapun. Matanya menatap lekat ke langit tanpa awan. Sungguh ia tak bercanda. "Aku memikirkan banyak hal ketika kau tidak ada. Setelah bergelut dengan pemikiranku sendiri, kupikir tidak ada salahnya jika kau pergi ke luar negeri"

Senyum Theo seketika pudar. Pemuda itu refleks menoleh ke arah Bella dengan ekspresi bertanya-tanya. "Kau membuangku, Isabell?" Setelah semua yang terjadi? apakah gadis itu tidak tau bagaimana perjuangannya selama beberapa hari ini?

"Aku merasa bersalah. Kau seperti burung yang berada dalam sangkar dan tidak bisa terbang. Kau memiliki bakat, potensi dan kemampuan. Kau jauh lebih mampu daripada aku ataupun Elio. Namun sayangnya aturan dalam keluarga ini justru mengekangmu. Aturan itu membuatmu tak bisa melampaui kami. Aku pikir jika kau keluar negeri maka kau akan bebas. Setidaknya ayah akan memberimu pendidikan yang layak disana" dari sudut matanya Bella dapat melihat Theo yang menatap lekat kearahnya. "Tapi disisi lain aku merasa lega" Jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam Bella merasa senang. "Aku masih diberi kesempatan untuk tetap bersama--"

"Aku tidak akan pergi" Theo menggenggam tangan Bella. Menatap gadis itu dengan penuh kesungguhan. "Kecuali kau benar-benar memintanya aku tidak akan pernah pergi. Tapi, meski begitu aku pasti akan kembali. Karena itu..." pemuda itu mengeratkan genggaman tangannya. "Karena itu kau tidak perlu khawatir. Jika aku diharuskan berada jauh darimu kupastikan aku akan kembali cepat atau lambat sebagai Theo Hartigan yang sudah kau kenal. Ini adalah janjiku. Seorang Kaillo tidak pernah mengingkari janjinya"

Ucapan manis dari mulut Theo berhasil membuat Isabella tersenyum. Ia percaya Theo tidak akan pernah mengingkari janjinya. Bukan karena Theo adalah seorang Kaillo, tapi karena Theo adalah Theo yang rela melakukan apa saja tanpa pikir panjang jika itu menyangkut tentangnya. 

"Kau--"

Bugh!

Baru saja Isabella hendak mengucapkan beberapa patah kata, Eliosudah datang lebih dulu menarik kerah Theo dan memukul wajah pemuda itu dengan tinjunya tanpa ampun. Seketika Isabella menjerit kaget. Gadis itu takut tapi instingnya mengatakan Theo tidak akan selamat jika Elio tidak berhenti. Maka hanya dengan mengandalkan tekat dan secuil keberaniannya Isabella mendorong tubuh sang kakak kemudian menjadikan dirinya sebagai tameng Theo. Gadis itu menatap nyalang ke arah Elio yang wajahnya sudah memerah. 

"Kumohon jangan ikut campur Isabella. Pergilah sebelum kau terkena dampak dari kemarahanku" tak takut, Elio membalas tatapan nyalang sang adik dengan tatapan tajamnya.

Nada bicara Elio tampak berbeda dari biasanya. Theo merasakan sebuah ancaman. Dengan setengah kesadaran yang tersisa Theo segera bangun dan menarik Isabella ke belakang tubuhnya, namun gadis itu segera menepis tangannya dan kembali merentangkan tangan di depannya, memasang tubuhnya sebagai tameng untuk melindunguinya dari Elio.

"Jika berani, pukul saja aku. Maka akan kupastikan ayah menendangmu dari kediaman malam ini juga" Ujar Isabella dengan lantang. Pupil matanya bergetar namun tak terdengar sedikitpun gentar di nada bicaranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CROWN WEARERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang